Chapter 6

580 25 6
                                    

"Gelap adalah ketakutan terbesar gue, dan lo adalah cahaya penerang bagi gue. Please jangan redup apalagi mati"
-Farrel Anggara

Diva,
Perempuan yang berteriak heboh saat melihat Fani sahabat nya yang selalu ditakuti laki laki hari ini mendapati laki laki di bahu nya.

"Omaygad! Gad! Gad! Fanii lo udh ga jomblo?" Tanya Diva histeris
"Apaan sih Div? Jangan berisik, banyak orang!" Omel Fani

"Siapa nga?" Tanya Farrel yang mengangkat kepalanya dari bahu Fani
"Diva!" Pekik Diva menyodorkan tangan nya

"Boleh salaman nga?" Tanya Farrel
"Salaman aja, ngapain lo nanya gue?"
"Ya siapa tau lu cemburu" kekeh Farrel menjabat tangan Diva
"Najis!" Pekik Fani

"Jadi jadi kalian udah pacaran?" Tanya Diva semangat
"Udah / belum!" Pekik Farrel dan Fani berbarengan

"Dih wel! Apaan sih? Kok udah? Gue sama lo ga pacaran!" Bentak Fani
"Gue maunya udah" balas Farrel
"Ya tapi belum!" Marah Fani

"Ya ampun Fan! Jangan galak galak dong! Ntar ni cowok takut" omel Diva
"Enggak, gue kan sekarang pawang nya singa lepas" jawab Farrel polos

"Singa lepas?" Tanya Diva heran
"Iya, dia kan singa lepas" tunjuk Farrel kepada Fani
"Yeh! Lo tuh cowok bawel!" Fani melipat tangan nya di dada

"Ohh udah punya panggilan sayang" Goda Diva
"Najis! Ini namanya panggilan benci" Bantah Fani

"Cia ilah masih malu malu kucing"
"Malu malu babi kata Singa" jawab Farrel

"Terserah lo berdua ah! Gue mau masuk ketemu tante Rosa" Diva berjalan memasuki rumah Fani

Tiba tiba!
Cetrrekkk!!

Keadaan yang semula terang dan meriah! Menjadi gelap dan tak dapat terlihat apa apa

"Ngaa!! Gue takutttt" pekik Farrel di telinga Fani yang duduk di sebelahnya
"Berisik Abi! Lo jangan teriak di telinga gue!" Pekik Fani

"Nga ini lo kan?" Tanya Farrel meraba raba tangan Fani
"Iya bego lo pikir siapa? Setan?" Omel Fani
"Beneran elo nga?" Tanya Farrel lagi seraya masih meraba raba lengan Fani

"Iya ish! Jangan raba raba tangan gue terus! Nanti kena daerah rawan" Desis Fani

"Kenapa lampu nya mati??" Tanya Farrel yang memeluk Fani
"Jangan peluk peluk wel" bisik Fani

"Takut" Farrel semakin mengeratkan pelukan nya
"Ihh modus banget sih ni orang" omel Fani

"Gue takut bego! Bukan modus" pekik Farrel pelan
"Jadi ketakutan lo itu gelap?" Tanya Fani
Farrel hanya mengangguk angguk di pelukan Fani

"Yes! Jadi sekarang gue tau ketakutan lo!" Kekeh Fani
"Masih aja lo bercanda" omel Farrel

"Maksud lo apa tadi bilang kita udah pacaran?" Tanya Fani datar
"Najis! Udah galak ternyata lo tuh ga peka ya" bisik Farrel

"Bodoamat" jawab Fani malas
"Buruan kek nyala lampu nya!" Desis Farrel

"Makannya lo jangan bawel! Jadi mati lampu!" Bentak Fani

"Galak banget sih lo jadi cewek" Ejek Farrel
"Kalo cowok pada takut sama gue, mereka nya aja ga ada nyali!" Omel Fani

"Berarti gue bernyali" bangga Farrel seraya masih memeluk Fani erat erat
"Dih? Emang kenapa?" Tanya Fani

"Kan gue satu satunya cowok yang mau deket sama singa lepas kayak lo" kekeh Farrel
"Kenapa lo mau deket deket sama gue?" Tanya Fani
"Nanti juga tau" jawab Farrel tersenyum

Neighbor with love [Complited] Where stories live. Discover now