09 || Let me try

28.2K 3.1K 353
                                    

Hallo, ada yang rindu?
I miss you so much, dearest.

Btw, aku mau umumin pengumuman tidak cukup baik.
Semua work aku slow update ya karena aku lagi ada project yang harus aku selesaiin cepat.
Mianhae~~

Khusus untuk Bruise, boleh target voment kan? Kalau kecapai, aku bakal sempetin waktu untuk update berjadwal seminggu sekali. tapi kalau enggak kecapai, mungkin update di sela aku pas longgar aja dari project aku.

So, boleh minta 400 komen dan 800 vote untuk update next week?
Kalau misal gak kecapai, gak masalah kok. aku bakal tetap selesaiin work ini. Gak bakal terbengkalai sama sekali.

***

"Noona, kau baik-baik saja?"

Jeon Jungkook, pria yang paling muda dalam timnya itu semenjak dua hari yang lalu mencoba menginvasi pikiran Yoora. Setelah dua malam yang lalu memaksa Yoora terjaga hingga larut hanya untuk membalas pesannya, lalu selama sehari kemaren selalu memberikan perhatiannya yang diluar dari istilah biasa dalam keseharian mereka, kini Yoora merasakan jika perhatian yang ditunjukkan Jungkook tidak seperti biasanya. Sepintas pikirannya menyimpulkan bahwa sikap Jungkook adalah bentuk perubahan dari pengakuan Yoora padanya.

Jeon Jungkook. Entah apa yang ada di pikirannya hingga pria muda itu selalu bertanya tentang Yoora. Mendadak Jungkook begitu ingin tahu tentang apa yang sedang Yoora pikirkan, dan bagaimana kondisinya.

Yoora tak tahu harus merasa beruntung atau sedikit terganggu. Namun hal-hal kecil dari Jungkook cukup membuatnya sejenak mengalihkan pikiran dari Taehyung.

"Jungkook, sudah berapa kali kau menanyakannya? Aku baik-baik saja, Jung."

Yoora tersenyum tipis menatap Jungkook yang hanya dibalas dengan dengusan pelan.

"Tapi kau berbohong, Noona, kau tak benar-benar dalam keadaan baik."

Aku menghela napas berat, membuang dan mengembuskannya dengan panjang. Yoora sangat mengenal karakter Jungkook yang sangat keras kepala untuk hal yang begitu diinginkannya. Seperti sekarang, pria itu begitu ingin tahu tentang dirinya.

"Bagaimana bisa kau baik-baik saja jika sedari tadi hanya helaan napas berat yang keluar dari mulutmu?"

Yoora tekesiap, seketika matanya membulat sempurna menatap Jungkook saat ternyata dirinyalah yang menunjukkan dengan jelas. Yoora terlalu terbaca dengan jelas bahwa dirinya memang tidak dalam keadaan baik. "A-aku-"

Yoora terdiam, bibirnya terkunci rapat, tak ada hal apapun yang bisa dikatakan untuk membantahnya. Jungkook memang benar. Semenjak meninggalkan rumah Hana dan kembali ke Seoul sehari setelah acara pemakaman ayah Hana, Yoora hanya terus menerus membuang napas berat bersama sorot mata yang kosong. Yoora terbaca dengan jelas bahwa dirinya sedang sangat tidak baik.

"Mau kembali ke tempat Hana Noona? Kupikir kau ingin menemaninya lebih lama." Yoora menggeleng lemah, melirik Jungkook sekejap sebelum mengalihkan pandangan keluar. Diluar hujan begitu deras. Sepertinya langit tahu perasaannya hari ini.

Hoseok dan Jimin sudah kembali ke Seoul pagi tadi dengan penerbangan pertama. Mereka harus tiba lebih awal karena ada meeting yang menanti mereka. Sedangkan Yoora menemani Jungkook dalam perjalanan pulang ke Seoul.

Perjalanan ini terasa menyakitkan sejujurnya, meninggalkan Taehyung bersama Hana dalam beberapa hari kedepan.
Yoora benar-benar tidak bisa berbohong. Perempuan itu patah hati lagi, dan kali ini karena Kim Taehyung.

Berbulan-bulan kebersamaan mereka dalam ikatan yang salah, membuat Yoora melanggar janjinya untuk menjaga hatinya. Semenjak awal Yoora menanamkan tujuan dalam hatinya hanya untuk melampiaskan segala emosi yang selalu ingin memcahkan isi kepalanya. Yoora hanya menjadikan Taehyung salah satu media untuk pelampiasan kekecewaannya setelah Jin pergi. Yoora selalu memiliki batasan untuk menjaga hatinya sendiri.

Bruise [M] ✔️Where stories live. Discover now