You know, I'm so glad that I found you

Start from the beginning
                                    

"Yaaa... Kau tau?"

"Ini makanan favoritku.. Dulu seseorang pernah memasakan makanan ini untukku. Dan sampai sekarangpun aku menyukainya. Dan ku temukan lagi makanan ini disini." Steve menjelaskan pada Peter dengan nada bahagia. Semantara Tony yang mendengarkanya hanya memutar matanya dengan mengacuhkan perkataan Steve. Betapa muaknya Tony dengan kata-kata itu dan menginginkan ini segera berakhir agar dia bisa melihat Steve pergi dari sini dan tak pernah kembali.

"Biarku tebak.. Pasti istrimu.."

"Peter... Waktunya makan, kau bisa berbicara dengan tuan Rogers setelah ini." Celetuk Tony yang berusaha agar pertanyaan selanjutnya tak terucap lagi oleh Peter, ya seperti kau tau Peter akan panjang berbicara kalau sudah merasa asyik.

"Popps.. Mr. Rogers ini sangat mahir bermain basket, kau tau tadi dia beberapa kali menunjukan tehnik yang bagiku sangat keren, dan aku ingin sekali memiliki tubuh seperti Mr. Rogers!"

Ohhokkkkk.... Tony tersedak. Steve dengan cepat mengambilkannya minum, dan Tony menerimanya meski sedikit canggung.

"Kau baik-baik saja Popps?" Peter sempat berhenti makan.

"No..its ok!" Tony mengusap mulutnya, ia sadar kalau Peter tak akan bisa di hentikan jika sedang berbica sambil makan karena kalau sudah kedatangan orang yang dianggapnya menarik maka akan berlanjut sampai selesai makan.

"Kau harus banyak berolah raga, banyak minum air putih. Kau pasti mendapatkan apa yang kau inginkan." Tony enggan melihat mereka dan memutuskan untuk merunduk fokus pada makannya.

"Kau dengan tubuh seperti ini. Pasti banyak yang menyukaimu!" Tebak Peter.

"Mungkin, tapi sayangnya yang ku suka hanya satu orang didunia ini."

"Pasti orang itu sangat menyayangimu." Tanya Peter lagi sambil menyendok sup dari mangkuknya.

"I hope so!" Balasnya sambil menatap Tony, ia tersadar sempat di perhatikan walau singkat Tony langsung menghadap ke mangkuk sup nya dengan rasa canggung.

"Popps kau tak menanyakan hal lain pada Mr. Rogers?"

"Ohh... Mmmm... Kau.. Kau tinggal dimana Mr. Rogers?" Tony membuka pertanyaan agar tak terlihat aneh di depan Peter. Steve menyambutnya dengan hangat.

"Silvercreek Towers. Hanya 30 menit dari sini. Dan aku sudah hampir 1 bulan disini, sebelumnya aku pindah dari Brooklyn dan memutuskan untuk berhenti kerja dari New York. Jadi masih sangat asing disini tapi sekarang aku sangat beruntung bisa bertemu Peter dan Poppsnya setidaknya ku punya teman disini." Steve mengimprovisasikan percakapannya. (Padahal Tony hanya bertanya sebagai basa basi saja)

"Woow kau berhenti kerja hanya karena ingin mencari anak dan istri mu?" Peter menyahut. Tony kaget bagaimana bisa anak ini sepolos ini sampai bertanya pertanyaan seperti itu. Pasti Steve ini yang mencuci otaknya.

"Iya..." Steve menjawab dengan tegas. Tony menelan ludah secara percakapan ini seperti sudah terbentuk untuk membantu Steve menjelaskan kenapa dia bisa ada disini.

"Tapi kenapa kau mencarinya di sini? mungkin saja mereka ada di tempat lain." Tanya Peter dan kali ini Tony mulai memasang kupingnya, yaaa penasaran..

"Aku sudah mencarinya sejak lama... Lama sekali bahkan sebelum aku memutuskan untuk berhenti kerja, doaku tak putus, sampai batin ku merasakan kalau mereka tak jauh dari tempatku. Dengan keyakinan aku terbang kesini. Dan aku yakin harapan itu bisa terkabul secepatnya. Dan banyak bukti mereka disini. Tapi aku masih takut mereka belum bisa menerimaku."

"Kenapa begitu?"

"Aku bisa meminta maaf pada mereka tapi aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Tapi aku bertekad untuk bisa memperbaiki segala sesuatunya, terutama kesalahanku." Jelasnya intim sementara Peter hanya mengangguk dan sesekali melontarkan pertanyaan. Tony tampak resah ia mulai tidak karuan, Tony berusaha tenang sampai akhirnya makan malam mereka selesai.

"Terima kasih atas makan malamnya yang sangat enak. Dan sambutan yang hangat untuk orang baru!" ungkap Steve.

"Kami yang berterima kasih karena kau mau menerima hidangan kami. Aku harap kita bisa melakukan ini lagi segera." sahut Peter disusul melototonya Tony.

"Akan ku usahakan untukmu, Nak!" Balas Steve.

"Terima kasih atas hidangan makan malamnya Mr. Tony, makananmu sangat enak!" puji Steve dan Tony terpaksa tersenyum.

"You're welocome Mr. Rogers, semoga hari-hari mu menyenangkan. Ini akan menjadi makan malam yang tak terlupakan." ucap Tony yang mungkin hanya di mengerti dirinya dan Steve.

"Baik aku pamit.. Selamat beristirahat untum kalian." Steve pamit kepada keduanya.

"Kau juga Mr. Rogers, hati2!" Balas Peter sambil melambaikan tangannya.

Steve sudah hilang dihadapan mereka, Peter langsung ke kamarnya sementara Tony menuju dapur.

Ia kembali galau dengan hari ini. Baru saja Steve pergi tapi dalam hatinya tak menginginkan itu terjadi. Kenapa dia harus pergi? Kenapa tak tinggal? Apa dia tak tau Tony masih membutuhkannya.. Itulah perlawanan hati kecil Tony, terselubung rasa rindu, bahagia, nyaman saat Steve ada disini. Tapi Tony membuyarkan fikiran itu tiba-tiba karena egonya.

"Apa yang kau lakukan Stark? Kau gila memikirkannya untuk tetap tinggal padahal kau sendiri yang menyuruh nya pergi." gumamnya.

Yaa.... Malam ini ada dua hal yang dirasakan Tony, rasa marah tapi cukup membuatnya lega atas segala perasaannya selama ini, dia bertemu dengan Steve dan Peter menjadi jembatan bagi mereka. Tony mulai bisa memahami kejadian ini setelah mendengar alasan Steve disini. Sedikitnya sudah mulai terjawab.

#
#
#
#

Maaafkan saya yang kemarin bikin reader jadi gemes gak karuan gara2 chapter Why Him saya bikin jadi bersambung karena kalo diterusin nanti kebanyakan 😄

Nahhh berhubung saya mau membuat moment mereka lebih lama jadi saya bikin aja jadi dua chapter kalo satu sudah pasti chapter ini bakaln banyak di potong karena jempol saya keburu pegel dulan 😁

Silahkan curahkan perasaan reader di kolom komentar yaa setelah baca part ini.. Dan pastikan juga vote...

See you on the next chapter yaa..
Thank you... 😊🙏😘❤️

Thank's For Everything Where stories live. Discover now