Bagian 5 : A Wedding

11.8K 1.3K 267
                                    

Sembilan belas tahun berlalu sejak kali pertama Jung Jeno dapat melihat dunia. Hal yang Taeyong ingat betul menjadi masa masa tersulit hidup Jung Jaehyun karena harus merasa mual dan terkena tindakan anarkis dirinya sebab Jeno yang terlalu sulit dikeluarkan. Namun tak bisa dipungkiri jika kehadiran si bungsu adalah pelengkap kebahagiaan bagi pernikahan keduanya.

Jeno itu tumbuh dengan banyak kasih sayang, si nakal yang gemar mengerjai ayahnya, dan si manja yang tak mau lepas dari hyung juga ibunya. Taeyong menghela napas, menyadari jika waktu telah lama berlalu dan kesayangannya itu akan menikah hari ini. Sebuah pernikahan tidak terencana karena berhasil menghamili kekasihnya duluan.

"mom, are you ready?"

Taeyong menoleh, mendapati si sulung yang tampan sekali dengan tuxedo hitamnya. Mark tersenyum kearahnya, lantas menggandeng tangan sang ibu yang ia yakin tengah bernostalgia dengan kenangan masa lalu. Terlihat dari dua mata indahnya yang berkaca kaca ketika dirinya mendapati ibunya menatap sendu foto keluarga mereka. Hal yang juga dulu dilakukan Taeyong dihari pernikahan si sulung. Sebagaimana perasaan orangtua, terlebih itu ibu, ia selalu memiliki kecemasan berlebih ketika hendak melepas anak anaknya memiliki tahap baru dikehidupan mereka.

"I love you mommy"

Pernyataan cinta tiba tiba juga kecupan dipipinya itu jelas dipahami Taeyong jika Mark tengah berusaha menghiburnya.

"Everything's gonna be okay mom"
tambah dokter muda itu, lantas membiarkan Taeyong mencubit pipinya gemas dengan senyum yang terlukis diwajah cantiknya.

"oh! Berhenti menggoda isteriku, Mark Jung!"

Itu ayahnya. Jung Jaehyun yang tampil dengan sangat sangat gagah dengan balutan jas senada dengan milik Taeyong. Tak lupa dengan dahi yang mengernyit juga decakan kecil yang memamerkan lubang kecil dipipinya. Hal yang Minhyung tau selalu membuat ibunya gemas.

"heh! Kalau cemburu bilang saja. Kemari kemari, aku jadi ingin memelukmu"
Minhyung menatap ibunya tak percaya, tingkah Taeyong itu benar benar unexpected.

Jaehyun itu terlalu paham Taeyong. paham hingga ia bisa membaca saat netra bulat itu terlihat begitu gelisah dan cemas. Jika sudah seperti itu, maka mereka akan bertukar pelukan dan saling menenangkan. Minhyung yang mengerti jika ayah dan ibunya ini butuh waktu berdua, diam diam keluar dari ruangan. Berniat menemui adiknya yang sedang bersiap. Isakan kecil lolos dari bibir Taeyong, membuat Jaehyun mengelus lembut kepala isterinya itu dan mencoba menenangkan. Well, merelakan dua putera kalian menikah hanya selang beberapa bulan jelas bukan hal yang mudah. Terlebih itu untuk Taeyong sendiri.

"Taeyongie, uljjima. Jeno tidak akan senang jika melihat ibunya menangis di hari bahagianya sayang"
Jaehyun melepas pelukannya, menyapu air mata yang turun diwajah Taeyong dengan ibu jarinya. Menatap wajah memerah isterinya dan terkekeh pelan.

"isteriku selalu melankolis di hari bahagia anaknya. Menggemaskan sekali"
Jaehyun menjepit hidung isterinya yang kemudian membuatnya dihadiahi cubitan dibahunya, namun Taeyong berhasil terkekeh dengan ucapannya barusan.

"kau mau membuatku mati di hari bahagia anakku huh?"
Taeyong yang kembali pada mode pemarah adalah pertanda moodnya sudah membaik. Jaehyun tersenyum, kali ini mengecup pipi isterinya itu.

"everything's gonna be okay, Taeyongie"

{}

Jaehyun sadar sekali jika Jung Jeno tumbuh benar benar menyerupai dirinya. Tampan, cerdas, nakal juga manja. Semuanya persis dirinya kecuali urusan cinta, sebab jika berada di usia yang sama ia tidak akan seberani Jeno untuk menghadapi orangtua Jaemin. Terkekeh pelan, dia bahkan ingat di usianya yang kesembilan belas dirinya masihlah Jung Jaehyun yang mengharapkan pertemuan pada cinta terpendam yang kini menjadi isterinya itu. Menghela napas, Jaehyun membuka pintu ruangan dimana Jeno berada didalamnya. Putera bungsunya itu terlihat sangat tampan namun tak dipungkiri memiliki ekspresi gugup luar biasa.

Story Of Us [2nd Book]Where stories live. Discover now