2

41.1K 1.5K 19
                                    

Aku mendarat di New York dengan wajah yang pucat dan kusut. Bagaimana tidak, aku telah memuntahkan isi perutku sebanyak dua kali di dalam penerbangan, aku juga tidak bisa tidur dengan tenang karena bayi yang berada di sampingku menangis sepanjang waktu. Sekarang aku sangat mengantuk dan kuharap William Grissham telah menungguku di bilik kedatangan.

Bandara John f Kennedy lumayan ramai saat ini. Diantara kerumunan orang-orang yang baru saja tiba dengan pesawat yang sama, aku melirik ke sana ke mari mencari Paman William. Aku yakin ibu sudah memberitahunya pukul berapa aku tiba di New York dan ia tidak mungkin terlambat menjemputku mengingat dia adalah orang yang disiplin waktu.

"Miss Sasha Grissham?"

Mendengar namaku dipanggil, aku menoleh dan menemukan seorang pria berumur dengan perut yang buncit melambaikan tangannya sambil memegang sebuah kertas karton dengan namaku. Sontak dahiku berkerut dalam, apakah dia William Grissham? Seingatku Paman William adalah pria yang paling tinggi diantara pria-pria Grissham yang lain, dia juga punya postur tubuh yang bagus saat muda dulu, wajah yang tampan, dan rambut yang lebat. Bagaimana New York bisa mengubahnya menjadi seperti ini hanya dalam kurun waktu 7 tahun?

Aku menghampirinya dan bertanya, "Paman Will?"

"Bukan saya Cliff, sopirnya. Mr Grissham ingin saya menjemput Anda karena ia punya pertemuan yang penting"

Oh.

Tuan Cliff mengambil koper dari tanganku lalu mengajakku menuju ke mobilnya. Aku tidak terkejut mendapati mobil yang dia pakai untuk menjemputku adalah Rolls Rocye, sebab setiap kali keluarga Grissham berkumpul mereka selalu menceritakan betapa kayanya saudara angkat mereka sejak pindah ke New York, bahkan dia sudah punya bisnisnya sendiri di sini.

Mobil melaju membelah jalanan yang padat di sore hari. Mataku yang awalnya terasa berat karena mengantuk kini terbuka lebar melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi. Aku  seperti gadis desa yang pertama kali mengunjungi kota padahal aku berasal dari  Los Angeles, salah satu kota metropolitan di Amerika. Namun, jujur saja New York jauh lebih maju dan tertata. Gedung-gedung yang ada di sini juga jauh lebih tinggi dengan desain yang menarik dan tidak membosankan seperti yang sering kulihat di Los Angeles.

Kami menyeberangi jembatan Brooklyn dan sampai di Manhattan, mobil memasuki kawasan perumahan yang elite dan berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar yang sangat tinggi. Tuan Cliff menekan klakson beberapa kali sebelum pagar rumah terbuka sendiri, dan seketika itu juga kedua bola mataku membesar memasuki pekarangan rumah William Grissham yang sangat luas. Jarak dari pagar ke pintu rumahnya itu lumayan jauh, butuh waktu lima belas menit jika berjalan kaki untuk sampai di depan pintu rumah megah itu, beruntung aku berada di dalam mesin beroda empat ini.

Di depan pintu seorang wanita berdiri menyambut kami. Aku turun setelah mobil berhenti, Tuan Cliff menyusulku, ia mengambil koperku dari bagasi lalu kami bersama-sama melangkahkan kaki memasuki beranda rumah Paman Will.

"Miss Grissham—"

"Sasha saja, tolong" selaku, merasa agak risih dipanggil seperti itu.

Tuan Cliff mengangguk dan kembali melanjutkan, "Nona Sasha perkenalkan dia adalah Rosie, maid di rumah ini"

Aku mengulurkan tanganku kepada wanita itu, "Senang bertemu denganmu, Bibi Rosie"

Kupanggil dengan sebutan Bibi, wanita itu segera melemparkan tatapan yang canggung ke arah Tuan Cliff seakan-akan ia merasa bingung, tapi kemudian dia hanya tersenyum dan berkata, "Senang bertemu dengan Anda juga Nona Sasha, mari saya sudah menyiapkan kamar untuk Anda"

Aku mengangguk lalu mengikuti Bibi Rosie yang masuk ke dalam rumah mewah milik William Grissham. Tuan Cliff menyusul kami dari belakang sambil membawa koperku, kami naik ke lantai dua dengan tangga dan aku sialan nyaris saja tersandung karena sibuk memandangi desain interior rumah pamanku yang mewah.

