SAY-26

1.4K 145 22
                                    


Jadwal Wooseok hari ini gak terlalu banyak, beberapa rapat ditunda karena besok ada acara nikahan adeknya pak Wooseok, Eunha ngacir dia turun ke cubicle Shannon.

" Na, na.. " Shannon narik-narik ujung baju Eunha, dengan deheman gak berminat Eunha ngejawab " Apaan sih shan?"

" Ini penting na, kamu harus denger " Katanya yangs serius ngotak ngatik hp nya.

Eunha ngelirik hp Shannon, penasaran juga sih apaan yang lagi dibaca shannon sampe muka blasterannya kelihatan seserius itu.

" Bacain shan, ini aku udah nunggu loh" Shannon menyengir habis itu dia bilang " Guys kamu harus move on, menurut penelitian kelamaan move on bisa buat mati cepat"

" Ga faedah banget sih." Rutuk Eunha yang ngerasa sia-sia harus duduk manis nungguin Shannon baca artikel yang ternyata nyindir dia.

Shannon ketawa sambil meluk Eunha, ngedorong-dorong Eunha. Terakhir mukulin paha Eunha.

" Bisa gak sih shan, kalau ketawa nya santai aja jangan mukulin aku juga kali. Ini kamu ketawa aku malah bonyok-bonyok kayak kena kdrt" Panjang lebar Eunha mendumel, lagi-lagi Shannon malah menyengir gak lupa malahan ngedorong bahu Eunha.

Tuh kan, untung aja sabar.

**
Gegara kejebak hujan lebat sepulang kerja, Shannon milih nginap di rumah Eunha. Shannon lagi sibuk nge unboxing paket-paket baju online nya. Katanya ini dia pesan udah seminggu yang lalu, malah baru nyampe sekarang. Hampir aja dia mau marah-marah ke mbak-mbak olshop itu.

" Shan, laper gak sih? Aku pengen yang pedes-pedes nih"

" Pesen online aja, na"

" Masak aja deh."

" Rajin amat " Katanya nya melihat Eunha udah beranjak dari duduknya tadi.

" Kamu mau, shan?"

" Gak nolak, buk.." Teriak Shannon yang senyam-senyum di depan kaca ngelihat bajunya pas banget di badannya. Pokoknya sesuai ekspektasi lah.

Lagi asik-asik selfie di depan kaca pake baju baru, Shannon menoleh ngelihat hp Eunha getar-getar. Dia langsung ambil dan ngelihat siapa yang nelfon.

Pas lihat nama penelfon, gak pake babibu Shannon langsung lari-lari dari kamar nyusul Eunha ke dapur.

" Eunha... pak boss nelfon.."

Dia langsung ngasih hp ke Eunha, pas Eunha ngeangkat panggilan itu. Shannon berdiri penasaran di depan Eunha. Gimana gak penasaran, ini udah jam setengah 11 malam. Ngapain pak boss nya nelfon Eunha jam segini?

" Hallo, Pak?" Eunha ngedorong Shannon yang senyam-senyum ngeledek dia.

" Besok kamu ada acara?"

Shannon dan Eunha saling melirik, dia bingung mau jawab apa. Tapi Shannon ngasih kode bilang gak. Yaudah deh ngapain juga bohong hal sepele kayak gini, besok dia emang gak ada acara.

" Gak pak.."

" Besok temanin saya mau?"

" Emm, kemana pak?"

" Ke rumah orang tua saya"

Shannon gak bisa nahan ketawa nya, cewek itu sedikit menjauh tapi ketawanya masih keras banget, ngebuat Eunha kesal setangah mati pas dengan celetukan Shannon " Aciee diajak ke rumah calon mertua"

" Bapak ngapain bawa saya? Ajak yang lain aja deh pak. Gak enak saya masa ketemu orang tua bapak. Ntar di sangka yang gak-gak" Serius ya, Dia menghindari segala fitnah yang mudah aja berkobar. Apalagi pekerjaan nya yang sebagai sekretaris dari seorang pemimpin perusahaan kayak Woo Seok.

Ntar dibilang sekretaris tukang goda lah, males banget deh.

" kalau bareng, ke acara besok, mau?"

****

" Eh, kalian kenapa pada disini" Baru membuka pintu, Eunha dibuat kaget karena melihat Tzuyu Hyuna dan...

Astaga, itu mobil pak boss nya kan.

Dan benar, Pria berjas hitam dengan tatanan rambut rapi oh tidak terlalu rapi, karena ada sedikit anak rambutnya yang menutupi dahi nya. Tapi.. tetap keren karena itu WooSeok

" Ayo pergi bareng."

" Hah?" Mulut Eunha sontak terbuka keheranan.

" Saya belum terlambat kan?" Suara berat yang jadi sering membuat lutut para wanita bergetar itu memecah pikiran Eunha.

" Belum pak, pas banget Eunha baru siap." Wooseok tersenyum kecil membalas ucapan Shannon

Sedangkan Eunha masih diam, kemudian menggaruk kecil kepalanya. " Kalian.."

" Gak sengaja ketemu di depan" Potong Wooseok

Oh iya. O-okelah kalau Wooseok itu alasannya. Lalu? 3 temannya ini urusannya apa dengan acara nikahan itu.

" Kami dapat ini, na." Tzuyu mengangkat sebuah undangan berwarna gold yang pasti disana tertulis nama tiga orang didepannya ini.

" Emang kamu aja yang di undang pak, bos. Kita juga dong" Ucap Hyuna yang bergendik kecil.

**

" Sah.." Semua mengucapkan Alhamdulillah setelah itu, Wanita berkebaya abu-abu yang duduk sedikit menjauh dari kerumunan itu kini ikut tersenyum melihat kearah pengantin baru didepan sana.

" Pak Wooseok kelihatan keren banget ga sih?" Eunha mengangguk seadanya.

" Kasihan, dia keduluan sama adeknya. " Kekeh Shannon, yang baru saja mengambil duduk disebelah Eunha

" Jodoh kan udah ada yang ngatur, emang rezeki adeknya yang duluan ya gimana, shan."

" Iya sih, ah. Palingan bentar lagi pak Woo Seok juga bakal nyusul. " Shannon menyenggol bahu Eunha pelan, kemudian terkekeh melihat Eunha membesarkan matanya. Menyuruhnya jangan ngomong sembarangan, lagi.

" Na, sini. Saya mau kenalin kamu ke seseorang" Eunha kaget, tiba-tiba Woo Seok sudah memegang bahunya dari belakang.

" Saya disini aja pak, gak enak dilihatin orang-orang kalau saya deket bapak" Woo seok tersenyum, kemudian menggeleng dan langsung menggenggam tangan Eunha, membawa gadis itu berdiri dari duduknya.

" Saya pinjam teman kamu ini dulu ya, Shan" Tentu shannon langsung mengangguk penuh semangat, memberikan dua jempol sekaligus.

" Tahu kenapa saya berani genggam tangan ini, gak peduli komentar orang?" Eunha melihat tautan tangan mereka, kemudian mendongak membalas tatapan Wooseok. Dengan gelengan kecil

" Gimanapun, kamu tahu saya punya perasaan ke kamu kan. Kali ini kamu bukan lagi tunangan dari seseorang, saya gak akan menyia-nyiakan kesempatan."

" Kalau dulu kamu disembunyikan, maka kali ini saya dengan berbangga menunjukan kepada siapapun, kalau wanita yang berdiri disamping saya sekarang ini adalah wanita yang sedang saya perjuangkan." Senyuman Wooseok melebar, dia juga beberapa kali menjawab sapaan orang yang berbasa-basi padahal menatap penasaran kearah nya kini.

**

Semacam cinta seperti apa yang dia simpan selama ini?

Sungguh, kepalanya dibuat pusing antara ingin bertemu atau masih bertahan dengan rasa sakit yang membuat nya enggan bertemu barang semenit pun.

Laki-laki yang pernah dia percayai sebagai tumpuan perasaan tulusnya, namun terus menerus menolak nya.

Dan sekarang, setelah konflik perpisahan mereka. Haruskah mereka bertemu kembali? Lupakan, omongan bullshit tentang pertemuan yang bisa menjadi teman setelah mereka saling menyakiti.

" Dia ada disana loh, na"

Siapa yang buta, mata nya pun bisa menangkap sosok itu, disana. Tubuh tegap wajah menawan sangat mudah menemukan Jungkook diantara banyaknya orang di dalam acara ini.

Apa yang di harapkan, Pria itu benar-benar menepati janjinya. Tiga minggu sudah berlalu dan Jungkook menarik diri dari pandangannya. Bahkan urusan pekerjaan pun dia tidak lagi bertemu pria itu, Jungkook hanya mengutus perwakilan kantor di setiap rapat.

Expect a sunWhere stories live. Discover now