Prolog

52.4K 1.7K 11
                                    

Jantungku berdebar membaca sepucuk surat yang baru saja kuterima dari UCLA, ingin menjerit rasanya mengetahui bahwa aku diterima sebagai mahasiswi baru di universitas bergengsi itu. UCLA adalah universitas impianku sejak lama, aku mencoba keberuntunganku di fakultas yang keinginkan dan sesuai harapan, aku diterima!

Kututup kotak surat lalu aku melangkah masuk ke dalam rumah dengan penuh rasa bangga. Oh, tidak sabar rasanya melihat bagaimana reaksi kedua orang tuaku setelah mereka membaca surat ini, mereka pasti tidak menyangka mengingat aku punya reputasi yang kurang baik di sekolah. Ya, aku sedikit nakal namun bagiku pelajaran adalah nomor satu, aku tidak pernah pergi berpesta sebelum menyelesaikan semua tugas-tugasku tapi orang tuaku tidak pernah tahu. Mereka hanya berpikir aku anak yang kacau, keras kepala, dan tidak punya keinginan belajar. Jadi, kubawa surat dari UCLA ini sebagai bukti bahwa aku tidak sebodoh yang mereka kira. Aku berhasil masuk ke dalam universitas bergengsi lewat persaingan yang ketat.

Masuk ke dalam rumah aku langsung menemukan kedua orang tuaku berada di ruang tengah dan sedang membicarakan sesuatu yang tampaknya sangat penting. Keduanya sedang berdebat hingga akhirnya mereka menyadari kehadiranku dan mendadak berhenti berbicara.

"Sasha? Kemarilah, ada sesuatu yang ingin kami katakan kepadamu sayang" kata Mom.

Aku mendekat dan tanpa sengaja melihat sepucuk surat dengan format yang sama dari Universitas Colombia, milik siapa?

"Ada apa, Mom?" tanyaku, bingung melihat kedua orang tuaku yang tampak serius tidak seperti biasanya. Bahkan Dad yang suka bercanda kini enggan bicara.

"Sasha, kau sudah dewasa sebentar lagi kau akan masuk ke perguruan tinggi dan menjadi mahasiswa, oleh karena itu sebagai orang tuamu kami membimbingmu agar tidak memilih universitas yang salah"

Aku mengangguk setuju dengan mata yang berbinar, lihat mereka pasti akan merasa bangga kepadaku setelah tahu bahwa aku telah memilih universitas yang tepat dan berhasil lulus dari persaingan yang ketat.

"Kau benar, Mom. Sekarang kalian tidak akan merasa kecewa lagi kepadaku, coba lihat ini aku telah diterima di UCLA dan resmi menjadi mahasiswa baru di sana!" kataku, bersemangat.

Mom dan Dad saling melemparkan pandangan dan aku mulai merasakan ada sesuatu yang salah di sini. Mengapa mereka tidak terlihat bahagia? Jangankan mengucapkan selamat, melirik surat yang kuterima dari UCLA pun tidak.

"Mom, Dad, semuanya baik-baik saja?" aku bertanya.

Kini giliran Dad yang hendak bicara. Ayahku berdeham pelan seolah-olah merasa tak enak hati untuk mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan, tapi kemudian tanpa menatap wajahku dia berkata, "Kami sudah membuat keputusan, kau akan tinggal di New York dan melanjutkan pendidikanmu di Universitas Colombia"

Sontak kedua bola mataku membesar, "Apa?" kataku, setengah memekik mendengar keputusan mereka, "Mengapa aku harus melanjutkan pendidikanku jauh-jauh ke New York sementara aku telah diterima di UCLA?"

"Ini demi kebaikanmu Sasha, kami ingin kau tumbuh menjadi anak yang mandiri dan belajar hidup di atas kakimu sendiri, itu hanya bisa terwujud apabila kau jauh dari kami"

Sesuatu yang perih mencekik tenggorokanku setelah aku mendengar alasan itu, "Kalian ingin aku pergi?"

Mom menggenggam erat tanganku, "Mengertilah Sasha pergaulanmu di sini tidak sehat, kau berpesta hingga pagi buta, mabuk-mabukan, berfoya-foya, kami tidak bisa mentolerir kenakalanmu lagi" ucap Mom dengan suaranya yang lembut, "Kami menyayangimu dan kami ingin kau tumbuh di lingkungan yang baik. Pergilah ke New York, di sana kau tidak sendirian kau akan tinggal bersama paman William"

Paman William?

Seketika itu juga dahiku berkerut dalam, "William Grisham?"

Mom mengangguk.

Sialan.

"Kami telah mengurus segalanya, kau berangkat minggu depan ke New York dan  melanjutkan pendidikanmu di sana, kami telah mendaftarkanmu sesuai dengan yang bidang yang kau inginkan" kali ini giliran Dad yang berbicara.

Aku menatap ayahku dengan sorot mata yang sayu lalu memohon agar ia mengubah keputusannya dan memberikanku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku dapat berubah tanpa perlu dikirim jauh-jauh ke New York dan tinggal bersama William Grisham yang akan mengawasiku sepanjang waktu. Tapi keputusan mereka sudah final dan tidak bisa diganggu gugat lagi, sekeras apa pun aku merengek itu tidak akan berhasil. Kali ini mereka bersikeras untuk mengirim anaknya pergi.

Aku menghapus air mataku dan pada akhirnya hanya bisa pasrah menerima apa pun keputusan mereka. Keputusan yang mereka anggap baik untukku tapi sangat sulit  kuterima. Aku tahu mereka menyayangiku dan ingin melihatku tumbuh di lingkungan yang baik, jauh dari teman-temanku yang nakal dan brandalan di LA. Namun aku benar-benar tidak bisa meninggalkan rumah, terlebih lagi dititipkan kepada seorang pria yang terkahir kali kulihat saat aku berumur dua belas tahun.

William Grissham....

Entah bagaimana rupanya sejak ia meninggalkan Los Angeles, aku tidak tahu.

— TBC —

Hai bulan februari! Hai pembaca lama dan baru, senang bertemu dengan kalian di sini😘

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apapun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

His Little Niece (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang