Bagian 15 : Keputusan Berat

6.9K 902 60
                                    

"Mommyyyyyyyyyy"

Jung Jeno, laki laki sebelas tahun itu berteriak heboh saat melihat ibunya keluar dari pintu arrival bandara. Dengan riang dirinya berlari untuk memeluk sang ibu yang tiga hari ini tidak ditemuinya. Sementara dibelakang, sang ayah hanya bisa menghela napas, menerima kecupan singkat dari isterinya lalu mengambil alih koper yang dibawa oleh Taeyong.

"i miss you so much mommy" Jeno berucap dengan bibir manyun, sembari berjalan menuju mobil dirinya terus menggandeng lengan sang ibu dengan manja.

"Heh, bisa tidak kau ini tidak langsung memonopoli isteriku?"

Jaehyun yang sebal karena Jeno terus menempel pada Taeyong tanpa memberinya ruang untuk bicara pada isterinya ini. Dengan satu tangannya yang bebas, Taeyong meraih lengan Jaehyun untuk ia gandeng. Lantas tersenyum pada sang suami yang memasang wajah cemberut.

"Aish, kalian berdua ini bisa tidak sih akur sebentar saja"

Taeyong mendengus, sedikit malu sebenarnya karena sedari tadi orang orang melihat kearah mereka yang berjalan berdampingan dimana kedua lengan Taeyong kini diapit oleh suami juga anak bungsunya itu.

"Omong omong, kalian tidak mengajak Minhyungie?"

Keduanya terdiam, Jeno merapatkan bibirnya tidak ingin bicara saat Taeyong menatapnya. Sementara Jaehyun tampak mengalihkan perhatiannya asal jangan menatap kearah Taeyong.

.

.

.

.

Satu hari sebelum kepulangan Taeyong


"Markeu?"

Haechan menatap kearah sang kekasih yang memasang ekspresi lesu. Saat ini keduanya tengah berada di rooftop sekolah dengan Haechan yang membawakan makan siang untuk Minhyung yang hari ini tidak membawa bekal karena ibunya sedang diluar kota.

"bagaimana aku harus mengatakannya Haechannie?"

Mark menghela napas, terlihat frustasi sembari menyandarkan kepalanya pada bahu kekasihnya ini. Haechan yang tau kemana arah pembicaraan Mark hanya mampu memberi elusan ringan pada helai rambut sulung keluarga Jung itu.

"Kalau kau sungguhan menginginkannya, maka kau harus berusaha membuat mimpimu itu jadi kenyataan"

"Kau tau daddy pasti tidak akan setuju dengan pilihanku. Dirinya jelas menaruh harap tinggi agar aku menjadi penerus bisnisnya juga mommy"


Ini semua perihal kegamangan Mark tentang kuliahnya. Ia berada pada kondisi tidak ingin membuat orangtuanya kecewa dengan masuk jurusan bisnis atau memaksakan kehendak meraih impiannya menjadi seorang dokter. Jujur, menjadi seorang dokter seolah menjadi panggilan tersendiri untuknya, he loves helping people dan hal hal berbau dunia medis. Namun ia juga tak sanggup melihat raut kecewa ayahnya yang jauh jauh hari selalu menginginkannya memimpin perusahaan kelak. Masalahnya, sulung Jung ini sama sekali belum memiliki keberanian untuk mengutarakan pilihannya ini pada orangtuanya.


"Bicarakan baik baik pada orangtuamu Markeu, suneung sudah semakin dekat. Be brave"

Haechan melukis senyum diwajah cantiknya, berharap bisa membuat mood kekasihnya membaik. Minhyung yang mendengar ucapan si marmut manis ini lantas melingkarkan kedua tangannya untuk memeluk sang kekasih.

"gumawo"

.

.

.

Story Of Us [2nd Book]On viuen les histories. Descobreix ara