Bagian 17 : Don't Leave Me

6.6K 916 53
                                    

"David... David"

Lagi, Jaemin kembali memanggil nama putra mereka dalam tidurnya. Jeno menghela napas dengan raut sedih, sejak David tiada Jaemin tidak pernah baik baik saja. Isterinya itu selalu bersedih dan tak pernah lelap dalam tidurnya.

"David... kkajima"

Tangan kurus itu bergerak seolah ingin menggapai sesuatu dan kemudian berakhir dengan tangisan.

"Jaemin-ah, jaemin-ah" Jeno menggoyang pelan tubuh isterinya, membangunkan Jaemin dari tidurnya.

"Jeno... david"

Jeno mengangguk seolah paham dengan apa yang akan Jaemin katakan. Merengkuh tubuh isterinya itu, Jeno mengetahui jika Jaemin kembali menangis dalam peluknya.

"kenapa tuhan tidak mengambil nyawaku saja Jeno-ya, kenapa harus David?" ucapnya masih terisak memeluk Jeno semakin erat.

Kepergian David dua bulan lalu masih memberi duka mendalam bagi keluarga Jung. Terutama Jeno dan Jaemin yang tak pernah menduga jika putra mereka akan dipanggil sang pencipta secepat ini. Sejak kepergian David kondisi Jaemin benar benar memprihatinkan. Laki laki itu larut dalam kesedihan mendalam, bahkan sempat dilarikan kerumah sakit beberapa kali karena ditemukan pingsan. Keadaan Jeno pun tak bisa dikatakan lebih baik, di satu sisi ia harus merelakan kepergian putranya dan di sisi lain ia harus menyemangati Jaemin untuk menerima kenyataan semua ini.

"David bilang dia mau adik agar bisa seperti Daddy dan uncle Mark"

Jaemin yang hari ini ditemani Taeyong bercerita dengan tatapan kosong. Tangan Taeyong mengelus lembut punggung tangan menantunya yang kian hari terlihat semakin kurus.

"David juga bilang kalau mau menjadi dokter seperti uncle Mark. Eomma, David itu sangat mengagumi Mark hyung daripada Daddy nya sendiri"

Kali ini Jaemin menatap Taeyong dengan mata berkabut menahan tangis tapi ada senyum keterpaksaan diwajahnya itu. Taeyong lantas memeluk Jaemin, melihat menantunya seperti ini membuatnya ikut terluka.

"Jaeminnie jangan seperti ini terus. Eomma tau Jaeminnie bersedih, tapi David juga tidak akan suka melihatmu seperti ini sayang"

Mengelus punggung Jaemin lembut, Taeyong sungguh berharap bisa meringankan kesedihan isteri putra bungsunya ini.

"Yongie eomma, aku ini... ibu yang buruk kan?"

"sshh aniya. Kau bukan ibu yang buruk Jaeminnie. Ini semua keinginan Tuhan, eomma mohon jangan menyalahkan dirimu seperti ini"

"Eomma, aku harus apa? Rasanya sakit, sakit sekali, aku tidak bisa kehilangan David seperti ini eomma"

.

.

.

.

"Mommy terimakasih sudah menemani Jaemin hari ini"

Ucap Jeno, Taeyong tersenyum lantas mengikuti arah pandang putranya pada Jaemin yang tertidur di bed sofa dengan damai.

"Dia masih sangat terpukul dengan kepergian David. Mom minta jaga Jaemin baik baik nne, dia sedang sangat rapuh Jeno-ya"

Taeyong mengelus rambut putranya yang terlihat lelah itu. Jeno lalu menatap Taeyong dan memeluk ibunya itu.

"aku...aku tidak tau lagi harus seperti apa mom. Semuanya, semuanya sangat menyakitkan"

Runtuh sudah pertahanan Jeno, laki laki itu menangis dalam pelukan ibunya. Menumpahkan segala rasa sedih yang selama ini ditanggungnya sendiri. Saat ini tidak ada lagi Jeno yang ceria, yang ada hanyalah Jeno yang kehilangan arah dan tersersat dalam kesedihan mendalam.

Story Of Us [2nd Book]Where stories live. Discover now