Trouble

2.5K 301 25
                                    

Hari ini terasa sangat tenang, tak biasanya aku merasa sebosan ini. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, dan aku belum mendapatkan tugas apapun seharian ini.

"(Y/n)-chan~" Panggilan Dazai membuyarkan lamunanku.

"Hm?" Aku menoleh kearahnya.

"Ayo jalan-jalan--"

"Oy! Oy! Dazai, kau masih punya tugas untuk di kerjakan, jangan mencoba kabur." Belum selesai seluruh katanya terucap, Kunikida telah menyeret Dazai ke mejanya.

"Mou! Aku lelah!" Rengeknya sambil terus menatap setumpuk kertas di depannya. Aku hanya terbengong melihat Dazai seperti itu.

"Jangan cari alasan, kau hanya bermalas-malasan sejak kemarin!" Kunikida menggertak meja hingga membuatku berjingkat.

Ah, daripada aku mendengarkan mereka lebih baik aku mencari kesibukan saja. Ajakan Dazai tadi bagus juga, mungkin aku akan mengajak salah satu anggota agensi untuk menemaniku-- itu mereka tidak sibuk.

"Nee.. Ranpo-san." Ranpo melihatku dengan tatapan malasnya, seakan-akan itu adalah signal yang ia berikan padaku.

"Hm?" Jawabnya pendek sambil kembali mengunyah keripik kentangnya.

"Ayo main, kau tidak ada kerjaan kan?"

"Aku sibuk." Jawaban singkat itulah yang memutuskan percakapan kami seketika, lalu melangkah kan kakinya keluar ruangan.

"Huh, bilang saja tidak mau.." Keluhku dan refleks menendang kaki meja.
Merasa gagal, kini aku mencari yang lainnya.

"Naomi-san-" Baru saja aku mau memanggilnya, terdengar suara yang aneh dari balik meja Tanizaki.

"Nii-sama!.. Ayolah."

"N-Naomi jangan, ahh~"

Mendengar suara aneh tersebut, aku langsung mengurungkan niatku untuk mengajak Naomi. Karena aku tak ingin menginstrupsi apapun yang sedang terjadi di sana.

"Siapa ya yang sedang tidak sibuk." Terus kukelilingi meja mereka satu persatu, namun nampaknya tak satupun dari mereka yang tak dapat menemaniku. Atsushi atau Kyouka pun tidak berada di sini..

"Baiklah." Setelah terbengong untuk beberapa saat. Aku pun mengangkat tas selempang yang ku tinggalkan di atas meja, dan pergi melewati pintu keluar.
.
.
.
Aku berjalan-jalan tak jauh dari kantor agensi, lagi pula aku masih butuh mengingat seluk beluk kota ini kembali.
Aku mampir ke salah satu minimarket di dekat sana lalu membeli es-krim dan dua kaleng jus jeruk.
Kududuk di salah satu bangku taman, udara di sana sangat sejuk. Angin sepoi-sepoi yang berhembus membelai rambutku, berberapa orang terihat berlalu-lalang di depanku. Suasana ini terlalu tenang.

Namun... Firasatku mengatakan hal yang sebaliknya. Instingku merasakan ada yang mengawasiku sejak tadi.

Ku rogoh es krim dari kantung belanjaan.
"Hm~ Segar.." Kataku sambil terus memakan es krim itu sambil berusaha menghilangkan firasat burukku.

"Permisi.. Boleh saya duduk di sebelahmu?" Tanya seorang wanita bersurai blonde dengan setelan jas hitam lebar dan mengenakan kaca mata hitam, membuatku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Oh, tentu saja." Aku tersenyum lalu memberi ruang di samping kiriku dan mempersilahkanya duduk.

Suasana kembali sunyi. Tidak ada pembicaraan di antara kami, hanya suara ranting pohon yang saling bergesekan yang mengisi kesunyian.

Wanita itu terus memperhatikan jamnya dan sekali-kali menengok ke kanan dan ke kiri.

"Apa kau sedang menunggu seseorang?" Tanyaku sambil berusaha memecah atmosfer canggung ini.

Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu