4

36.8K 1.6K 12
                                    

Colombia University. Aku tidak pernah membayangkan akan berakhir di sini, melanjutkan pendidikan di New York dan tinggal bersama Pamanku yang menyebalkan. Beruntung Dad dan Mom mendaftarkanku di bidang yang kuinginkan, itu termasuk alasan mengapa aku tidak menolak keinginan mereka dengan lebih keras lagi. Alasan lainnya adalah karena aku tahu itu akan sia-sia.

Setelah turun dari mobil Tuan Cliff, sopir pribadiku, mengatakan kalau ia akan menunggu di tempat parkir sampai kelasku selesai. Aku mengangguk paham meski di dalam benakku aku merasa tidak tega membiarkannya menunggu selama berjam-jam.

Di hari pertama mahasiswa baru berkumpul di sebuah aula. Di sana kami mendengarkan pidato, arahan, dan juga aturan-aturan yang berlaku di Colombia University. Ini konyol, tapi ke mana pun aku pergi pasti semua orang membicarakan tentang 'peraturan' seakan-akan peraturan dari William Grissham tak cukup untuk membuatku merasa tertekan.

Oke, aku mulai melantur karena terlampau kesal kepada orang tua yang satu itu!

Tepat setelah kami dikenalkan kepada para dosen yang mengajar Colombia University, perwakilan-perwakilan dari setiap kelompok eksklusif mahasiswa masuk untuk merekrut anggota baru. Aku tidak berminat sama sekali untuk bergabung, bagiku itu sama sekali tidak penting dan malah membuang-buang waktu. Dan biasanya kelompok seperti ini yang memicu terjadinya bullying di kampus, mereka cenderung melakukan hal-hal yang tidak pantas kepada anggota baru saat perpeloncoan.

Para mahasiswa meninggalkan aula setelah pidato dan arahan singkat itu selesai. Beberapa pergi ke suatu tempat di kampus untuk menunggu kelasnya yang belum dimulai, sementara itu beberapa yang lain mulai sibuk mencari ruang kelas pertama mereka. Yup, aku termasuk di dalamnya.

Dengan tergesa-gesa aku mencari di mana kelasku berada. Di sini tertulis nomor ruangannya, tapi yeah itu tidak cukup membantu mengingat aku adalah mahasiswa baru. Sibuk mencari tanpa sengaja aku menabrak seorang wanita berambut pirang yang sedang memegang secangkir kopi. Sialnya kopi itu tumpah dan mengenai kemejaku, aku berusaha untuk tidak mengumpat sebab aku sadar bahwa ini terjadi karena kesalahanku.

"Fuck, sorry!" ucap wanita itu seraya menyerahkan tissu.

Aku menerima tissu darinya sambil berkata, "Tidak, ini adalah salahku"

"Sudah jelas ini adalah kesalahanku, maaf aku terburu-buru mencari ruang kelasku yang akan dimulai sepuluh menit lagi"

Oh, aku pikir kami punya kelas yang sama.

"Apakah kau mahasiswa baru?" tanyanya.

Aku mengangguk tapi ia tak sempat melihatnya karena wanita yang lain datang kepada kami dan menggerutu kepadanya karena telah menumpahkan kopi di kemejaku.

"Ini hari pertama tapi kau sudah mencari masalah!" ucap wanita yang baru datang itu.

Aku meringis melihat betapa galaknya dia, "Ini bukan salahnya, ini adalah salahku aku tidak berjalan dengan hati-hati" kataku, berusaha menengahi kesalahpahaman yang terjadi.

"Chill girl, dia tak semengerikan penampilannya kok" sahut si pirang, "By the way, siapa namamu?" tanyanya, mengulurkan tangan kepadaku.

Aku menyambut uluran tangan itu lalu berkata, "Sasha"

"Hai Sasha, aku Lauren dan ini adalah temanku Ashley" ucapnya memperkenalkan diri. Ashley melemparkan senyum kepadaku, Lauren benar, dia tidak semengerikan penampilannya.

His Little Niece (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang