Arc 1.18 - 1.20

650 101 8
                                    

Arc 1.18

Oh, jadi itu alasan plotnya.

Bahkan kalaupun dia campur tangan, dia tidak bisa memaksakan perubahan dramatis pada cerita, jadi itu malah menjadi situasi saat ini.

Itu bukan karena dia mencintainya.

Seperti yang diharapkan, itu tidak benar.

Gadis itu dengan agak bingung berbalik, berhenti sejenak, lalu berbicara kepada orang di belakangnya, “Kamu bisa tinggal di sini, tapi kamu tidak boleh meninggalkan tempat tidur dan berjalan berkeliling. Kalau kamu ingin keluar ...... duduk saja di kursi roda dan biarkan pelayan mendorongmu. "

Amber menatapnya, mata birunya yang dingin membawa sedikit makna yang tak terduga—— Kenapa dia tidak diizinkan berjalan-jalan? Apa Rian …… tahu sesuatu?

Tapi sebelum dia bisa bertanya, gadis itu pergi dengan tergesa-gesa, begitu banyak sampai dia bahkan tersandung ambang pintu.

Pemuda itu dengan samar mengerutkan bibirnya.

😧😧😧

Waktu berlalu sangat cepat.

Pernikahan Pangeran dan Putri juga akan diadakan sesuai jadwal.

Yu Chu bertanya lagi pada sistem:

"Dia tidak akan berubah menjadi busa laut, kan?"

Sistem menghela nafas: "Kamu sudah menanyakan ini untuk yang keseribu dan delapan ratus kali. Itu adalah Lord God. Bagaimana dia bisa menjadi busa laut? Ambil hatimu dan masukkan kembali ke perutmu. ”

"Hatimu ada di perutmu."

“……”

Menjelang pernikahan, Yu Chu naik ke tempat tidur dan bertanya pada sistem:

"Dia tidak akan mengambil belati dan datang ke sini, kan? Plotnya berbeda, tapi kalau-kalau dia menikamku, apa yang akan terjadi? ”

Sistem mengejek: “Tidak ada yang penting. Itu hanya akan menyakitkan. "

"...... oh." Yu Chu menghela nafas.

Ditutupi dengan selimut, gadis itu berbaring diam di sana. Wajahnya kontras dengan cahaya bulan yang tenang di luar, ada perasaan pahit halus di hatinya.

Kalau dia benar-benar datang untuk menikamnya, maka itu juga tidak masalah.

Dia tiba-tiba teringat memori saat dia masih muda. Pria itu dengan santai melemparkannya ke taman kanak-kanak modern. Sepulang sekolah, saat semua anak-anak lain dijemput oleh orang tua mereka, hanya dia yang duduk diam di sudut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Guru bertanya: Di mana orang tuamu?

Dia tidak tahu bagaimana menjawab.

Meskipun sudah lama sekali, perasaan keluhan dan harapan pada saat itu, tiba-tiba, bersama dengan keadaan pikirannya saat ini, persis sama.

Pada saat itu, dia berharap berkali-kali kalau pria cantik itu akan turun di hadapannya seperti dewa, dan sambil dengan santai mengambil tas sekolahnya, akan berkata: Oh, aku orang tuanya.

Tapi sekarang, dia berharap lelaki itu akan mengucapkan kata-kata 'Aku mencintaimu,' bahkan kalau pun biayanya ditusuk dengan pisau.

😣😣😣

Dia dengan lembut menutup matanya.

Dan mengantarkan beberapa desahan yang tidak terdengar.

😢😢😢

Quick Transmigration's Strategical Attack: 100 Ways to Get the Male GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang