KEBAHAGIAAN YANG TAK BERTAHAN

2.9K 211 5
                                    


#Apartemen Austin

"Kau belum tidur, Selena?"

"Oh"

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada"

"Benarkah?"

"Apa kau membawa semua gadismu pulang kesini?"

"Kata semua itu terlalu banyak, Selena. Tapi tidak, aku hanya membawa satu. Kau satu-satunya gadis yang pernah datang kerumahku".

"Ketiga temanmu?"

"Mereka pernah kesini tapi sangat jarang. Waktuku banyak ku habiskan di universitas dan asrama".

"Mengapa kau tinggal di asrama jika kau punya apartemen disini?"

"Efisiensi. Kadang aku kuliah hingga larut malam. Apalagi ketika kuliah padat. Berbahaya berkendara ketika matamu seredup bolham 5 Watt."

"Mengapa kau tidak tinggal dengan orang tuamu?"

"Kau tidak tau?"

"Apa aku harus tau?"

"Tidak. Ayahku menikah lagi saat ibuku dalam keadaan sakit. Aku tidak pernah akur dengan mereka sejak itu"

"Oh".

"Aku lihat Kau sangat dekat dengan dua temanmu?".

"Aku tidak pernah berkumpul dengan mahasiswa lain karena hanya Natalie dan Laura yang mau menjadi temanku. Dan untungnya kami hanya membicarakan sesuatu yang membuatnya kami merasa nyaman".

"Aku bisa melihatnya"

"Ehm".

"Bukankah banyak mahasiswa yang mengejarmu di universitas, apa kau tidak sadar akan itu?"

"Beberapa menunjukkan perhatian berlebihan padaku. Tapi aku tidak butuh kekasih. Keinginanku hanya segera Lulus".

"Jadi kau tidak akan mengejarku jika aku tidak mengejarmu dulu?"

"Aku tidak ingat kau pernah mengejarku. Yang aku ingat kau menarikku untuk menemanimu berlari sejauh 2 mil".

"Ya Tuhan Selena, akankah aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk berdebat denganmu?"

Aku melihat kearah Selena yang sedang mengigit bibirnya. Aku harus menciumnya. Aku akan menerima konsekuensinya jika dia menamparku. Tapi aku harus menciumnya.

"Selena, sudah lama aku menunggu ini"

Aku mencium bibirnya dengan sangat lembut. Menggigit sudut bibirnya. Memintanya secara halus untuk membuka bibirnya. Aku menunggu dia mendorongku menjauh, tapi aku tidak menerima penolakan itu. Aku bisa merasakan suara nafasnya yang memburu. Selena benar-benar bereaksi atas ciumanku.

Seakan mendapat angin segar, lidahku memaksa masuk kedalam kehangatan bibirnya yang lembut, lidah kami saling terpaut. Menjelajah disana, mereguk apapun yang ditawarkan dengan penuh damba.

Aku ingin merasakannya, merasakan tubuhnya menyatu denganku. Merasakan kedua payudaranya yang menegang dibawah telapak tanganku. Ya Tuhan, gadis ini sangat menggairahkan.

"Selena"

"Hhhhh"

"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu".

Aku melihat matanya terpejam. Apakah dia mendengar pengakuanku? Tapi aku bisa merasakan tubuhnya merespon sentuhan ku. Tanganku bergerak menuju payudaranya, menyingkap kemeja yang memperlihatkan kedua payudaranya yang tanpa memakai bra.

CINTA ITU PASTI KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang