Chapter Seven - Sergio Zachary

69.7K 2.1K 82
                                    

I don't wanna live forever
Zayn | Taylor Swift


"Andaikan Sergio benar-benar nyata," gumamku untuk kesekian kalinya dan seperti sebuah permohonan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andaikan Sergio benar-benar nyata," gumamku untuk kesekian kalinya dan seperti sebuah permohonan.

Aku menunggu cukup lama untuk terjadi suatu keajaiban dari buku usang ini. Perkataan nenek itu masih teringat jelas di pikiranku. Buku ini akan mengabulkan tiga permintaan. Aku sudah menuliskan permintaaku. Aku meminta pria seperti Sergio ada di dunia nyata.

Sepertinya aku telah salah memercayai hal-hal aneh ini. Mana mungkin sebuah buku usang dapat mengabulkan permintaanku. Ini era modern, bukan zaman dahulu. Aku seharusnya tidak percaya dengan hal aneh seperti ini.

Bukan Sergio yang datang, melainkan hujan dan petir yang hadir secara bersamaan. Akhir-akhir ini memang sering turun hujan, membuat suasananya menjadi agak dingin. Apalagi angin yang tiba-tiba berembus kencang membuatku sedikit kedinginan. Aku langsung menutup jendela kamarku yang semula terbuka.

Aku mematikan lampu dan memilih untuk tidur karena malam sudah semakin larut. Besok aku harus bangun pagi untuk sekolah. Aku memakai selimut yang cukup tebal untuk menghangatkan tubuhku.

***

Suara petir yang sangat keras berhasil membangunkanku dari mimpi. Suaranya yang sangat keras membuat terkejut. Jarang ada petir dengan suara keras seperti ini.

Tenggorokanku terasa kering. Aku lupa mengambil air minum sebelum tidur. Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil air, setelah itu kembali ke dalam kamar untuk melanjutkan tidurku.

Saat masuk ke dalam kamar, jendela kamarku terbuka dengan sendirinya. Menyebabkan angin malam yang dingin masuk ke dalam kamar. Angin yang cukup kencang membawa beberapa bulir air hujan masuk.

Aku menutup pintu kamarku terlebih dahulu sebelum menutup jendela. Saat aku membalikkan badan, tiba-tiba ada sosok bayangan hitam dari balik gorden jendela.

Detak jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Bagaimana bisa ada hantu di kamarku?! Apakah aku harus berteriak sekarang? Tapi lidahku terasa kelu.

Bayangan itu keluar dari gorden, menunjukkan bentuk tubuh seorang pria yang terlihat gagah. Aku menelan ludahku sendiri. Bagaimana pria ini bisa masuk ke dalam kamarku?!

Aku ingin berteriak tapi pria itu mengucapkan namaku berulang kali.

"Darla ... Darla ... Darla ... Darla," ucapnya dengan suara yang seksi.

Sweet Psycholove [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang