6

31.4K 1.4K 11
                                    

Aku terkesiap di depan cermin saat mendengar bunyi ketukan pintu, tidak itu bukan Bibi Rosie, Bibi Rosie selalu mengetuk dengan sopan sambil memanggilku dari luar. Aku menduga itu adalah Paman Will, lagi-lagi jantungku berdebar kencang karena merasa takut. Aku takut menghadapi lelaki itu. Aku takut dia datang untuk memarahiku karena telah lancang mengintip kegiatannya bersama pacarnya di ruang kerja.

God, help me!

"Sasha, kau di dalam?"

Ya, itu dia.

Membekali diri dengan sedikit keberanian, aku berusaha untuk terlihat tenang saat melangkah dan membukakan pintu untuk Paman Will yang menungguku. Ia hendak bicara tapi sesaat ia terpaku pada tubuhku yang hanya ditutupi oleh selembar handuk saja. Sial, bagaimana aku bisa lupa?!

"Maaf, a-aku baru selesai mandi" kataku, merasa canggung.

Paman Will menghembuskan nafas pelan, "Kenakan pakaianmu dan turun ke bawah, ada seseorang yang ingin kuperkenalkan kepadamu"

Seseorang? Yeah, pasti wanita itu.

Aku mengangguk dan Paman Will segera pergi meninggalkan kamarku. Aku telah lupa dengan aksi mogok bicara yang kulakukan, setelah menyaksikan adegan itu pikiranku menjadi buyar dan jujur saja, aku penasaran. Aku penasaran kepada wanita yang bercinta bersama Paman Will di ruang kerjanya, aku pikir pria sesibuk William Grissham tidak punya waktu untuk berkencan tapi nyatanya ia punya kekasih, dan tampaknya hubungan mereka cukup serius sampai-sampai Paman Will ingin memperkenalkan wanita itu kepadaku.

Sesudah berpakaian, aku turun ke bawah dan mendapati mereka sedang bersantai di ruang tengah. Wanita itu sedang membaca majalah sementara Paman Will sibuk dengan Ipad-nya. Aku berdeham agar mereka menyadari kehadiranku di sini, keduanya sama-sama menoleh ke arahku dan Paman Will mengisyaratkanku untuk duduk di sisinya. Seperti biasa, aku menuruti perintahnya.

"Sasha, dia adalah kekasihku Nancy dan Nancy, ini adalah keponakanku Sasha Grissham"

Nancy tersenyum, wanita itu mengulurkan tangannya kepadaku lalu berkata, "Senang bertemu denganmu, Sasha"

Aku membalas senyumannya dengan bibir yang terasa kaku lalu menyambut uluran tangan wanita itu tanpa mengatakan apa-apa. Nancy terlihat seperti wanita baik-baik dan bukannya aku  melebih-lebihkan tapi dia sangat cantik. Nancy punya rambut merah yang panjang dan bergelombang, pipi yang tirus, mata cokelat terang yang indah, juga tubuh yang tinggi semampai bagaikan model busana. Aku heran bagaimana ia masih terlihat luar biasa dan uh, baik-baik saja padahal Paman Will habisan-habisan menyiksanya di ruang kerja setengah jam yang lalu.

Oke, lupakan itu Sasha! Tidak seharusnya kau mengintip kegiatan Pamanmu bersama kekasihnya, lupakan dan buang adegan senonoh itu jauh-jauh dari ingatanmu!

"Aku dengar kau pindah ke New York untuk kuliah?" tanya Nancy.

Aku mengangguk, "Ya, itu benar" kataku, "Bagaimana denganmu, Miss Nancy? Maaf aku tidak tahu harus memanggilmu apa"

Lagi-lagi senyum yang ramah terlukis di bibirnya, "Nancy saja" ucapnya, "Aku bekerja di perusahaan William sebagai sekretarisnya"

Oh, pantas saja....

Aku menyukai Nancy, tapi ada sesuatu yang membuatku sulit untuk menerima wanita itu. Entahlah, mengingat apa yang ia lakukan bersama Paman Will di ruang kerja membuat pikiranku dengan sendirinya menilai Nancy sebagai wanita yang...aneh? Bagaimana mungkin ia menikmati dirinya disiksa dan disakiti seperti itu? Menurut apa yang kulihat Paman Will tidak bercinta dengannya, Paman Will lebih terkesan seperti memperkosanya.

Oke Sasha, untuk yang ke sekian kalinya buang adegan itu jauh-jauh dari ingatanmu!

"Jadi, bagaimana rasanya menjadi mahasiswa baru?" tanya Nancy.

Aku menjilat bibir bawahku dan berusaha untuk mengalihkan pikiranku dari kegiatan vulgar yang mereka lakukan tiga puluh menit yang lalu, "Menyenangkan, aku mendapatkan teman baru"

"Kau pergi lebih awal tadi pagi" tiba-tiba saja Paman Will menyela obrolan kami, ia masih sibuk dengan Ipad-nya dan tidak melirikku sama sekali.

"A-aku punya kelas pukul 8" jawabku, tergagap.

Lelaki itu meninggalkan Ipad-nya, dengan sorot mata yang tajam ia menatapku dan berkata, "Bohong, kelasmu pukul sembilan tiga puluh"

Ya, sialan.

Aku memutar otak mencari alasan, "Seorang dosen memajukan jadwalnya karena ia punya rapat"

Nancy memandangi kami secara bergantian seolah-olah merasa bingung dengan hubungan kami yang dingin dan kaku. Seharusnya dia tahu bahwa kekasihnya adalah pria yang kejam, atau jangan-jangan William Grissham bersikap demikian hanya kepadaku?

Paman Will mendengus dan ia tampak tidak mempercayaiku, tapi syukurlah dia tidak memperpanjang masalah ini. Sambil menyalakan kembali Ipad-nya Paman Will berkata, "Kau boleh menghadiri acara penyambutan itu besok malam, tapi ingat aku tidak ingin kau pulang dalam keadaan mabuk-mabukan"

Sontak sepasang alisku terangkat naik. Terkejut? Tentu saja, aku tidak mengerti mengapa Paman Will mendadak mengizinkanku pergi menghadiri acara penyambutan mahasiswa baru. Oh, mungkin suasana hatinya menjadi baik setelah dia mendapatkan seks yang luar biasa dari kekasihnya, tidak heran.

"Ya, aku tidak akan minum, terima kasih" kataku, yang masih terlalu terkejut mendapatkan izin mendadak ini.

Paman Will mengangguk, "Kembalilah ke kamarmu" ucapnya.

Aku bangkit dan segera meninggalkan ruang tengah setelah mengucapkan selamat malam kepada Paman Will dan juga Nancy, sekarang aku sedikit menyukainya karena ternyata seks yang dia lakukan bersama Pamanku membuka jalan bagiku untuk menghadiri pesta!

Masuk ke dalam kamar, aku segera mengirimkan pesan kepada Lauren dan Ashley lewat grup chat yang baru saja kami buat, aku menyampaikan kepada mereka bahwa aku akan hadir di Welcome Party besok malam. Lauren dan Ashley merasa sangat senang, mereka mengajakku berburu gaun  setelah kelas kami selesai besok. Tentu saja aku setuju, tapi sebelum itu lagi-lagi aku harus berhadapan dengan William Grissham dan meminta izinnya agar aku bisa menghabiskan sedikit waktuku setelah pulang kuliah untuk berbelanja. Aku harap seks luar biasa yang Nancy berikan masih berpengaruh pada suasana hati Paman Will sampai besok pagi!

— TBC —

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apapun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

His Little Niece (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang