KEPERCAYAAN

9.6K 405 130
                                    

"selamat pagi, sayangku?"

"Pergilah, aku tidak kekantor hari ini".

Austin menatap tubuh Selena yang masih tidur, dia benar-benar kelelahan. Mereka bercinta hampir sepanjang malam, seakan membalas dendam akan tahun-tahun yang pernah hilang.

Austin menyingkap selimut Selena, tubuh telanjang Selena  terekspos dihadapannya. Tangannya menyentuh kedua payudara Selena lalu membiarkan mulutnya menggantikannya.

Austin sangat menyukai tubuh Selena yang sangat responsif terhadap sentuhannya. Tangan Austin bergerak kebawah dan bermain-main disana.

"Ahhh"

"Austin, apa yang kau lakukan?"

"Membangunkanmu".

"Ahhh"

Bibir Austin berhadapan langsung dengan tubuh Selena yang sangat sensitif, membiarkan lidahnya bermain-main disana, memberi kenikmatan pada wanita yang sangat diinginkannya. Siksaan Austin seakan tiada habisnya, dia terus membawa Selena pada garis batasnya. Selena mencengkeram bahu Austin ketika kenikmatan menuju puncak gairahnya akan datang, dan...

"Austin... tolong jangan berhenti"

"Mengapa?"

"Aku menginginkanmu"

"Aku akan memberikannya sayangku".

"Austin, cepatlah!"

Austin menyatukan tubuhnya dengan kasar. Setiap hujaman terasa sangat nikmat dan dalam, membuat Selena hampir diujung pelepasannya.

"Kau menyukai ini sayangku?"

"Iya"

"Kau ingin aku bergerak lebih keras lagi?"

"Iya".

"Kau sangat liar Selena"

"Austin....".

"Tunggu aku..."

"Austin? "

Ya Tuhan.... Dia bermimpi.

Selena menangis sesegukan dikamarnya. Ini pertama kalinya dia menangis sejak 11 tahun lalu. Dia tidak sanggup kehilangan Austin, mereka telah terpisah sekian lama dan sekarang dia menolak Austin hanya karena Austin tidak pernah mengatakan mencintainya. Apakah dia terlalu egois?

Apapun alasan Austin untuk menikahinya dia tidak peduli. Asalkan mereka bersama itu sudah cukup. Dia akan menemui Austin pagi ini dan memintanya untuk menikahinya.

~~~~>

tok... tok... tok....

"Clau? "

"Emma.... "

"Bicaralah pelan".

" Emma.... bunuh diri".

Austin langsung berlari kekamar Emma yang berada disisi lain resort. Kepanikan menyelubunginya, bagaimana wanita itu bisa melakukan hal paling gila hanya karena seorang pria.

Claudia mengikutinya dari belakang dengan panik. Dia tidak menyangka niatnya mengajak Emma mencari udara segar berakhir dengan pergolakan Emma yang berniat mengakhiri hidupnya. Wanita itu benar-benar menakutkan. Dia butuh ke psikiater.

Austin melihat Emma tergolek lemah ditempat tidur. Dilihatnya Edward telah melakukan tindakan pencegahan.

"Apa yang terjadi? "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA ITU PASTI KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang