7. DEVANO [REPOST]

Mulai dari awal
                                    

"Ngaku!" kata Pak Agus dengan suaranya yang menggelegar menyeramkan.

"Bu-bukan Saya Pak, suwer deh!" jawab Gilang sembari mengacungkan dua jari kearah Pak Agus.

"Bukan mereka Pak," Bela salah satu Siswi dari atas.

"Bola ini kena kepala Saya, tahu?!"

"Iya Pak, maap," Reza menyahut.

"Sini! Salah satu perwakilan!" kata Beliau lagi.

"Ngapain Pak?" tanya Gilang dengan tampang polosnya.

"Mau di kasih hadiah, Lang! Ya mau saya hukumlah! Masi nanya lagi!"

"Yah, Bapak, nggak sengaja Pak,"

"Kesini atau Saya yang kesana! Maen Bola kok gak tau aturan!"

"Ya Allah Pak, serem deh, senyum Pak, kan saya jadi takut liatnya," Devan berjalan menuju Pak Agus dengan langkah santai. Tidak menghiraukan teriakan lebay anak-anak Cewek dari atas.

Di mata anak-anak Meteor, Devan terkenal dengan sifatnya yang buruk karena sering bergonta-ganti Cewek, Bahkan satu hari ini sudah ada lima cewek yang di ajaknya makan atau sekedar nongkrong di kantin.

Habis manis sepah dibuang. Begitulah julukan untuk cewek-cewek yang berakhir putus dengan Devan. Tak jarang, cewek-cewek menghampiri Devan dengan memohon mohon untuk memperpanjang masa hubungan mereka.

Dan dengan tanpa ragu, Devan mengiyakan apa yang di inginkan gadis gadis itu. Meski dirinya tau hubungan semacam itu tak akan lama. Dirinya hanya ingin membuat hati orang lain senang.

••••••🥀🥀•••••••

Viona duduk sendirian di lapangan basket. Terlihat raut kesedihan dan kelesuan terpancar di wajah imutnya. Rambut yang biasanya mengembang lucu dan segar, kini lepek akibat keringat yang mengucur dari ubun ubun.

"Kalau cuma diliatin nggak bakalan bisa," Viona mendongak ke arah sumber suara. Viona enggan menjawab tutur kata Cowok di hadapanya ini. Ia lebih asik melihat kedua sepatunya.

"Mikir ya? Kenapa gue nyamperin lo kesini?" kata Gavin kemudian duduk di samping Viona.

"Hmm, kenapa Kak? Kita nggak ada urusan kan? Lagian gue juga bukan temen lo, kita nggak ada hubungan apa-apa, temen? Gak mungkin kayaknya, atau ada maksud lain?" Viona bertanya kemudian mengambil Bola basket di bawah kakinya.

"Gue seneng aja deket sama lo, kalau gue suka boleh? Umur gue udah sah buat nembak seorang Cewek, gue udah punya KTP," katanya.

"Tapi gue belum punya KTP Kak, gue kan baru lulus SMP kemarin," Viona terkekeh pelan.

"Sini gue ajarain, ayok, gue tau lo lagi susah dapet nilai memenuhi KKM," Gavin menarik tangan Viona untuk di ajaknya berlatih.

•••••🥀🥀•••••

Bola itu masuk sempurna ke dalam ring. Gavin tersenyum begitu melihat wajah Viona berubah ceria.
Dilihatnya wajah Gavin yang senantiasa tersenyum. Viona menyadari ada yang berbeda dengan Cowok di hadapanya ini. Rasanya ia merasa aneh bersama dengan Gavin, Cowok yang baru dikenalnya pada Masa Orientasi Siswa kemarin, bisa menjadi Cowok SKSD seperti ini.

"Duduk dulu, mau minum?" tanya Gavin setelah duduk bersama Viona.

"Boleh,"

"Yaudah, gue beli minum dulu," Gavin berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju kantin untuk membeli minuman. Dari lapangan, Gavin dapat melihat anak-anak Siswi memandang kedekatannya dengan Viona dengan pandangan tidak suka.
Tetapi, siapa peduli? Gavin tidak peduli sama sekali. Setelah membeli dua air mineral, Gavin memberikan air itu kepada Viona.

Melihat Viona yang tak nyaman dengan pandangan mencemooh dan ketidak sukaan dari mereka, Gavin lantas tersenyum, "Gausah peduliin, gak ada yang berani sama lo selama lo deket sama gue,"

••••🥀🥀••••

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini,


Repost Kamis, 22 Oktober 2020

Repost Kamis, 22 Oktober 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang