10. Zehn

29 3 3
                                    

Now I'm done believin you
You don't know what I'm feelin
I'm more than what, you made of me
I followed the voice
you gave to me
But now I gotta find, my own.


(Now Playing| Listen_Beyonce) 
_

______

Happy Reading!!

Sesuai permintaan Luna, Deenan akhirnya memutuskan untuk menemui Luna di kantin sekolah. Setelah berhasil menemukan Luna, ia langsung menghampirinya. Tak lupa, mereka memesan beberapa makanan untuk dijadikan cemilan. Setelah makanan datang, mereka mulai memakannya bersama.

Di sela mengunyah makanannya, Deenan lupa menanyakan tujuannya diajak kesini, "Eh, lo ngapain ngajak gue kesini? Ada yang mau lo bicarain? Nyesel jadi cabe-cabean gini?" Deenan menanyakan itu sambil tertawa mengejek.

"Lo kok bisa-bisanya ngomong kayak gitu, Nan?!" Luna terbawa emosi karena Deenan berani mengejeknya.

"Lah, salah ya? Komentar kan harus sesuai fakta, Lun. Kalo gue komentar baik tentang lo nanti dikira cari perhatian. Lagian apa bagusnya elo sih, Lun? Perasaan, lo nggak ada bagus-bagusnya sama sekali tuh." sarkas Deenan tanpa memikirkan perasaan Luna.

"Lo nggak tau rasanya jadi gue, Deenan. Gue capek terus-terusan drama kayak gini!" sentak Luna. Beruntung kantin sudah lumayan sepi jadi mereka bisa bercerita dengan leluasa.

Deenan terkekeh pelan, "Untungnya buat gue apa? Buang-buang waktu aja lo!"

"Ini penting!" Luna mulai sewot. "Di satu sisi, gue seneng karena bisa jadi pacar Zero, dia care banget serius. Tapi disisi lain, gue nggak bisa terus bohongin perasaan gue. Gue nggak cinta sama dia, juga dengan gaya hidup gue, gue nggak sebaik yang lo kira. Gue urakan, ini gue yang asli." jelas Luna panjang lebar.

"Intinya, gue harus ngapain?" tanya Deenan.

Luna langsung memegang tangan Deenan sambil menatap Deenan penuh harap, "Jadi pacar gue."

Seperti baru terkena serangan jantung, Deenan mengusap dadanya sambil beristighfar berulang kali, "Goblok! Kalo ngomong tuh dipikir dulu, jangan seenaknya. Lo pikir dengan gue jadi pacar lo itu bisa nyelesain masalah? Enggak, Lun!" tegas Deenan. "Gue nggak habis pikir sama jalan pikiran lo." Setelah mengucapkan itu, Deenan langsung beranjak dari tempatnya.

"Lo nggak mau jadi pacar gue karena Keana kan?!" Setelah Luna mengatakan itu, Deenan langsung membalikkan badannya tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.

"Urusan lo sama dia apa? Jangan bawa-bawa dia dalam urusan kita!"

Luna berdehem sejanak, "Sekarang lo udah tau kan gue orang seperti apa? Masih mau nolak gue?" ucapnya.

Sial!

Benar apa yang di katakan pepatah 'Jangan menilai orang dari cover luarnya saja' terbukti sekarang. Luna yang dia kira cewek judes tapi polos, ternyata tidak sebaik itu.

"Benalu lo dasar! Dasar cewek nggak punya malu! Sampai kapan pun gue nggak akan mau jadi pacar lo!" Setelah mengatakan itu, Deenan langsung beranjak meninggalkan Luna yang masih terdiam mencerna ulang ucapan Deenan.

____

Sepulang dari sekolah, Luna langsung mendapati motor Zero sudah terparkir di dalam pekarangan rumahnya. Didepan pintu rumahnya, Luna terus memantapkan hati untuk mauk atau menghindar dari Zero. Namun, belum lama berdiri di depan pintu Zero sudah keluar menemui nya.

"Kenapa lo nggak masuk? Mau menghindar dari gue? tanya Zero sambil melangkah masuk diikuti Luna dibelakngnya.

"Gaada apa-apa kok, kak! Udah lama nungguin disini?"

DEENAN NEPTUNUS (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang