02

1.2K 147 16
                                    


di meja makan pukul tujuh pagi

"kook pagi ini kau kuliahkan ?" tanya ibunya yg baru saja duduk disampingnya

"Ya, kenapa ma ?" ucapnya sembari memakan makanannya

"bisa jemput jihyo ?" jungkook seketika menatap kearah eommanya

"kenapa harus dijemput ?"

"kau kan kekasihnya jadi apa salahnya ?"

"dia kan bisa menggunakan mobilnya sendiri ma"

"dia tidak suka menyetir dipagi hari, dan lebih suka mendengarkan musik dari earphone nya"

"Itu salahnya sendiri, lagi pula dia bisa mendengarkan musik sembari menyetir"

"itu sudah menjadi kebiasaannya, karena kau kekasihnya jadi kau harus bisa mengerti dirinya. Kau harus menjemputnya pagi ini"

jungkook hanya diam tak menanggapi ucapan ibunya itu

"kau mendengar ucapan mama bukan ?"

"Hm" jawabnya dengan malas

.
.
.
.

saat ini jihyo sedang sarapan, ia hanya duduk sendirian. Orang tuanya tidak ada dirumah sejak dua bulan yg lalu karena harus memantau pembangunan perusahaan baru di china

"nona pagi ini kau ingin diantar ?"

"eoh tidak pak kim, aku bisa jalan kaki saja" tolaknya ramah

"tapi nona, tuan park akan memarahiku jika tahu kau pergi ketempat kuliah dengan jalan kaki"

"tidak pak kim, jalan kaki itu menyenangkan. Jadi aku akan jalan kaki saja berangkatnya"

"baiklah, tapi pulangnya kau ingin dijemput ?"

"tidak perlu pak kim" jihyo tersenyum padanya

"ah baiklah nona"

.
.
.
.

"haish, kenapa sih aku harus menjemput wanita sialan itu!" jungkook menggerutu sembari menyetir

drtt...drtt... hp jungkook berbunyi

"halo ?"

"jungkook bisa kau jemput aku?"

"kau tidak berangkat dengan yugyeom ?"

"tidak, dia bilang hari ini ia berangkat sedikit terlambat jadi tak sempat menjemputku"

"baguslah kalau begitu, tunggu aku" jungkook terlihat bersemangat, melupakan perkataan ibunya jika ia harus menjemput jihyo

.
.
.
.

dari kejauhan yugyeom melihat seorang gadis yg sedang membaca buku juga earphone yg bertengger ditelinganya 

"eoh itu wanita bodoh ?" ucapnya yg lalu memelankan laju mobilnya

"Ck! apa yg dia lakukan" seketika dia tertawa melihat tingkah jihyo yg tiba-tiba saja berhenti dan menganga lebar saat masih melihat buku yg ia baca, seperti terkejut mungkin (?)

"apa ? jadi dia membunuh adiknya sendiri hanya karena adiknya lebih cantik daripada dirinya ? oh gila!" gerutunya yg masih membaca buku cerita yg dipinjamkan yerin temannya, dia tidak tahu jika pagi ini dia akan terlambat kembali seperti kemarin

jihyo kembali melanjutkan jalannya walaupun matanya masih menatap buku cerita

"yakk!!" seseorang berteriak dan menariknya saat ia hampir saja terjatuh melewati jalan berlubang yg cukup dalam

JunghyoOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz