06 || Our Conversation

30.6K 3K 232
                                    

Jadi, konflik akan perlahan diperkenalkan dan saling bermunculan. sudah siap untuk Bruise Season?
'Bruise' bakal update lebih sering karena aku hanya ketik ulang. Original story sudah ending.

For information, 'Bruise' adalah karya pertama ketika aku mulai dikenal. 'Bruise' adalah awal followers aku bertambah dari dibawah seratus hingga mulai menyentuh angka seribu. Jadi, 'Bruise' adalah the special one! Please, see'Bruise' with your purple love.

Boleh minta komennya, suka baca komen dari kalian. 💜💜💜

***

Bermain dengan takdir itu menegangkan. Apalagi saat kalah ataupun menang, dan kau akan melihat kehancuran takdir itu sebelum takdir itu yang menghancurkanmu.

Dan kau akan tertawa saat takdir yang kau hancurkan itu adalah takdirmu sendiri.

Seperti saat ini, Yoora tersenyum kecil mendapati takdirnya yang begitu apik dalam bermain. Rasa sakit yang telah mendekam di hatinya oleh Seokjin yang pergi, telah membuatnya merampas takdir lain dengan menjadikan Taehyung sebagai penetral untuk rasa sakitnya. Yoora telah jatuh hati pada Taehyung, sosok yang telah memiliki tambatan hati, dan itu adalah sahabatnya sendiri. Yoora merasa takdir benar-benar bermainnya hingga memberikannya pemikiran yang terbesit kilat. Bagaimana jika kali ini dirinya yang akan bermain dengan takdir?

Dua pil kecil itu ada di telapak tangannya. Sedikit menimbang apakah perempuan itu harus memunumnya atau tidak. Selama ini Yoora tidak pernah absen sekalipun mengkonsumsi pil itu setelah menghabiskan malam yang panas dengan Taehyung. Jadi setelah permainannya semalam, Yoora memikirkan untuk mengabaikan pil itu sekali saja yang melihat apakah takdir akan kembali menerima permainannya kali ini?

Kim Taehyung. Yoora benar-benar mengutuk Taehyung. Ada besitan temperamen yang ingin diledakkan semalam. Setelah perkataan yang melukainya semalam, Taehyung tetap diam dan tak mengatakan apapun. Ugh-semua pria memang sama saja!

Yoora harus berpura-pura memejamkan mata untuk menghidari Taehyung. Yoora tahu jika pria itupun sama sepertinya, tak sedetikpun memejamkan matanya. Namun amarah masih menguasainya hingga membuat Yoora tak mau sejenak bicara pada Taehyung. Hingga satu jam setelahnya, Yoora merasakan pergerakan dan menyadari jika Taehyung akan bergegas pergi.

Namun Yoora tak menampiknya, bagaimana Taehyung yang berjalan pelan ke arahnya dan menghapus sisa air matanya, bersama lirihan kecil yang begitu hangat. Yoora merasakan hatinya menghangat meski diselimuti keperihan yang mengerikan.

"Maafkan aku.."

Dan kepergian Taehyung, adalah ratapan tangisan Yoora untuk malam itu. Pertama kali Yoora mendapati malamnya dipenuhi nama Taehyung di isakan tangis. Bukan lagi Seokjin, kali ini adalah Kim Taehyung.

"Noona, kau baik-baik saja?"

Yoora terkesiap, mengerjap pelan dan segera menyadarkan diri setelah seseorang memanggilnya dari belakang.

"Ju-Jungkook.."

"Aku memanggilmu dari tadi Noona, tapi kau diam saja."

Yoora hanya tersenyum tipis, matanya mengikuti pergerakan Jungkook yang telah mengambil kursi dan duduk di dekatnya.

"Itu obat apa Noona? Kau sakit lagi?" Yoora melirik dua pil di tangannya, terlihat jelas dan Jungkook kini memperhatikannya.

"Aa-aah, ini obat pusing. Aku berencana mau meminumnya, tapi aku urungkan."

Yoora meraih kembali botol penyimpanan obat, memasukannya kembali pil itu kedalamnya sebelum menyimpan di dalam tas. Perempuan itu kembali mengamati Jungkook yang masih setia menemaninya.

Bruise [M] ✔️Where stories live. Discover now