Give Me Chance

1.8K 225 6
                                    

(Y/N) POV

Aku tak benar-benar ingin mencarinya, rasa dihatiku sudah semakin memudar. Entah apakah aku akan mengakhirinya begitu saja? Atau.. Aku memberinya kesempatan kedua?

Kepala ku serasa tak bisa berfikir lagi. Tapi satu hal yang masih terpikirkan di kepalaku adalah... Apa dia masih mengingatku. Mengingat apa yang dia katakan waktu itu padaku..

'Aku tak ingin mendengar ataupun melihat mu lagi.'

"Ugh..." Ku pegang dadaku erat, detak jantung semakin cepat dan tak beraturan. Tapi.. Ini berbeda, rasanya sakit. Sangat sakit..
Mengingat hal itu seketika membuat mentalku runtuh, rasa sakit di dada yang semakin melekat, rasanya aku ingin berteriak sekarang. Namun tak bisa, mulutku telah disegel rapat oleh kata-kata yang seharusnya tak ku katakan.

Aku benci..
Aku membencinya..
Ya, aku sangat membencinya.
Aku tak ingin melihatnya, mengingatnya, ataupun hanya mendengar namanya.. Tidak, aku harap aku tak pernah mengenalnya.

Tapi apakah itu kata-kata yang pantas kuucapkan kepada seseorang yang telah berbaik hati melakukan apapun untukku. Tidak.
Tapi apakah perlakuannya pantas untuk ku terima? Tidak.
Tapi... Apa bisa ku memaafkan nya? Mengapa tidak...?

"Mengapa kau disini?"

Aku belum siap, aku masih tidak bisa menerima semuanya. Bahkan aku hanya bisa menatap kebawah disaat dirinya berdiri dihadapanku.

"Jawab aku."

"Bukan urusanmu." Bodoh! Mengapa aku mengatakan hal itu, harusnya aku segera meminta maaf padanya kan?

"(Y/n)..."

"Urusai..."

"U-Urusai?.. Kau pikir aku akan diam saja? Begitu?"

"Urusai, pergilah.. Sebelum aku..-"

"Cih, tatap aku! Ada apa sebenarnya denganmu?!"

Sebelum tanganya menyentuhku beberapa inci, kutebas tangan lelaki didepanku tanpa ampun. Tidak, aku bahkan memikirkannya seperti seorang penjahat yang akan menyerangku.

Aku tak ingin menatapnya, melihat wajahnya saja bisa membuat kepalaku puyeng. Namun entah mengapa mataku masih ingin melihatnya walau hanya sekilas.

Aku menggenggam tanganku erat, tak dapat kupercaya bahwa aku telah membuat tangannya terluka seperti itu. Tanganya yang sedang tak terbungkus sarung tangan, tetes demi tetes darah mengalir. Hingga meninggalkan bercak darah pada tanganku.

Namun ia hanya menatap tangannya dan tak mempedulikan hal itu.
Melihatnya yang hanya terdiam, aku segera berjalan menjauh darinya.

'Maafkan aku, Chuuya.' Kata-kata itu, mengapa sangat sulit untuk ku ucapkan?

Chuuya POV.

Aku menatap tanpa peduli dengan tanganku yang mulai meneteskan darah, di depanku gadis itu berjalan menjauh. Aku tahu dia tak bisa melupakan kejadian yang membuat kami berdua seperti ini. Ini semua berawal hanya dari kesalahan kecil yang akhirnya menjadi api yang perlahan tapi pasti menghanguskan dirinya.

Aku tahu, kau membenciku.
Aku tahu, kau berusaha menghindar dariku.
Aku tahu, rasa sakit macam apa yang kau rasakan sekarang.
Tapi aku tak tahu, apa yang harus kulakukan untuk menebusnya.

Minta maaf? Setelah tak memaafkannya kini aku meminta maaf?
Argh!!! Kepalaku pusing memikirkan hal rumit ini! Tapi aku tak bisa membiarkannya begitu saja.

"Lebih baik aku melapor dulu pada bos."

(Y/N) POV.

"(Y/n)! Kau lama!"

Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)Место, где живут истории. Откройте их для себя