Chapter 48

263 12 1
                                    

Owen tak tahan melihat leher putih Fani yang menganggur begitu

Setelah berperang batin di dalam dirinya sendiri, akal sehat nya terkalahkan oleh nafsu semata

Cupp!!
Owen mendaratkan bibir nya di leher Fani
Membuat yang di cium sontak kaget dan menoleh

"Kakk?!" Pekik Fani tak percaya Owen yang baru saja melakukan itu
"Kenapa?" Tanya Owen seperti tak melakukan apapun

Fani berdiri dari bangku dan memegang bekas leher nya yang dicium lembut oleh Owen
Masih sedikit basah, ya Tuhan benar benar Owen sudah mencium leher nya

"Kakak apa apaan? Cium leher saya?!!" Pekik Fani tak terima
"Hmm...Yah...kenapa? Gak boleh? Saya suka sama kamu Fani... perfect girl"

"Hah? Was meinst du damit Schwester, sei nicht verrückt!" Bentak Fani
-Hah? Apa maksudnya itu? Kakak jangan gila!

"Ich bin bereit, verrückt zu werden, wenn es an meinen Gefühlen für dich liegt"
-Saya rela menjadi gila, kalau itu karena perasaan saya untuk kamu

"Wo ist dein gesunder Menschenverstand? Ich habe schon einen Liebhaber und das weißt du!"
-Mana akal sehatmu? Saya ini sudah punya kekasih dan kamu tahu itu!

"Ja, ich weiß, dann mach einfach Schluss mit ihm und verabrede mich"
-Iya saya tau itu, kalau begitu putus saja dengan dia lalu berpacaran dengan saya

"ist das richtig?! Wir sind von verschiedenen Religionen sowie von verschiedenen Bürgern! Komm schon, ich bin wirklich enttäuscht von dir!"
-Yang benar saja?! Kita ini berbeda agama juga berbeda warga negara! Ayolah, saya benar benar kecewa dengan kamu!

Fani mengambil tas dan ponselnya yang terletak di meja, lalu ingin pergi meninggalkan Owen

Tapi tangan lelaki itu menahan Fani lalu menarik nya membuat jarak diantara mereka hanya tersisa 2cm lagi

"Hören Sie, ich bin bereit, in ein Land zu ziehen und sogar zu konvertieren, wenn ich bei Ihnen sein kann."
-Dengar, saya rela pindah negara bahkan pindah agama kalau saya bisa bersama kamu

"Es gibt immer noch viele Frauen, die mehr sind als ich und dich lieben! warum sollte ich gewöhnlich sein und dich nicht lieben, dass du wählen sollst?"

Sewot Fani seraya melepaskan genggaman Owen yang melonggar lalu sedikit mundur untuk menghilangkan jarak dekat diantara mereka

-Masih banyak perempuan yang lebih dari saya dan mencintai kamu! Kenapa harus saya yang biasa saja dan tidak mencintai kamu yang harus kamu pilih?

"Fani, du bist hübsch, klug, nett, freundlich, sprichst auch fließend Deutsch, dein Körper ist auch gut, was soll ich sonst beachten, wenn ich dich nicht wähle?"

-Fani, kamu cantik, pintar, baik, ramah, juga lancar berbahasa Jerman, tubuh mu juga bagus, lalu apalagi yang harus saya pertimbangkan untuk tidak memilih kamu?

"Alles, was Sie berücksichtigen müssen, ist, dass das Mädchen, das Sie lieben, sein Herz einem anderen Mann geschenkt hat und es in ihrem Herzen niemals einen Platz geben wird, an dem Sie aufgenommen werden können!" Bentak Fani kali ini dia benar benar mendorong tubuh Owen agar tak menghalangi nya berjalan

-Yang harus kamu pertimbangkan adalah, gadis yang kamu cintai ini sudah memberikan sepenuh hati nya untuk lelaki lain, dan tidak akan pernah ada tempat di hatinya untuk menerima laki laki seperti kamu!

"Ich liebe dich und es ist mir egal, ob du nicht das Gegenteil tust!"
-Saya mencintai kamu dan tidak peduli kalau kamu tidak begitu sebaliknya

Kesal Owen kembali menarik tangan Fani dan menempelkan kedua bibir mereka

Fani melotot dan tak membalas ciuman dari Owen, dia malah mendorong Owen dengan kencang

Namun Owen malah semakin erat menahan kedua lengan nya
Membuat Fani semakin kesal dan akhirnya menendang perut Owen dengan dengkul nya

"du bist verrückt! Ich bin wirklich angewidert von dir!"
-kamu gila! Saya sungguh jijik dengan kamu!

Owen merintih kesakitan, lelaki blasteran itu sampai membungkuk bungkuk memegangi perut nya sehabis menerima tendangan maut Fani

Sementara Fani yang mulai khawatir akan dirinya. Mulai menelpon Farrel
Untung saja lelaki bawel di sebrang sana mengangkat telpon dengan cepat

"Halo sayang, kenapa?"
"Farrel! Tolong! Tolongin aku!"
"Hah? Kamu kenapa? Kamu dimana?" Tanya Farrel panik

"Aku di... Apartemen XX lantai 3 nomor 75 pleasee dateng kesini..."
"Kamu kok bisa ada di-"
Owen merebut ponsel Fani lalu membanting nya membuat ponsel bermerk apel digigit itu pecah

"Wenn du mich nicht akzeptieren willst, dann werde ich dich zwangsläufig physisch zu meinem machen" ucap Owen dengan nada marah seraya memegang kasar kedua lengan Fani

-Kalau kamu tidak mau menerima saya, maka mau tidak mau saya akan menjadi kan kamu milik saya secara fisik

"Du wirst mich nie kriegen, weder physisch noch im Herzen!" Pekik Fani seraya melangkah mundur teratur
-Kamu tidak akan pernah mendapatkan saya, di fisik ataupun di hati!

"ist das wahr?" Tanya Owen seraya mendorong Fani ke sofa yang ada di belakang Fani
-Benarkah itu?

Owen menahan kedua lengan Fani yang masih meronta ronta
Sementara Fani mulai meneteskan air mata nya tetes demi tetes

"Kenapa malah menangis? Hm?" Tanya Owen lembut lalu menghapus air mata Fani
Lelaki itu beranjak dari posisi nya

Membuat Fani bisa bernafas lega untuk beberapa saat
Baru saja Fani ingin bangun dan kabur dari apartemen sialan itu

Owen sudah keburu datang kembali dan mengambil kedua tangan Fani
"Mau apaa?!!" Bentak Fani saat Owen mulai mengikat kedua tangan nya dengan tali wol

"Mau bersenang senang" jawab Owen seraya memegang kedua kaki Fani
"Jangan coba coba sialan!"

"Saya ingin tetap mencoba nya, bagaimana kamu akan menolak?"
Fani melihat kaki nya kini sudah sempurna terikat

"TOLONGGGG!!! SIAPAPUN!!! TOLONGGG!!!" Teriak Fani sekuat tenaga berharap seseorang mendengar teriakan keras nya

"Shttt.... Jangan berisik, kamu mengganggu ketenangan disini" Owen menempelkan jari telunjuk nya di bibir Fani

"TOOL....Hmmphhh...." Owen menghentikan aksi Fani yang berteriak teriak keras dengan bibir nya
Lagi lagi lelaki blasteran yang mulai gila itu mencium bibir Fani

Sementara yang di cium hanya bisa menangis dan tak membalas ciuman sialan itu.
Dia tak bisa melawan, mau melawan bagaimana kaki tangan nya sempurna terikat

"Tidak mau di balas ya? Memang pacar mu bisa mencium sebagus itu?" Tanya Owen menghentikkan ciuman nya karena tak dibalas Fani

"Dia tidak pernah mencium bibir ku sampai seperti itu! Itu namanya gila!!" Pekik Fani mulai kembali meronta ronta

"Hahh yang benar saja..." Owen mulai kembali mendekatkan kepala nya dan memasukkan nya ke samping leher Fani

Menghirup banyak banyak aroma tubuh Fani yang keluar dari sana

Buukkhh!!
Fani mengangkat kedua kaki nya yang terikat dan menyerang dengan kedua dengkul nya tepat mendarat di perut Owen untuk kedua kalinya

Neighbor with love [Complited] Where stories live. Discover now