Andaikan

1.3K 156 2
                                    

Angin berhembus membawa kakiku menuju gudang tua terbengkalai di pinggiran kota. Tak tahu apa yang menungguku di depan, aku berjalan tanpa ragu.

Pintu karat itu menggaung ketika ku ketuk. Dua menit berlalu belum ada jawaban, terpaksa aku mendorong pintu itu dan masuk ke dalam. Baru tiga langkah tanganku disaut oleh seseorang.

"Hei, kau jalan sendirian?" Matanya memicing bersama bibir merahnya yang tersenyum merekah.

Diam tidak menjawab aku segera menarik tanganku dan berjalan menjauh dari wanita terdebut, Ozaki Kouyou. Tidak merasa resah dengan kelakuan ku, wanita itu menuntun ku menuju suatu tempat.

"Misi mu pasti berjalan lancar, bagaimana dengan Chuuya?"

"Dia pulang duluan." Jawabku singkat padat dan jelas.

Tibalah kami di ruang bawah tanah, terjawab sudah pertanyaan mengapa sepanjang jalan tercium bau bubuk mesiu.

"Tempat ini adalah gudang milik ayahmu yang sudah lama ia tinggalkan, hanya tersisa bahan peledak dan beberapa senjata rakitan disini--"

Ia mengambil sebuah pistol dari atas tumpukan karung disana, diperlihatkannya gagang pistol itu padaku.

"Lihat, ini nama ayahmu bukan?"

Sambil menyipitkan mata aku mencoba fokus pada tulisan kecil pada gagang itu.

"Lalu apa maksudmu memanggilku kesini."

"Aku minta kau lenyapkan gudang ini sekarang." Matanya berhenti menatapku, suaranya agak mengecil di akhir kata. Mengapa dia ingin aku melenyapkannya, apa ini perintah ayah?

"Aku beri kau waktu tiga hari, aku tidak mau mendengar bos ribut-ribut hanya karena bangunan bobrok ini masih berdiri tegak."

Tangannya kembali menggenggam lengan ku dan membawaku keluar dengan cepat. Tidak heran dia melakukan itu, aku juga mulai merasakan aura lain disini.

--------------

Seperti biasa aku menghabiskan makan malam ku di dalam kamar, lebih tepatnya nyemil. Buku pelajaran sudah berserakan dimana-mana, ditambah satu buah peta Yokohama yang memenuhi seperempat kasur dan hp ku yang tidak berhenti bergetar.

"Dazai." Tertera nama itu pada layar, ingin mengabaikan tapi rasanya tanganku dikendalikan sesuatu untuk menekan tombol unlock..

Malam, apa kau sibuk? Ah iya, bukannya kau sudah mengatakan padaku besok hari terakhirmu ujian. Ganbare!

"(Y/n), kau yakin tidak akan makan malam?" Ketukan pintu beberapa kali terdengar.

"Tidak bu."

Satu jawaban itu dan hawa familiar perlahan menjauh. Kurebahkan tubuhku diatas tunpukan buku, mencoba menahan rasa kantuk beberapa kali aku menampar pipi.

"Tidak boleh tidur sebelum aku menguasai ini." Ucapku sambil terus menampar pipiku.

(Y/n), besok hari terakhir kau ujian bukan? Bagaimana kalau sepulangnya kita jalan jalan?

Kadang aku berfikir, betapa enak hidup sepertinya. Tidak perlu memikirkan tentang kertas-kertas penuh angka ini, dapat bersantai tanpa memikirkan jurusan nantinya.

"Andai saja.."

Aku kembali menatap layar handphone, entah angin apa yang membuat mataku malah semakin berat. Mencoba bersandar pada bantal namun tetap tidak membantu membuatku terjaga.
Aku tenggelam dalam alam mimpi.







Author termalas seantero bumi balik lagi /heh
Author gak nyangka, ternyata ceritanya udah nembus 6.5 K reads, 800+ vote!
Makasih banyak atas semuanya.
Author gak pernah capek terus-terusan bilang maaf ke kalian. Author udah masuk masa2 UN, jadi jarang BANGET up.

Semoga author bisa melewati semuanya dengan lancar, aamiin.

Cukup basa-basinya, see you ~

Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang