Mang Udin malah kebingungan.Ia menatap keudara.Lalu kembali menatap Irel.
"Saya teh,gak tau maksud Neng Irel apa?Gak ada genteng atuh,neng.Gimana bisa bocor?" Mang Udin geleng-geleng kepala."Zaman teh udah berubah ya?Anak muda ngomong mobil rodanya gembes aja bocor.Aduh-aduh!"

Irel merasakan kepalanya pening."Irel mau beli roti!Habis ini,Irel naik ojol.Mang Udin gak usah nungguin,"

Mang Udin makin cepat menggelengkan kepalanya."Neng Irel gimana sih,neng?Udah mau telat masih aja makan.Pending dulu lah.Bantuin Mang Udin bawa mobil ini ke bengkel atau pesen ojol.Ini malah makan,"

Tak ingin membuat noda merah tambah besar di roknya,Irel berjalan menyebrang jalan.Pergi ke Supermarket segera.Irel masuk dengan tergesa.Wajahnya pusat pasi menahan malu.Mengambil roti Jepang dan segera pergi ke kasir.Membayar secara kilat serta menanyakan di mana letak WC.

Irel meneguk ludah.Jamnya sudah bergelontangan menunjukan tiap detik yang terus berjalan.Kenapa ia bisa PMS di saat seperti ini?

Pintu bertuliskan 'WC' dengan simbol manusia memakai rok terlihat.Degup jantung Irel sudah lebih teratur.Bercak merah semakin meluas.

🎈🎈🎈

"Jadi,kamu itu maunya apa?Saya capek ngurusin kamu terus di sekolah,ta!Sudah mau lulus tapi kelakuannya kayak anak TK.Telat,keluar kelas tanpa izin,bolos,masuk BK tiap hari.Coba kamu bolos masuk BK satu hari aja,saya sebagai guru pasti seneng banget."

Ata menunduk kaku.Ia hanya telat 1 menit dari bel dan sudah dimarahi plus hadiah dijemur.Dunia memang tak pernah menginginkannya ada.Selalu seperti itu.
"Jam pelajaran pertama selesai,kamu boleh mundur."

Pak Aji meninggalkan Ata sendiri di bawah terik matahari.Peluh mengucur dari dahinya.Menetes dari dahi dan terus menuju sampai rahang kokohnya.Seragamnya pun terlihat basah di tengah tiang bendera.

Ata merasa pusing.Bukan pusing hendak pingsan tapi pusing memikirkan nasib cintanya dengan Alana.Jujur,ia masih mencintai Alana.Sangat.Tapi otaknya mengatakan jika dia tidak boleh kembali.Sedangkan hatinya fifti-fifti.Antara iya dan tidak.

Derap langkah kaki terdengar.Pak Aji datang lagi?Memang guru itu mau apa?Sepertinya,hukuman dijemur belum memuaskan hasrat guru itu untuk membuat Ata kapok!

Pak Aji melirik Ata.Yang masih diam dengan sikap istirahat di tempat.Ata tidak lagi menunduk.Ia tegap memandang Pak Aji yang sepertinya sudah siap memberinya bombardir saat itu juga.

Sayang,dugaan Ata salah.Pak Aji malah terus berjalan lurus.Berjalan menuju gerbang utama sekolah.Ata tak ingin tahu.Bukan urusannya.

Langkah kaki kembali terdengar.Ata sudah tahu jika itu Pak Aji.Biarkan,mungkin guru itu butuh pertunjukan menonton anak didiknya dijemur?Siapa tahu?

"Kamu ikut saya hukum.Telat tidak tertoleransi.Meskipun otak  kamu melebihi setrandar.Mengerti?Baris di sebelah Ata,"

Pak Aji pergi.Masuk ke ruang Multimedia.Dari sana,guru itu bisa mengawasi gerak-gerik keduanya.Siapa peduli?Ata akan tetap kabur dari hukuman ini.

Ata melirik ke samping.Wajahnya datar sama seperti biasa.Tapi hatinya melongo tak percaya.
"Lo pergi," Ata memandang Irel sinis.Ia secara terang-terangan menunjukan ketidaksukaannya."Lo pergi," ulangnya lagi.

I Need YouWhere stories live. Discover now