8. Acht

22 4 5
                                    

Now playing| Seventeen-Home

Kamu datang dengan segala kelebihan yang membuatku berpikir bahwa kamu memang sempurna. Tapi, perlahan aku mulai menemukan satu cela dalam dirimu. Suatu ketidakpercayaan diri yang membuatmu penuh cela.

_Deenan Neptunus_


Happy reading!

___

2 Minggu berlalu...

Pagi ini, Deenan merasa ada yang hilang. Bagaimana tidak, Luna yang biasa membangunkannya kini sudah tidak lagi. Tak ada yang menyiapkan tas dan tugasnya, tak ada yang menyiapkan sarapan, tak ada juga yang memarahinya karena baju seragam yang berantakan. Hal ini jelas membuat Deenan keki sendiri.

"Deenan Neptunus. Keluar dari kelas saya sekarang!!" Suara teriakan Bu Seta berhasil memekakkan telinga nya. Cepat-cepat dia menghapus pikirannya tentang Luna dan berjalan menghampiri Bu Seta yang menatap tajam kearahnya.

"Salah saya apa, Bu? Perasaan tiap kali ketemu saya, ibu bawaannya kesel terus."

"Salah kamu apa?! Dari tadi, kamu tidak memperhatikan ibu!"

Deenan mengangguk-anggukan kepalanya "Kalo pengen diperhatiin ibu ngomong dong sama saya, saya orangnya nggak pekaan, bu"

"Maksud kamu apa?! Kamu meledek saya?! Berdiri di lapangan sekarang!"

"Eh, ampun deh, Bu. Saya nggak mau panas-panasan kaya gitu. Mending saya minta maaf aja deh sama ibu takutnya saya ada salah. padahal,   saya nggak tahu salah saya apa, bu..."

"Kamu itu sedang minta maaf atau sedang meledek saya? Sudah jelas-jelas kamu itu biang onar di kelas ini. Dan kamu dengan tak tahu dirinya bilang padahal, saya nggak tahu salah saya apa." ucap Bu Seta sambil menirukan cara bicara Deenan. Sontak, hal itu membuat seisi kelas XI ips 2 menertawakan Deenan.

"Yah ibu nggak seru. Masa bentar-bentar kena hukum, kena marah. Capek saya, bu"

Bu Seta berkacak pinggang "Kamu membantah saya?!" Teriakan Bu Seta membuat Deenan refleks menggelengkan kepalanya. "Hormat dilapangan sampai jam istirahat sekarang!"

"Ibu sebenarnya guru sejarah atau pelatih paskibra?" tanya Deenan

"Ibu rasa kamu paham bahasa Indonesia dengan baik, telinga kamu juga tidak bermasalah kan?" ucap Bu Seta.

"Yee, ibu ngeremehin saya terus. Saya dulu anggota paskibraka pas jaman s-"

"Kamu itu terlalu banyak bicara, tapi kerjanya nol besar, Deenan."

"Lagian ibu kerjaannya marahin saya mulu, saya kan jadi pengen ngeledek ibu."

Mendengar itu, Bu Seta langsung bergerak mengambil senjata andalannya diatas meja. Sebuah penggaris besi berukuran 1 meter berhasil membuat bulu kuduk Deenan meremang. Ia sudah tahu akan dibawa kemana nasibnya. Jadi, Deenan memutuskan untuk berdamai dengan Bu Seta dengan cara berlari keluar kelas dan langsung melaksanakan hukumannya.

___

"Sumpah ya, gara-gara si Luna Maya kulit gue jadi gosong kayak gini!" maki Deenan sambil mengelap keringat yang menetes di pelipisnya menggunakan dasinya.

"Ini baru 15 menit, mending gue kabur aja kali ya daripada gosong muka gue? Tapi kemana?"

Deenan mengetukkan sepatunya. Tak lama, sebuah lampu berwarna kuning terang menghiasi kepalanya.

Kantin guru!

Cowok jangkung berambut hitam itu pun langsung mengawasi keadaan sekitarnya. Dirasanya sudah aman, Deenan langsung berlari pelan meninggalkan lapangan.

DEENAN NEPTUNUS (On Going)Where stories live. Discover now