Burnt to Ashes

1.1K 128 7
                                    

WARN! BLOOD

3nd POV

Tangannya penuh tanah dan darah, pandangan sinis ia berikan pada setiap yang mengganggunya. Desahan nafas kekesalan bercampur rasa kecewa, ketika ia mendapat bisikan itu hatinya terbelah dua.

Kau mendekatinya lagi? Kau lupa kalau dia hanyalah sandra demi Port Mafia?

Kata-kata yang membuat Dazai terus menggumam setiap melihat (Y/n) berjalan di depannya. Malam ini dia tertunduk lesu akibat mengingat nya lagi.

Apa yang ada didalam pikiran Dazai kemarin? Mengajak (Y/n) berjalan bersama hanyalah cara paling bodoh untuk meruntuhkan Port Mafia.

Dari kejauhan ia menatap sang pemegang kekuatan penghancur, matanya terbelalak begitu menyaksikan pertunjukan kecil yang dibuat oleh ability (Y/n). Bangunan bobrok itu tidak hanya terbakar, ia juga lenyap tanpa sisa. Seperti dihisap ke dunia lain.

Si anak bersurai cokelat itu memutar badan, meninggalkan tempat kejadian tanpa berkata-kata.

Disisi lain, gadis kecil itu mengeluarkan air mata menatap hasil jerit payah bercucuran keringat ayahnya harus hancur digenggaman anaknya sendiri. Namun saat itu juga, ia harus tahu posisinya sebagai anggota Port Mafia.

"Misi selesai, ayo pulang." Namun tidak ia bergerak sedikitpun dari pijakannya.

Kouyou- saksi mata kedua atas kejadian ini hanya tersenyum. Ia mendekap (Y/n) layaknya ia mendekap Kyouka, didorong nya pundak si gadis perlahan menuntunnya kembali ke markas.

"Otsukare, kau melakukannya dengan sempurna lagi." Puji Kouyou.

Namun (Y/n) hanya menggigit bibir, dadanya sakit bagai ditindih batu. "Kouyou-nee, apa ini perintah ayah?"

"Tentu saja." Jawab sang wanita dengan santainya.

"... Baguslah."

Dazai yang terpuruk atas bisikan 'iblis' yang menari di kepalanya. Dan (y/n) masih bersedih atas 'dosa' yang ia perbuat. Satu masa sebelum benang merah ini terputus, membawa mereka berlayar mengarungi perahu mereka masing masing.

Malam yang penuh cerita....




"(Y/n), bos mencarimu." Suara Chuuya membangunkan (Y/n) dari lamunan. Tanpa kata kata berjalan menuju ruangan megah nan besar tersebut.

"Saya disini." Ucapnya cukup tegas.

"(Y/n), bagai ikan yang terperangkap dalam jala." Sosok dibalik bayangan itu terkekeh. Lampu menyala seketika, memperlihatkan dua sosok 'besar' yang menatap dalam senyuman antara kekecewaan dan kekhawatiran..

"Mori-san, ada apa memanggilku?" Tanpa basa-basi (y/n) bertanya.

Ia tak menjawab, namun disaat itu juga dia rasakan sesuatu menembus perutnya.
Dingin dan keras, membuat kaki dan tangan ngilu bersamaan.

"Kurang ajar kau!!!" Geramannya terdengar seperti kucing kecil di telinga dua sosok tersebut. Mori mendekatinya, membawa selembar kertas.

"Kau tidak akan mati secepat itu. Sekarang beritahu kami dimana keberadaan ayahmu?"

Pedang menembus perut (y/n) bergerak bagai merobek lambungnya. Namun tidak bisa berkata, ia tetap bungkam menjawab pertanyaan Sang Bos.

Matanya bergerak, membaca beberapa kata yang ada di kertas putih tersebut..

    Janji? 

Kontrak?      

            Tanda tangan?

Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن