Dhea menarik Afiqah untuk mengikutinya ke posko polisi. Terlihat ada dua polisi yang menjaga disana sedang duduk sambil berbincang. Afiqah berjalan di belakang Dhea. Ia malu harus melakukan ini. Kenapa Dhea bisa dengan percaya diri? Ia takut jika nanti polisi-polisi itu mentertawakan kelakuan mereka. Emang Mereka siapa sampai minta di kawal. Tapi ucapan Dhea yang mengatakan sering melakukan hal ini, membuat keraguannya sedikit hilang.

"Permisi, selamat malam."

"Assalamualaikum pak.." sapa Afiqah dan Dhea kepada polisi yang umurnya mereka taksir sekitar 25 tahunan.

Kedua polisi yang tadinya sedang mengobrol mengalihkan perhatian mereka ke dua gadis remaja yang memanggil mereka. Mereka agak terkejut melihat anak remaja perempuan hampir tengah malam ke kantor polisi. Ada keperluan apa hingga membuat mereka berkeliaran di malam yang berbahaya seperti ini. Mengingat banyak aksi rampok saat-saat ini

"Waalaikumsalam dek, ada yang bisa di bantu?" Tanya Rendi salah satu dari polisi itu. Sedang Arsena diam mengawasi gadis kecil berkerudung pasmina biru yang bersembunyi di balik punggung temannya. Ia merasa tertarik dengan tingkah malu-malu gadis kecil itu. Dia mengingatkan Arsena dengan seseorang.

"Gini pak, kita mau pulang. Tapi kita takut pak soalnya gelap banget terus nggak ada kendaraan apalagi rumah kita di pedesaan masih ngelewatin sawah-sawah pak. Bapak bisa nganterin nggak pak." Jelas Dhea.

Rendi mengernyit mendengar itu. Dalam hati ia mentertawakan kelakuan anak-anak muda ini. Sudah tahu takut tapi masih berani keluar malam. Anak muda jaman sekarang memang seperti itu. Susah dibilangin dan ngeyel. Muncul niat jahil di pikiran Rendi.

"Kamu bawa SIM dan STNK?" Tiba-tiba hening ketika Rendi bukannya menjawab malah mengutarakan kalimat mematikan untuk Dhea yang kebetulan tidak bawa STNK.

Dhea berbalik lalu berbisik pada Afiqah. Mereka berdua panik. Arsena terkekeh melihat tingkah anak-anak itu apalagi gadis yang berkerudung biru itu yang mukanya menjadi sendu seperti ingin menangis.

"Gimana Fi? Beneran aku lupa bawa STNK tapi SIM bawa kok."

Afiqah berpikir ia jadi ingat kata-kata ibunya dulu. Katanya kalau ketangkep polisi harus nangis apalagi wajahnya adalah wajah melas. Jadi polisi-polisi ini pasti kasihan. Afiqah yang sedari tadi sembunyi tiba-tiba ia melangkah ke depan ke arah kedua polisi itu.

"Maaf pak kita punya SIM kok tapi kita lupa bawa STNK ketinggalan di rumah. Kalau pak polisi nggak percaya pak polisi bisa ikut kita ke rumah buat nunjukin kalau kita punya STNK pak. Kita kesini karena kita takut di culik pak, kita takut di begal...." Rendi tertawa mendengar ucapan gadis kecil itu. Sedang Arsena menutup mulutnya menahan tawa kemudian berdehem. Entah kenapa gadis itu mudah sekali membuatnya tertawa.

"Rendi." Panggil Arsena.

Rendi menengok ke Arsena tidak mengerti. Namun melihat kode Arsena yang mengisyarakatkan untuk diam, ia langsung berhenti bicara untuk tidak menggoda gadis-gadis kecil ini.

Afiqah menunduk malu ia sudah tak punya muka lagi. Sedang Dhea memegang tangan Afiqah erat-erat. Ia merutuki kecerobohannya yang lupa bawa STNK. Biasanya ia tidak pernah ditanya seperti ini kalau dia ke kantor polisi. Mungkin nasib mereka sedang sial. Mereka hanya bisa pasrah menerima semua sanksi yang akan mereka dapat dari polisi ini.

