WAS #8

942 85 2
                                    

Assalamualaikum semuanya...
Apa kabar? Udah lama banget nih saya gak update, ada yang nunggu cerita ini?

Kalau gitu, selamat membaca ya... Semoga kalian suka...

Happy Reading :)

******

Kalau bantuin itu yang ikhlas, gak boleh terpaksa apalagi ada syarat-syaratan gitu.

~ Keyra Azkara ~

🌲🌲

"Hebat banget Dafa nulis sebanyak ini!" seru Key girang.

Dafa hanya diam, malas untuk meladeni Key yang cerewet. Perempuan itu dengan senang hati menyalin materi Kimia yang tadi diberikan Dafa.

"Harusnya tadi Dafa ngomong aja kalau Pak Sigit udah keluar, bukannya malah nunjukin jam. Kan, Key jadi bingung."

Penuturan yang diucapkan Key mampu menyentuh hatinya. Sakit. Key tidak tahu seberapa keras Dafa berusaha memberitahu Key agar Key bisa mengerti. Bagaimana mungkin orang bisu bisa memberitahu tahu dengan cara bicara?

Key menghentikan kegiatan menyalinnya. Key memilih untuk menatap Dafa yang sama sekali tidak berbicara.

"Dafa gak mau ya lihat Key kepanasan terlalu lama?" tanya Key sambil bertopang dagu.

Dafa hanya meliriknya sebentar, sebelum akhirnya ia memasang headset untuk menyumpal kedua telinganya. Ia tidak suka dengan berbagai pertanyaan dan ucapan Key yang hanya membuatnya kesal.

"Dafa kok nyebelin banget sih?" gerutu Key sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

Dafa tak memperdulikan ocehan Key yang terus dilontarkan untuk Dafa.

"Kalau peduli, bilang aja sama Key." ucap Key.

Key terkekeh pelan saat Dafa meliriknya kesal dan dingin.

"WOY! YANG UDAH NYATET MATERI KIMIA, SEKARANG JUGA KUMPULIN. PAK SIGIT CUMA KASIH WAKTU KITA SAMPAI JAM 10!" teriak Faza mencoba memberi tahu teman-temannya.

Suasana kelas yang tadinya tenang, kini menjadi begitu ricuh karena informasi yang diberikan Faza sang Ketua Kelas. Beberapa orang kerepotan meminjam buku catatan Kimia untuk disalin, karena beberapa dari mereka sedang malas. Rasa malas itu seketika hilang saat mendengar informasi dari Faza, termasuk Key.

"Woy! Pinjem buku Kimia!"

"Pinjem bentar pelit amat sih?! Gak bakal gue makan juga nih buku!"

"Buku gue hilang! Siapa yang nyembunyiin buku gue?"

"Hari ini hapus aja, ganti sama hari besok!"

Teriakan mereka terdengar begitu ricuh, dan apa yang terjadi dengan Key? Perempuan itu terus menyalin tugasnya dengan semangat, tak lupa dengan omelannya yang beberapa kali keluar dari mulutnya. Ia terus mengumpat karena kesal, apalagi Dafa terlihat seperti tidak memperdulikannya.

"Dafa tolongin Key dong, masih banyak nih ...."

"Kyaaa ... tolongin Key! Deni tolongin Key dong!" panggil Key pada Deni.

"Tolongin apaan? Gue juga belum kelar nih!" sahut Deni.

Key mengerucutkan bibirnya kesal, ia kembali melanjutkan tugas menyalinnya dengan kesal. Sama sekali tidak ada orang yang bisa membantunya, semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Hanya Dafa, Faza dan tiga orang lainnya  yang terlihat santai, karena mereka sudah mencatat. Dan alhasil, buku mereka jadi rebutan, terkecuali buku Dafa yang dipinjam Key.

Why Always Silent?Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum