"Gue tau ini bukan tempat hits," ucap Kelvin setelah duduk di salah satu saung, "tapi gue jamin lo nggak bakal nyesel tau tempat ini."

Terpaksa Sagita ikut duduk di depan Kelvin, dengan meja yang menjaraki mereka.

"Gue belum pernah makan masakan sunda sebelumnya."

"Kalo gitu lo harus coba. Makanannya enak-enak kok."

Tak berapa lama, seorang pramusaji mengantarkan pesanan yang sebelumnya sudah Kelvin pesan.

"Ini menu andalannya," Kelvin menunjuk piring-piring yang ada di hadapan mereka, "kalo makan di sini, kurang afdol kalo belum pesen ini."

"Lo nggak salah pesen, kan? Masa isinya sayuran semua?" protes Sagita saat melihat sayuran hijau menghiasi tiap piring, "kita ini manusia, bukan kambing."

Kelvin tergelak, "Coba dulu nasinya. Itu bagian terbaiknya."

Karena penasaran dengan alasan Kelvin yang begitu menyukai tempat ini, Sagita pun menyendok nasi dengan ikan pepes, tempe goreng dan sayur asem yang jadi lauk pauknya. Ketika kunyahannya berhasil tertelan, saat itu pula wajah Sagita berbinar cerah. Ia seperti baru menemukan harta karun paling berharga di muka bumi.

"Gila! Enak banget," Sagita menatap Kelvin, "kok nasinya bisa ada rasanya gini?"

"Ini namanya nasi liwet. Rasa gurihnya didapat dari bumbu-bumbu rempah yang dimasak bersama beras." beritahu Kelvin seolah menjawab pertanyaan Sagita tentang asal mula nasi liwet terasa gurih.

"Kayaknya nasi liwet bakal masuk daftar makanan favorit gue, deh." Sagita nyengir menutupi rasa bersalah karena sudah meremehkan lelaki di hadapannya.

Lalu hening seketika. Kelvin memberi Sagita waktu untuk menikmati nasi liwet yang kini begitu dipujanya. Sesekali Kelvin terkekeh sebab Sagita bercerita dengan pipi penuh makanan.

Namun sebelum makanan di piringnya benar-benar habis, Sagita meneguk teh hangatnya.

"Lo udah lama kerja freelance fotografer?"

"Lumayan," Kelvin menegakkan tubuhnya, "waktu SMA gue iseng ngotak-ngatik kamera Bokap. Eh, taunya malah jadi hobi. Terus Bokap gue nyerita ke temen-temennya, dari situ gue sering nerima tawaran freelance."

Sagita mengangguk paham.

"Lo sendiri," Kelvin melipat kedua tangan di atas meja, "hobi lo apa?"

"Gue suka ngelukis, pengen banget punya pameran sendiri. Tapi Nyokap pengen gue jadi dokter anak."

Mendengar nada keputusasaan dalam kalimat perempuan itu, Kelvin mengusap lengan Sagita berusaha menenangkan.

"Kalo keberatan, lo bisa protes. Lo berhak nentuin masa depan sendiri."

"Nggak semudah itu," Sagita menunduk lalu menarik napas panjang berusaha terlihat tegar, "gue nggak mau ngecewain Nyokap."

Kelvin sadar, sebagai kenalan baru, ia tak berhak menuntut lebih cerita hidup Sagita. Itulah mengapa lelaki itu memutuskan menghibur Sagita.

"Karena lo udah mau jadi model gue, sebagai gantinya gue mau kok jadi objek lukis lo," Kelvin tersenyum ketika Sagita mulai menatapnya, "nggak usah dibayar. Pantang bagi cowok ditraktir cewek. Apalagi ceweknya selucu lo."

Sagita mulai membenci Kelvin sekarang, sebab lelaki itu sudah lancang membolak-balik hatinya. Dalam sekejap Kelvin berhasil membuatnya bahagia, sedih lalu tertawa saking senangnya. Anehnya, Sagita terlalu menikmati siklus itu sampai tak sadar jika wajahnya sudah semerah kepiting rebus.


****


Gimana gak baper kalo dikasih harapan gitu🙈 makanya sengaja kasih judul bawa perasaan biar kalian ikut kebawa suasana. Hehehe...

Tuh kan gak baper gimana, Kelvinnya sering godain Sagita sih🙈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuh kan gak baper gimana, Kelvinnya sering godain Sagita sih🙈

Menurut kalian, bab ini bikin kalian pindah kapal #SaVin (Sagita-Kelvin) atau tetep dikapal #AiNo (Airin-Nino) atau malah berlabuh ke kapal #AiVin (Airin-Kelvin)?

I blue ya💙
Dari mawar biru yg berharap Kelvin beneran ada di dunia nyata🙈

My Precious Girlfriend ✔Where stories live. Discover now