"Dimana rumah kalian? Saya antar." Afiqah tersentak kaget mendengar suara maskulin itu. Ia langsung mengangkat wajahnya lebih buruknya lagi polisi itu berada di hadapan mereka. Afiqah menelan ludah gugup melihat tubuh tegap dengan paras yang tampan mengingatkan ia akan aktor Korea yang pernah ditontonnya. Begitupun Dhea ikut terpesona dengan polisi itu.

"Ada apa? Kenapa kalian diam?" Tanya Arsena. Ia tahu arti tatapan itu. Tatapan kagum akan dirinya. Arsena maklum karena mereka masih SMA -remaja labil- yang masih mengenal hal-hal baru.

"Eh.. engkk kok pak." Afiqah tersenyum salah tingkah karena dipergoki mengagumi pria dewasa itu.

"Kalau begitu ayo saya antarkan kalian pulang. Dimana motor kalian?"

"Disitu pak." Tunjuk Dhea.

"Saya akan mengikuti kalian dari belakang."

Kemudian Dhea dan Afiqah berjalan menuju motor. Diikuti Arsena yang kebetulan motor matiknya terparkir di samping motor mereka. Ia memang tidak mengenakan motor dinasnya, ia tidak ingin terlalu mencolok dengan menggunakan motor besar itu. Lebih baik menggunakan motor kecil yang lincah menyalip kemana-mana. Mungkin tidak cocok dengan badannya tapi motor itu lebih mudah karena tinggal gas dan rem.

Arsena melaju dengan kecepatan rata-rata mengikuti motor matik di depannya. Kedua gadis itu melaju di hadapannya. Ternyata benar rumah mereka melewati persawahan dan jaraknya jauh dari jalan raya. Karena memasuki perkampungan. Akan sangat bahaya jika mereka sendirian. Bagaimana jika ada orang jahat yang menyerang mereka? Apalagi gadis berkerudung biru itu dia terlihat begitu rapuh dan polos? Ternyata benar dari mata baru jatuh ke hati. Arsena menggelengkan wajahnya ketika pikirannya di penuhi gadis kecil yang menarik perhatiannya itu.

Motor Arsena berhenti di sebuah rumah joglo dengan halaman yang begitu luas. Jadi disini rumahnya. Ia mematikan mesin motor dan menghampiri ke dua gadis itu.

"Terimakasih pak."

"Sama-sama. Lain kali jangan keluar malam tanpa pengawasan orang tua." Arsena memperingatkan. Kedua gadis itu cengengesan.

"Iya pak maaf ya pak ngerepotin." Ujar Afiqah.

"Tidak apa-apa."

"Nama bapak siapa?" Tanya Dhea karena merasa tidak sopan tidak menanyakan nama polisi yang telah mengantar mereka hitung-hitung sekaligus biar tahu nama polisi ganteng itu.

"Arsena Anggara Putra." Jawab Arsena. Ia juga ingin menanyakan nama mereka namun ia urungkan ia takut dikira macam-macam.

"Kalau begitu saya pulang dulu." Arsena langsung pamit dan menyalakan mesin motornya meninggalkan kedua gadis itu yang melambaikan tangan ke arahnya.

****
Menurut kalian gimana chapter ini?

Ada yang mau disampaikan ke Arsena?

Ada yang mau disampaikan ke Afiqah?

Ada yang mau disampaikan ke Dea?

Biar cepet Update bisa Boom coment di cerita ini dan juga Follow Wattpad author.....

Tolong support cerita ini share juga ya ♥️ ♥️♥️

Instagram follow
@arsena_official
@wgulla_

Jangan pelit Komen ya temen-temen.. kalau pelit kuburannya sempit wkwkwk

Akun Roleplay nya
@arsen_aanggara

@afi_qahshafa

GC WA ada di bio profil aku

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang