2. Zwei

32 9 6
                                    


"Bun, Pah!! Deenan berangkat ya. Udah setengah tujuh, nanti telat lagi" ucap Deenan sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.

Galatea mengernyit heran, dia mengangkat punggung tangannya dan menempelkannya di dahi Deenan "Nggak panas. Bang, kepala abis kepentok apa sampe otak geser gitu?" tanyanya.

"Gue tuh lagi semangat sekolah tau. Kasih semangat dong"

"Alahh, palingan juga karena ada gebetan baru. Ngaku lo?!"

"Adik manis, jangan banyak bacot-"

"Deenan!!" tegur Mira.

"Maaf, Bunbun." Ucap Deenan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Oke, adik manis, jangan banyak ngomong ya. Kalo mau berangkat bareng Abangmu yang tampan ini, buruan abang tunggu di luar. Daaah semuaaa!!" lanjut Deenan sambil memutar-mutar kunci motor di jarinya.

"Kalo nggak ada Ayah sama Bunda udah gue tendang tuh kemaluan si Onta" batin Tea. "Iya bang, tunggu" Lanjutnya sambil meminum sisa air putihnya. "Bun, Yah. Tea berangkat, Assalamualaikum" Setelah itu, Tea pun berlari mengejar kakaknya itu.

----

Sesampainya mereka di sekolah, ada kehebohan yang menggemparkan murid SMAN 32 Bandung. Murid-murid sibuk membicarakan satu topik, Laluna Galexia. Rasanya, baru kemarin gadis itu pindah kesini. Tapi lihatlah sekarang, hampir semua murid membicarakan dirinya. Karena penasaran, Deenan dan Tea pun menghampiri mading yang ramai itu. Setelah mengetahui kabar itu, Deenan mengernyit keheranan. Belum cukup kejadian di kantin kemarin, hari ini rumor kedekatan mereka pun semakin bertambah.

BREAKING NEWS!!

Murid baru bernama Laluna ini rupanya berhasil memikat King of SMAN 32 Bandung, Zero Oberon. Di lihat dari fotonya, perbedaan diantara mereka sangat kontras. Zero yang sempurna dihadapkan dengan Luna yang kampungan, cupu dan sok cantik.

...

Di poster itu, semua orang bisa melihat foto antara Zero dan Luna, termasuk Deenan. Foto pertama terlihat Zero yang merangkul pundak Luna, foto kedua Zero mencubit pipi Luna, dan di foto ketiga terlihat Luna di bonceng oleh Zero.

Dengan gerakan terburu-buru, Deenan mencabut poster itu dan langsung berlari ke ruangan ekskul Mading. Di tempat itu, Deenan bisa langsung menemukan Deta yang sedang mengotak-atik komputer. Tanpa permisi, Deenan langsung menggebrag meja Deta Abani, ketua ekskul mading.

"Lo ngapain pasang berita receh kayak gini?! Kekurangan berita ya lo?!" teriak Deenan. Deta dibuat terkejut olehnya.

"Gue juga nggak tau kal-"

"Buktinya di pagi buta kayak gini lo udah didepan komputer, ngaku lo?!"

"Gue lagi nyari foto-foto di mading tadi, soalnya anggota gue juga nggak ada yang masukin berita itu ke mading"

"Tapi ini udah pasti kerjaan anak mading kan?"

"Gini ya, Nan. Pertama di komputer ini nggak ada bekas file ataupun foto di mading tadi. Kedua, anak mading dipilih dari cara berbahasanya, dan seperti yang lo lihat tadi, kata-kata di mading itu seakan-akan mau mencemarkan nama baik si cewek itu. Dan terakhir, kunci ruangan ini dipegang sama gue, jadi nggak mungkin anak mading yang bikin itu. Kalaupun mereka yang bikin, darimana dia bisa masuk, kuncinya kan ada di gue"

"Lo nggak lagi bohong kan? Kata Bunda, kalo boh-"

"Bang!!" teriakan nyaring adiknya membuat Deenan meringis, Tea dengan tubuh mungilnya itu ternyata mempunyai suara dengan kekuatan gelombang ultrasonik sehingga menyebabkan si pendengar tuli seketika.

DEENAN NEPTUNUS (On Going)Where stories live. Discover now