"Ini adalah kamar Anda Nona Sasha, jika ada yang kurang Anda bisa mengatakannya kepada saya"

Aku melangkahkan kakiku memasuki kamar yang akan kutempati selama aku tinggal di rumah ini. Mataku melirik ke setiap sudut dengan jeli, merasa takjub dengan segala macam perabot dan isi kamar yang tampaknya sengaja disiapkan untukku.

"Tidak ada, ini sudah sempurna, terima kasih" kataku.

"Dengan senang hati Nona Sasha" ucapnya, "Umm....Nona Sasha?"

Aku berbalik dan menatapnya, "Ya?"

"Mr Grissham ingin agar saya mengajak Anda berkeliling rumah, Anda ingin melakukannya sekarang?"

Aku meringis kemudian menggeleng pelan, "Aku pikir besok saja, sekarang aku sangat kelelahan"

Bibi Rosie meminta maaf sebelum ia pamit dari kamarku untuk melanjutkan pekerjaannya, tapi sebelum dia benar-benar meninggalkan kamarku langkahnya terhenti karena aku bertanya, "Kira-kira pukul berapa  Paman Will pulang, Bibi Rosie?"

Wanita itu berbalik, "Biasanya pukul tujuh Nona Sasha, tapi jika Mr Grissham lembur dia tidak akan pulang sama sekali"

Oh.

Aku mengangguk paham dan Bibi Rosie melanjutkan langkahnya meninggalkan kamarku dengan pintu yang tertutup rapat. Aku melirik jam dan mendapati ini masih pukul 5 sore, Paman Will kembali pukul tujuh, oh sebaiknya aku segera membersihkan tubuhku yang tercium tidak enak sebelum aroma busuk ini mencemarkan udara di sekitar rumah pamanku yang mewah. 

Aku pergi ke kamar mandi dan menemukan segala macam sabun hingga keperluan wanita tersusun rapi didekat wastafel, dan yang lebih mengejutkannya lagi semuanya sesuai dengan apa yang biasa kupakai. Oh tidak salah lagi, Mom pasti meminta Paman Will untuk menyiapkan semua ini sebelum aku tiba. Ibuku benar-benar berlebihan, aku bisa mengurus kebutuhanku sendiri!

Setelah selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi dengan keadaan tubuh yang segar dan wangi. Aku membuka koperku lalu mengambil piyama yang nyaman untuk kukenakan di rumah. Tak betah melihat barang-barangku menumpuk di sudut kamar aku hendak membuka lemari dan bermaksud untuk menyusun bajuku di lemari pakaian tapi sialan, lagi-lagi aku dikejutkan dengan lemari yang sudah terisi penuh oleh pakaian wanita. Aku memeriksanya, satu-persatu, semua pakaian-pakaian itu adalah pakaian dengan merk yang terkenal dan ukurannya pun sesuai tubuhku.

Aku tidak tahu apa lagi yang sudah Pamanku sediakan untuk menyambut kedatanganku di rumah ini, ia bahkan tak melupakan pakaian dalam dan uniknya dia tahu ukuran bra-ku. Sialan Sasha, jangan berpikiran negatif! Sudah pasti Mom yang memintanya untuk menyiapkan semua ini.

Alhasil karena lemari sudah penuh dengan pakaian-pakaian baru aku hanya dapat menyusun setengah dari pakaian yang kubawa di lemari dan sisanya kubiarkan berada di dalam koper, nanti akan aku pikirkan bagaimana caranya agar semua baju yang kubawa dapat masuk ke dalam lemari yang sama dan bersanding dengan pakaian-pakaian mewah yang lain.

Melirik jam sekali lagi, aku mendesah lega mendapati jarum pendek masih berada di angka enam. Aku punya waktu satu jam untuk tidur sebelum Paman William pulang. Sambil menguap dengan mulut yang lebar aku berjalan menuju ke ranjang, melemparkan tubuhku di sana dan mendesah nikmat setelah punggungku yang letih menyentuh kasur yang sangat empuk. Sialan, ini adalah kasur terbaik yang pernah kurasakan seumur hidup!

— TBC —

Ketemu Daddy Willnya di delay dulu yaa, besok aja wkwkwk

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apapun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

His Little Niece (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang