SAY-22

1.4K 167 96
                                    


       Dibalik mata bening berwarna cokelat muda nya, Eunha menatap lawan bicaranya. Dia terjebak di dalam kondisi yang jauh dari kata dia inginkan. Kenapa harus sekarang, sih? Rutukan pertama yang dia ucapakan saat melangkah ke dalam ruangan berinterior modern contemporery ini.

       Mungkin udah hampir satu menit mereka cuma saling menatap. Lalu, Eunha kalah. Memilih menggeser tatapannya kearah kaca yang membentang panjang di belakang punggung pria itu. Yang jelas sangat indah karena menampilkan gemerlap kemewahan pusat kota disana.

        Dia gak mungkin, harus basa-basikan memulai pembicaraan pertama kali, karena bukan dirinya yang menginginkan pertemuan ini. Tapi pria yang didepannya ini lah yang menarik nya berada di ruangan ini.

        Udah cukup, Dia gak tahan lagi berlomba- lomba siapa paling lama diam.

" Maksud nya apa sih nyulik aku kesini, Kamu tau gak sih move on itu susah."

Jungkook mencibir pelan " Masih dramatis, kayak mama. "

" Kamu gak tau ya, kalau udah mantanan gak boleh deket-deket lagi, nih nih apalagi berduaan di ruangan gini. "

" Pikiran kamu aja yang kotor."

" Loh kok aku"

" Ya kamu."

" Ihh, kamu dong kan kamu yang narik aku kesini, setelah mukul wajah pak wooseok, parah sih kamu dia boss loh."

" Ya terus?"

" Kamu bisa dituntut"

" Coba aja kalau bisa"

" Ya bisa lah.. ada cctv kok."

" Ga ada cctv disana"

" Ada, aku lihat"

" Udah aku matiin"

" Ngapain dimatiin, kok bisa sempat sempatnya kamu matiin"

" Karena aku boss, mungkin. "

" Kriminal."

" Mesuman." Bola mata Eunha membeliak.

" Siapa?"

" Kamu dan boss kamu itu"

" Gak ya! Enak aja nuduh-nuduh. Kamu lihat pake mata kaki sih, main tonjok anak orang aja."

Mendadak Jungkook melempar tisu basah, Eunha gelagapan nangkap nya, Habis itu bingung sendiri maksudnya apaan dikasih beginian. " Bersihin bibir kamu." Kata Jungkook

" Aku gak ciuman, kamu apaan sih. Ini juga ngasih tisu yang bener dong masa tisu pembersih pantat bayi" Mendumel malas, dia membolak balik bungkus tisu dengan kesal. Dikira apaan bibirnya disuruh lap pake tisu beginian,

" Dapat dari mana ini tisu."

" Gak penting aku dapat dari mana"

" Balikin, sana. "

" Aku bawa kamu kesini, bukan untuk berdebat gak jelas kayak gini"

" Terus ngapain? Gak mungkin kamu ajak aku kesini untuk main petak umpetkan."

Jungkook mendorong dahinya. " Harusnya bawel kamu yang hilang, bukan berat badan kamu"

Tertawa pilihan paling tepat menutupi rasa salah tingkahnya, pleasee.. sakin jarangnya dia selama ini menerima perhatiaan, Ucapan Jungkook barusan ngebuat Eunha merasa kalimat itu berisi makna sebuah perhatian.

" Apa sedekat itu hubungan atasan dan sekretaris?"

Hah? Oh.. tunggu, ini sebuah pertanyaan kan? Kenapa suara itu seakan mengintrogasi nya seakan-akan baru saja tertangkap berbuat sebuah kesalahan fatal.

Expect a sunWhere stories live. Discover now