WAS #9

870 83 0
                                    

Assalamualaikum semuanya....
Apa kabar?
Ada yang nunggu update cerita ini?

Selamat membaca ya, dan semoga kalian suka🙏🙏

Happy Reading :)

********

Demi apa Dafa tersenyum? Demi apa? Baru kali ini Key lihat senyuman Dafa, manis banget.

~ Keyra Azkara ~

🌲🌲

Key menyusuri koridor, mengikuti setiap langkah Dafa. Seperti yang sudah disepakati, kini Key akan pulang bersama Dafa. Key berusaha menyamakan langkahnya, tapi langkah Dafa terlalu lebar untuk ia jangkau. Sekalipun hampir sama, Dafa malah jalan cepat membuat Key harus berkali-kali menarik napasnya dengan kasar.

Dafa mengambil motornya dan meninggalkan Key sendirian di sana. Key memilih duduk di dekat pohon yang rindang di tengah-tengah parkiran, berhubung parkiran masih padat, bisa dipastikan jika Dafa akan sulit mengeluarkan motornya.

Dari arah depan, Rais datang menghampiri Key dan ikut duduk di samping Key.

"Gue duduk di sini gak papa, kan?"

Key mengangguk, "Duduk aja, gak ada larangan kok."

Rais tersenyum mendengar setiap kata yang terucap dari mulut Key. Masalah di kantin sudah ia lupakan, ia tak ingin berlarut-larut marah dengan hal yang tak seharusnya ia permasalahkan.

"Pulang bareng gue, mau gak?" tanya Rais.

Key menoleh, ada raut cemas di wajah perempuan itu. Sebenarnya, Key tidak tega menolak ajakan Rais setelah ia membantunya tadi pagi, tapi ia dengan Dafa juga sudah ada perjanjian.

"Emmm ... maaf, Rai. Aku pulangnya bareng Dafa, aku udah janji."

Rais tetap tersenyum, meski sekarang hatinya merasa tercabik-cabik mendapatkan penolakan dari perempuan itu.

"Kenapa harus minta maaf? Ini bukan salah lo," kata Rais.

"Aku gak bisa terima ajakan kamu, mungkin lain kali."

"Gue ngerti, Key. Gue boleh minta nomor telepon lo?" tanya Rais.

Key mengangguk lalu merogoh sakunya, mencari benda pipih itu. Ia memberikan ponselnya pada Rais dan langsung diterima. Rais mengetik nomor ponsel Key di ponselnya, lalu mengirim Key pesan, tidak lupa Rais memberi nama kontak nomornya dengan Rais Ganteng.

Key mengambil kembali ponselnya dan melihat apa yang sudah Rais ketik, ia tertawa pelan melihat nama Rais di ponselnya.

"Kamu pede banget ngasih nama 'Rais Ganteng'," ucap Key.

"Kan, emang gue ganteng."

Tawa keduanya pecah seiring banyaknya obrolan yang mereka bahas, tak menyadari Dafa yang berdiri di belakang sana menatap Rais tidak suka. Ada rasa iri dala diri Dafa, ia tidak pernah bisa membuat Key tertawa seperti yang dilakukan Rais. Tapi, entah kenapa Key justru mau berteman dengannya. Mungkin perempuan itu hanya sebatas penasaran, itu yang selalu muncul dalam pikiran Dafa.

Why Always Silent?Where stories live. Discover now