Port Mafia

2.4K 273 15
                                    

Tembakan membawa kami menuju suatu bangunan tua, jaraknya yang tak begitu jauh membuat kami memutuskan untuk berjalan kaki.

Saat kami baru melangkah masuk, orang orang berjas hitam telah mengelilingi kami. Sontak saja aku mulai awas dan menyiapkan kuda-kuda.

Terdengar langkah kaki samar-samar semakin mendekat, memperlihatkan seorang wanita berjas hitam dengan rambut pirang yang muncul dari kegelapan-- Tunggu, apa dia wanita yang kemarin aku temui..?!

"Akhirnya kau datang. Dan juga...” Matanya teralihkan pada dua pria yang masih berdiri di belakangku.

“Ohayo, Higuchi-san.” Dazai menyapa dengan santai.

"Ehem.. Dazai-san, kenapa kau dan manusia harimau ini juga ikut bersamanya?” Sambil menghela nafas, dia terus menatap si anak harimau yang nampak gemetaran.

"Soalnya, nanti kalau dia kenapa-napa aku yang repot. Kan Atsushi?” Dazai menepuk pundak Atsushi.

Atsushi hanya mengangguk pelan dengan grogi.

Wanita bernama Higuchi itu kembali mengalihakan pandangannya padaku. Kini aku dapat melihat wajanya dengan jelas.

“Aku rasa ini pertemuan kita yang kedua, jadi.. Biarkan aku perkenalkan namaku terlebih dahulu. Namaku Ichiyo Higuchi.“

“Lalu ada urusan apa kalian mencari kami?”

"Bukan kalian, hanya-"

"(Y/n), bos kami ingin bertemu denganmu.”

Segeraku putar kepalaku melihat seorang pria berambut hitam putih yang ternyata sudah berdiri tepat di samping Higuchi sedari tadi.

"Akutagawa-senpai.." Gumam Higuchi lumayan kencang.

“Cih, kau juga di sini.. Jinko.” Tatapan tajam milik pria bernama Akutagawa itu serasa menancap pada Atsushi.

“Eh? Memangnya kenapa?” Atsushi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Maaf saja, aku sedang tidak mood untuk melawanmu.”

“A-Apa maksudmu? Aku tak ingin melawanmu.”

“Apa kau masih menganggap aku lemah?!”

“Kenapa kau bisa sampai berfikiran seperti itu?!”

Melihat suasana yang mulai memanas, Dazai memutuskan untuk mengambil beberapa langkah dan menghentikan mereka.

“Kalian berdua berhentilah. Kita tidak ada waktu untuk mengurus kalian sekarang.” Nada bicaranya tidak main-main, ditambah tangannya yang  mencengkram pundaku membuat perasaanku semakin tidak enak.

Beberapa saat setelah mendengar teguran Dazai, Akutagawa kembali menghilang dalam kegelapan.

Suasana tegang tadi sempat dingin sementara, dan saat itu Higuchi kembali melanjutkan perkataannya.
“Seperti yang di katakan Akutagawa-senpai, bos kami ingin bertemu denganmu.”

Aku menatap wanita itu dengan tajam. Aku sudah menduga hal ini akan terjadi cepat atau lambat, aku tahu sejak awal aku tak punya pilihan.

“Kalau aku menolak?”

“Kami akan segera menyerang ADA. Dan juga Bos sendiri yang akan membawamu ke sana.”

Deg

Tepat, kali ini firasatku tepat lagi. Aku mengeratkan tanganku yang menggenggam angin.

"Tak ada pilihan ya... Baiklah.”

"Kau terima?” Dengan tatapan tak percaya, refleks dengan tangannya dia membalik tubuhku, membuat kami kini saling berhadapan.

"Terima dan tidak terima hasilnya sama saja kan?” Ucapku tegas.

“Hey.. Kau bercanda kan?” Kini Atsushi pun ikut memberikan tatapan yang sama seperti yang di berikan Dazai.

"Baiklah, kami akan segera membawamu ke Port Mafia. Ikuti aku.” Tanpa menunggu dia berbalik dan berjalan terlebih dahulu.

“Ano.. Apa dia bisa pulang setelahnya?” Seru Dazai melihat jaraknya dengan wanita itu lumayan jauh.

“Itu semua tergantung keputusan bos. Apapun yang ia katakan, sebaiknya jangan membantah.”

"Baiklah.” Belum selangkah ku ambil, Atsushi menepuk pundakku dari belakang.

“(y/n)..”

Ku lihat wajahnya yang sudah terlihat setengah pucat, aku tersenyum padanya.

"Daijobou, Atsushi-kun. Aku akan baik-baik saja kok.”

“Segera hubungi kami jika kau dalam masalah.”

Dan aku menjawabnya dengan anggukan.

Di sisi lain, Dazai menatapku dengan serigai licik. Aku tahu apa yang sedang dia pikirkan sekarang.

“(Y/n)-chan! Jangan lupa titip salamku padanya-- Aaaaa!!!”

Dan lagi.. Kebiasaan itu kembali. Ku injak kakinya dengan kuat agar dia berhenti bicara.

“Akan ku katakan padanya kalau kau sudah mati dengan tenang di puncak gunung.” Ucapku dengan senyum terpaksa.

Melihat Higuchi yang terhenti di tengah jalan karena menyadari ku belum mengikutinya. Aku segera melangkahkan kaki meninggalkan tempat tanpa berbalik ke belakang.

Dazai POV

Tanpa ku sadari, gadis itu sudah menghilang dari pandanganku. Rasanya baru kemarin dia masih berada di sampingku. Tapi kini..

“Dazai-san, apa kau yakin dia akan baik-baik saja?” Aku tak menjawab pertanyaan Atsushi untuk saat ini.

Sebenarnya aku juga agak ragu dengan (y/n). Dia pasti akan diperalat lagi oleh Port Mafia mengingat kejadian 6 tahun lalu.

“Entahlah.. Tapi aku yakin ‘dia’ akan menjaga (y/n) dengan baik.” Atsushi hanya terdiam tak mengatakan sepatah kata.

Dirinya terus menatap ke arah (y/n) pergi, aku rasa penglihatannya memang lebih tajam karena abilitynya.

"Dia sudah menghilang.”

“Hal ini tak dapat kita cegah, sebaiknya kita pergi sekarang sebelum mereka melakukan serangan.”

Anak di sebelahku mengangguk dan mengikuti langkahku.

"Kita harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Sachou. Kita tak ingin Port Mafia selangkah maju dari kita kan?”

"Ya. Tapi, Dazai-san.”

“Ya?”

“Apa alasannya sampai-sampai mereka membawa (y/n) pergi?”

“Yaa, soal itu-“

“Apa dia juga pengguna Ability seperti kita?” Langkahku terhenti, lalu menatap dalam anak yang berada tepat di sebelah kananku. Aku rasa ini sudah cukup lama untuk terus menyembunyikannya.

“Kalau ‘ya’ memangnya kenapa?”

"Kekuatan apa yang dimiliki nya?"

Tak mau menjawab lebih jauh aku pun lanjut melangkah.

"Dia adalah mimpi buruk yang nyata."




Next chap..? On Friday.

Terima kasih atas vote dan komennya ~

Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)Where stories live. Discover now