3. Drei

31 8 2
                                    

Jam istirahat adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh murid SMAN 32 Bandung. Seperti sekarang, Deenan berniat untuk ke rooftop setelah tadi menghabiskan makanannya.

Saat Deenan baru menaiki beberapa anak tangga rooftop, Deenan mendengar kegaduhan dibawah tangga. Karena penasaran, Deenan pun mengendap-endap hingga sampai di bawah tangga dan bersembunyi dibalik tembok pembatasnya.

"Siapa nama Lo?" Deenan mengenalnya, dia adalah Sasha Auryn. Kakak kelas sekaligus Mantan kekasihnya. Astaga, mengingatnya saja membuat Deenan merasa ingin meludahi wajah cantiknya. Deenan memutuskan hubungannya dengan Sasha karena dia rasa, berpacaran dengan Sasha malah membawa dampak buruk baginya. Bahkan, Sasha dengan bodohnya pernah mengatakan ingin tidur seranjang dengan Deenan. Hal itulah yang menyebabkan Orang tua Deenan memintanya untuk memutuskan hubungan dengan Sasha. Sudahlah, saat ini Deenan harus fokus pada tujuannya kesini.

"Lo udah tuli, bisu juga ternyata" ucap Sasha sambil menumpahkan air mineral ke seragam perempuan itu.

"Apa?!" teriak seorang perempuan. Deenan langsung mengenali orang yang sedang di bully oleh Sasha, dia Luna. Gadis songong yang baru beberapa hari ditemuinya.

Sasha tertawa "Wooww, warna hitam ternyata" ujar Sasha kepada teman-temannya.

"Maksud lo apa nyiram gue kayak gini?!"

"Lo gue tanya baik-baik malah ngelunjak ya?!" maki Sasha sambil menarik kerah seragam Luna. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Deenan pun merekam kejadian ini secara diam-diam.

"Lepas Kak!!" teriak Luna sambil menyentakkan tangan Sasha dari seragamnya.

"Berani ya Lo?!" Sasha menarik rambut Luna, sehingga membuat Luna mengaduh kesakitan.

Sasha tertawa meremehkan."Dasar cewek kecentilan, Zero itu cuma milik gue. Mending lo cari cowok lain deh, daripada nyesel nantinya"

"Zero itu cowok gue, lo siapanya dia? Dia mana mau sama cewek kayak lo!!"

"Apa lo bilang?! Lo itu anak baru jadi jangan sok tau, gue deket sama Zero udah dari lama"

"Oh gitu, emang gue nanya?"

Sasha menjambak rambut Luna untuk kedua kalinya "Heh!! Coba bayangin kalo barang berharga milik lo di curi sama orang lain. Gimana rasanya, hah?!" Luna meringis karena rasa sakit dikepalanya. "Kenapa lo nangis? Sakit kan? Itu yang gue rasain sekarang!!"

Luna menangis pelan, Deenan masih merekam dan menjadi pendengar setia. Saat Deenan akan beranjak menolong Luna, Luna menyela ucapan Sasha. "Ma-maafin g-gue kak, tap-tapi" Sasha langsung menyela ucapannya "Tapi apa?!"  Luna tersentak kaget karena Sasha tiba-tiba mengeluarkan cutter dari saku seragamnya. "Gue tuh senior disini, dan lo harusnya tunduk sama gue. Tapi, karena lo berani sama gue, gue terpaksa ngelakuin ini. Biar lo mikir?!" Sasha mengarahkan cutternya ke lengan Luna, refleks Luna pun memejamkan matanya.

"Aaaahk!!" Luna mendengar jeritan laki-laki didepannya, dan anehnya dia tidak merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Luna pun membuka matanya perlahan, dan betapa terkejutnya dia saat melihat seorang laki-laki tengah melindungi tubuhnya. Dan yang membuat Luna sangat terkejut adalah ada bercak darah di lengan bagian atas laki-laki itu. Dia Deenan, laki-laki yang membantunya saat telat datang ke sekolah, laki-laki yang membantunya menunjukan kelas, dan sekarang dia membantunya dari pembullyan.

"Deenan?! Lo kenapa bisa ada disini?!" Sasha terlihat panik, dia langsung meraih lengan Deenan. Deenan langsung menepis tangan Sasha dengan kasar "Tangan lo udah nyakitin banyak orang. Gue nggak suka!!"

DEENAN NEPTUNUS (On Going)Where stories live. Discover now