7. Sieben

27 7 10
                                    

Now playing| iKON-I'm Ok

Deenan menunggu Tea pulang sudah sejak 1 jam yang lalu tapi, Tea belum juga terlihat batang hidungnya. Deenan berjalan mondar-mandir di halaman depan rumahnya. Dia pikir, Tea pergi ke rumah Aksa jadi Deenan tidak mengejarnya. Karena sudah terlalu lama menunggu, Deenan langsung menutup pintu depan dan bergegas ke rumah Aksa. Tak lupa, Deenan memberitahu Bi Popon kalau dia pergi bersama Tea. Setelah itu, Deenan langsung berjalan ke rumah Aksa yang berada di depan rumahnya.

"Tau gini gue kejar aja tadi!" maki Deenan.

Setelah Deenan sampai di rumah Aksa. Tak ada yang berbeda setelah beberapa hari tak datang kesini. Hanya, rumah Aksa tampak lebih gelap dan lebih sepi dari biasanya.

"Mang Maman!! Mang ini Deenan, tolong buka gerbangnya dong!!" teriak Deenan di depan pagar rumah Aksa.

"Mang Maman!! Buka gerbangnya!!"

"Nyari siape, lu tong?" tanya seseorang yang berdiri dibelakang Deenan. Dia Pak Ucok penjaga komplek yang memang keturunan betawi asli.

"Si Aksa sama keluarganya ada nggak ya, Pak? Tumbenan rumahnya gelap"

Orang itu tampak mengernyitkan dahinya "Lah, elu bukannye bocah yang sering ngerusuh disini? Rumah lu disitu pan?" tunjuk orang itu ke rumah Deenan. Deenan menganggukan kepalanya sambil nyengir kuda.

"Elu emangnye kagak tau? Si Aksa kan pindah ke luar negeri. Kalo kagak salah ke Singa- ape gitu dah, Singaparna kali ye?"

"Singapura, Pak?!"

"Nah ntu die, Singapura. Baru tadi sore mereka nganter si Aksa berangkat, gue aja dikasih bonus" ucap Pak Ucok. Sontak, Deenan membulatkan matanya. Deenan jelas panik, orang tuanya menyuruh Deenan membawa Tea pulang, tapi sekarang Deenan bahkan tak tahu dimana keberadaan Adiknya. Deenan langsung pulang ke rumah untuk mengambil kunci motor dan memberitahu kedua orangtuanya kalau Tidak ada di rumah Aksa.ea tmelajukan motornya ke Bandara terdekat, siapa tahu Tea menyusul Aksa ke Bandara.

___

Sesampainya di Bandara, Deenan mencari Tea ke seisi Bandara sambil bertanya kepada orang yang melintas. Tapi, nihil. Tea memang tidak terlihat batang hidungnya barang sesenti pun. Deenan pun memutuskan untuk melihat jadwal penerbangan ke Singapura. Ternyata, pesawat yang terbang ke Singapura sudah berangkat sejak 2 jam yang lalu.

"Tea, lo kemana sih?!" Deenan terduduk lesu sambil mengacak rambutnya frustasi. Persetan dengan orang-orang disekitarnya, dia tak peduli sama sekali. Bahkan, Deenan yakin orang-orang menatapnya seperti seorang ABG labil yang terlambat mengejar kekasihnya yang pergi ke luar negeri seperti di novel-novel romance milik Tea.

"Excuse me, are you okay?" Deenan mendongak menatap seorang perempuan yang berbicara kepadanya.

"Bule, ya Allah mimpi apa gue semalem?!" Perempuan itu melambaikan tangan didepan wajahnya "Do you not understand my language?" tanyanya.

Deenan menggeleng refleks "It is not like that. I understand your language" jawab Deenan sambil tersenyum ramah. Jangan remehkan kemampuan berbahasa asing yang bisa Deenan lakukan. Dia banyak mengerti bahasa Inggris dari Nial, Papahnya.

"Oh, I see. Do you need a friend to talk to?"

"I'm looking for my sister. Her 16 years old, is the same height as you. Do you see it?"

"I had a chance to see women leaving together with men the same age as her" ujar Perempuan itu.

"And then?" tanya Deenan.

Perempuan itu mengernyitkan dahinya "Then what?"

"Did they go together?"

"Yes, they go together"

DEENAN NEPTUNUS (On Going)Where stories live. Discover now