I Will Love You As Long As I Live (END)

1.5K 122 39
                                    

Suara bel gereja sudah terdengar berirama mengiringi rasa bahagia para tamu undangan terlebih bagi kedua calon mempelai Tony Stark dan Steve Rogers. Sebelum menuju altar untuk mengucap janji sehidup semati mereka masing-masing menyiapkan diri diruangan yang terpisah sebelum nanti di pertemuan di depan pendeta.

"Tenanglah kawan.. Kau tak perlu segugup ini santai saja." Thor menenangkan Steve yang sedang berdiri didepan jendela. Steve terlihat begitu gagah dan tampan dengan stelan tuxedo nya. Thor menghampirinya dan membetulkan dasi Steve. "Kau tak perlu memikirkan apapun saat ini yang kau perlu hanya merasakan kebahagiaan. Jadi tak akan ada beban dalam fikiranmu buddy!" Thor menyemangati. "Yaa... Kalau aku bisa mewakilkanmu menuju altar nanti untuk menikahi Tony bisa saja!" Ledeknya dan tertawa "Bercanda!" lanjutnya sedangkan Steve membalasnya dengan senyum.

"Thank's Thor. Kau sudah selalu mendukungku, sudah menjadi sahabat yang paling depan untukku!"

"Aku bukan sahabatmu Steve, aku saudaramu." Thor tersenyum dan memeluk sahabatnya itu Steve pun merasa sangat berterima kasih. "Im happy for you dude!" Thor kembali melepaskan pelukkannya.

Disisi lain Tony duduk di sebuah kursi di ruangan. Dia merenung merasa saat ini seperti mimpi baginya. Jangankan untuk berharap ini terjadi mimipi pun ia anggap tidak akan bisa tetapi apapun itu tak ada yang bisa mewakili perasaannya termasuk kata bahagia. Sebentar lagi kehidupannya akan berubah, tidak ada kata sendiri menghadapi apapun di dunia ini. Dia akan menghabiskan waktu bersama anak dan suaminya, membesarkan Peter bersama sama. Menciptakan kehangatan dalam rumah baru. Tony hanya mampu tersenyum dan hatinya sangat bahagia. Dia menatap ke jendela ada kebahagian yang sebentar lagi akan di raihnya.

"Memang saat yang mendebarkan untuk moment seperti ini, Nak!" Tiba-tiba asal suara muncul dari belakang Tony. Tony membalikkan badannya dengan cepat, matanya membesar seiring hatinya bergetar dengan mata yang mulai berlinang. Tak ada kata yang mampu ia ucapkan. Ia hampir tak percaya hari ini.

"How are you, son?" Sapa seorang yang usianya jauh lebih tua darinya. Yaa dengan gerak cepat Tony menghampiri orang itu dan memeluknya dengan erat melepaskan kerinduaannya. Ya siapa yang tak rindu dengan sosok seorang ayah yang sudah tak bertemu dengannya setelah Howard tau bahwa anaknya memiliki ketertarikan pada seorang laki-laki.

"Dad...!" Tony memeluknya kencanv dia menangis sejadi jadinya. "Its you.. You are here?" Tony menatap ayahmya masih tak percaya

"Yes its me.. Your dad!" Howard membalasnya dengan sendu. Tony memeluknya lagi.

"Oh my god i miss you... I misss you... I missed you so much!" ungkap Tony yang masih memeluk ayahnya enggan melepaskannya sedetikpun.

"I miss you too son... I miss you too!" Howard memeluknya dengan erat betapa tidak Howard sampai menangis disaat saat seperti ini (aduuuhh gue langsung meweekkk inget di Endgame 😭😭😭😭 bodo amat dah jadi spoil)

"Honey!" Suara seorang perempuan dengan halus dan lembut. Tony melalak matanya dengan kaget dan sosok ibunya sudah ada disampingnya.

"OH MY GOD MOOOOMMM...!"Tony melepaskan pelukan ayahnya dan memeluk histeris sang Ibu Tony rasanya ingin pingsan setelah mendapatkan ini bagaimana tidak hampir belasan tahun dia tak pernah merasakan ini setelah pergi dari rumah.

"Momm i miss you... I miss you... Aku minta maaf atas segalanya, aku minta maaf!" Tony terisak.

"No no son... No... Kami yang minta maaf padamu karena selama ini kami sudah membuangmu begitu jauh. Tak mengharapkan dan tak menerima keadaanmu padahal kau anak kami, kekuranganmu harus menjadi kelebihan bagi kami nak dan seharusnya kebahagiaan mu adalah kebahagian kami juga!" sang ibu memegang wajah Tony dengan isak bahagia. (aaaaaaaaaaa..... Gua tuhh yg nulis ini ngalir dari otak kenapa musti turun juga ini air mataaa.... 😭😭😭😭 Ya allah untung malem coba kalo siang bisa batal puasa gue)

Thank's For Everything Where stories live. Discover now