Prolog

376 62 54
                                    

Hari ini hari minggu, hari yang paling ditunggu-tunggu semua orang, hari di mana semua orang akan terlepas dari semua aktivitas, termasuk Rina. Gadis dengan rambut sebahu dan mata yang berwarna coklat kekuning-kuningan ditambah postur tubuhnya yang tinggi itu masih terlelap di atas tempat tidur di saat jam sudah menunjukkan pukul 08:15 pagi.

Gadis yang begitu menyukai segala hal yang berwarna pink itu benar-benar mengubah kamarnya menjadi istana dirinya. Dinding kamar yang diberi cat berwarna pink, lemari dan meja belajar berwarna pink, sampai tempat tidur beserta bantalnya pun berwarna pink. Tak heran jika ia dijuluki si feminim pink.

Tok, tok.

"Nak, Bunda mau bicara."

Hening, tidak ada sahutan.

"Anak itu pasti masih tidur," decak Maria, Bunda Rina.

Tok, tok.

Masih hening, Maria terpaksa mengeluarkan jurus andalannya.

"Aaa... api, ada api, tolonggg... ada api!!"

Sontak Rina yang tertidur pulas langsung terbangun dan tanpa berpikir panjang langsung berlari menuju pintu kamar.

"Aaa... kebakaran," teriaknya histeris.

Begitu pintu terbuka, Rina langsung menubruk Bundanya sambil berteriak histeris. "Kebakaran, Bunda. Ayo selamatkan diri."

Maria menggelengkan kepala, lantas berbicara lantang. "Mandi, kemudian siap-siap. Kita mau sarapan pagi di luar."

"Rina males ikut, ah, Bun."

"Terserah, tapi jangan nyesel ya. Soalnya kita mau sarapan sama keluarga Al."

Mata Rina yang tadinya masih mengantuk langsung melotot tak percaya.

"Al?"

"Iya, Almu." Rina tersenyum semringah, ia bergegas masuk ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap.

Akhirnya, kita bertemu lagi, Al.

***

Yihaa, jangan lupa komentar plus vote ya biar author semangat ngetiknya.

Senja Where stories live. Discover now