SAY-1

7.9K 511 40
                                    

.
.
.

Disaat semua orang memikirkan ego, gadis itu tidak, disaat semua wanita menjujung dikejar bukan mengejar diri nya malah sebaliknya. Betapa bodoh dirinya bukan? Disaat sudah disakiti sekali saja biasa nya perempuan memilih mundur terartur, dan mencari yang lain namun dia malah semakin tertarik untuk melangkah lebih jauh.

Walaupun hanya diabaikan yang ia dapatkan.

Yeah, Cinta memang buta dan memperbudak itu sepertinya berlaku untuk nya.

" Sayang..." Yang dipanggil hanya mengacuhkannya, but, Eunha tidak pernah memasukan ke hati prilaku pria itu padanya. Alih-alih tersakiti dia malah menampilkan senyuman lebar tanpa beban nya dan langsung berlari merangkul lengan kekar itu.

" Kenapa kesini?" Dengan nada dinginnya pria itu menatap Eunha dari samping.

" Bawaain makanan lah, kamu pasti belum makan kan? Yuk, makan dulu." Eunha menarik kekasihnya, namun Jungkook dengan pelan melepaskan rangkulan Eunha ditangannya, pria itu malah memandang datar wanita dihadapannya ini.

" Aku kerja, pulanglah" Eunha mencebik kecil namun kembali menampilkan senyumannya.

" Makan dulu, ini waktu nya istirahat" Dengan lembut Eunha mencoba membujuk tunangannya ini kembali.

Pria itu menghembuskan nafas jengah " Berapa kali harus aku bilang, kalau..."

" Ya, Ya, Ya, aku tau kamu gak suka dibawain kayak begini kan? Tapi, kalau gak kayak gini siapa yang jamin kamu bakal makan? Kamu kan gila kerja" Jungkook melihat jam yang melingkar ditangannya.

" Baiklah" Ujarnya karena dia tahu Eunha bukanlah type yang mudah disuruh pergi begitu saja.

" Apa? "

" Menurutmu?" Eunha langsung tersenyum lebar dan tak menyia-nyiakan keadaan.

Menurut Eunha, tidak ada yang lebih membahagiakan selain bisa diizinkan masuk kedalam ruangan kerja tunangan ini.

Mungkim terlihat berlebihan, namun itu nyatanya. Bahkan ia iri melihat karyawan yang bisa mondar-mandir ke dalam ruangan ini.

Jungkook, selama setahun menjadi tunangannya. Selalu melarangnya masuk kedalam ruangannya, seperti enggan jika dia menduduki ruangan itu.

" Rasanya gimana? "

" Hmm " Eunha berdecak kesal menatap Jungkook yang hanya fokus dengan makanannya.

Apakah dia seburuk itu? Hingga Jungkook untuk menatap wajahnya saja tidak sudi?

" Jawab kook, Aku nanya makanannya enak gak? "

" Cukup untuk dikonsumsi" Eunha melongos, apa-apaan jawabannya itu?

" Makasih udah...

" Jangan besar kepala" Potong Jungkook seraya menutup kotak makannya.

Eunha menunduk sesaat, ia menghela kecil kemudian kembali tersenyum lebar seakaan ucapan Jungkook tak ada pengaruh untuk kondisi hatinya.

Sudah biasa, itulah yang ia tanamkan.

Suara ketukan pintu membuat Eunha dan Jungkook samaa-sama melihat siapa yang tiba.

" 15 menit lagi..."

Sebelum sekretarisnya itu mengatakannya Jungkook sudah memotong ucapan itu " Aku mengerti, keluarlah" Ucapnya.

Selepas pintu tertutup Eunha juga memilih berdiri dari posisinya " Pergi lagi? "

" Hmm "

" Berapa lama? "

" Satu bulan"

Eunha mengangguk kecil " Hati-hati " Lirihnya pelan, dia mendekati Jungkook kembali, sedikit menjijit dia mencium pipi tunangannya itu.

" Pasti bakal kangen banget nantinya" Ujar Eunha kini memeluk Jungkook dan bersandar di dada hangat itu.

Jungkook hanya diam, dia tidak menolak atau melerai pelukan itu namun tangannya juga tidak menyambut pelukan itu.

" Aku.. boleh peluk satu menit lagi?" Dengan pandangan sedikit berharap Eunha mendongak menatap wajah Jungkook.

" Jangan membuat mama harus menelfon ku, karena kelakuan mu itu" Ujar Jungkook yang sudah menarik Eunha kembali kedalam pelukannya.

Eunha mengangguk dengan senyuman hangat nya.

Padahal hanya sebuah pelukan, tapi efeknya sangat besar untuk dirinya.

" I love you " Ucap Eunha, semakin memeluk erat tubuh tegap itu.

Dia tahu mustahil Jungkook akan membalas ucapan nya barusan.

Karena, entah sampai kapan Jungkook bisa membuka hatinya untuk dirinya.

" Cium, boleh gak?"

" Hmm.." Sahut Jungkook.

" Gak deh, tadi kan udah. Ntar kamu nya malah bosen aku cium terus" Kekeh Eunha, Jungkook melongos pelan seraya merapikan kemejanya.

" Aku pergi, Jangan lupa kasih kabar kalau udah disana" Ujar Eunha, dia berdiri dihadapan Jungkook.

Alis pria itu berjengkit heran "Kenapa?" Tanya Jungkook.

" Bener-bener gak mau peluk lagi? Ntar kangen." Jungkook berdecih pelan.

" Pulanglah, assisten ku akan mengantar mu" Eunha mengerucutkan bibirnya kemudian mengangguk.

" Aku diusir nih?"

" Bukan gitu na, tapi aku juga harus bersiap." Jengah Jungkook.

Eunha mengulum senyumannya, padahal dia tahu Jungkook sangat malas dengan nya, tapi dia malah bahagia melihat pria itu selalu menatap dinginnya, menurutnya Jungkook sangat menggemaskan.

Okey ini aneh, tapi biarkan saja karena dia bahagia selagi pria itu tidak menolaknya.

Dalam artian menolak secara terang-terangan, walaupun secara halus sudah sangat sering dilakukan pria itu padanya.







Baru permulaan ya... entar kita lihat gimana perjuangan Eunha wkwkwk

Salam -Eunkook- 💜




Expect a sunWhere stories live. Discover now