4

36 6 0
                                    

Siang ini.Di sekolah.Di perpustakaan.Aku melihat sisi lain dirimu.Sisi hangat dari dingin.Sisi terang dari gelap.

🎈🎈🎈


Siswa-siswi kelas XII IPS 3 berada di perpustakaan.Mengerjakan tugas sejarah dari Bu Endang.Bagi Ata,ini sama sekali tidak penting.

Otaknya yang berbicara jika ia memang cukup pintar.Memang hanya asumsi sendiri jika ia pintar tanpa ada Akuan dari orang lain.Ya,terserah pada yang empunya pendapat.Mengerjakan tugas beginian mah kecil.Tapi,bukan Ata namanya jika bisa duduk manis di kursi perpustakaan.

Walaupun tidak sering keluar masuk sekolah tanpa izin,tak ada hari tanpa sebuah catatan nama Ata Juwanda dalam berkas guru BK.

Mungkin jika ditelisik lebih dalam,nama Ata Juwanda sudah melebihi batas dalam tabel.Hingga Bu Sasi tak bisa mencatat nama anak muridnya itu di kolom.Bahkan,harus ndempil-ndempil sampai meminjam  nama kolom anak lain.

Seburuk apapun kelakuan Ata,di mata para gadis Ata layaknya remaja laki-laki tanpa dosa.
Bel pertanda pergantian mapel berdering nyaring.Semua siswa-siswi kelas XII IPS 3 menutup buku dan keluar secara tertib.Bergantian dengan kelas XI IPA 1.

Kelasnya Nyonya bersuara kambing kejepit pintu,Ochi Auliani.
Di anak tangga,Ata duduk guna memakai sepatu dan mengikat talinya.Kakinya ia selempangkan di sembarang tempat.Asal mudah baginya.

Irel berjalan beriringan dengan Ochi sambil bercakap-cakap tentang Abang D.O EXO kali ini.

Saking senangnya,Irel sampai melompat-lompat seakan ia begitu menggandrungi D.O.Hingga ketika lompatannya yang ke tiga kalinya,ia tersandung kaki Ata.Keduanya sama-sama memekik karena kesakitan.

Si Ata yang luka karena tersaruk sepatu Irel dan Irel yang harus mengusap-usap kepalanya karena lumayan benjol dan berwarna biru keunguan.

Sontak,kejadian itu mengundang gelak tawa.Apalagi,celana pendek Irel terexpos begitu saja.Menampakan paha mulus yang di milikinya.

Irel menunduk.Ia menangis sesenggukan.Ata meneguk salivanya begitu susah.Jaket hitamnya ia buka perlahan.Memberikan gadis itu jaket untuk menutupi pahanya.

Sisa-sisa tawa masih terdengar.Ata geram.
"Kalo sampe gue lihat atau denger diantara kalian nyebarin kejadian ini dalam bentuk apapun.Abis lo semua ama gue!"

Ochi tersenyum tipis.Sangat tipis dari balik kerumunan masa itu.Dalam benaknya,ia melihat Atanya yang dulu.Sewaktu masih berpacaran dengannya.

Ata yang begitu menghormati wanita.Sisi baik Ata terungkap walau banyak orang yang tak menyadarinya.Ini Ata.Memang benar-benar Ata.

Sementara Ata sibuk membubarkan teman sekelasnya,Ochi membantu Irel berdiri dari keadaanya yang semula terduduk.Rok Irel segera ia benarkan pada posisi seharusnya.

"Makasih,Chi"
Ochi menggeleng."Makasih sama Ata.Lo gak denger dia ampe ngebentak temen-temennya sendiri?"

Ochi menunjuk laki-laki yang tengah mengikat kembali tali sepatunya,Ata.
Irel berjalan mendekat lalu berhenti sambil menawarkan plester kepada cowok famous itu.

Ingat,jarak mereka jauhan kok.
"Kak,masih sakit?".
Irel berbasa-basi terlebih dahulu.Jaket Ata tersampir di lengannya.Sementara Ochi menepuk jidatnya.

Mati lo,rel,gumam Ochi lirih.
Ata mengernyit."Mana jaket gue?!"
Irel gelagapan.Lalu segera mengambil jaket hitam di sampiran lenganya untuk diberikan kepada Ata.

"Punya mata jalan yang bener"
Lantas Ata pergi.Menyisakan Irel yang bermuka masam saat itu juga.Ochi segera berlari menghampiri Irel yang tengah mengeluarkan sumpah serapah di anak tangga.

"Lo sih,Ata gak suka basa-basi!to the point aja langsung!"

Irel menghela nafas panjang.Mentralisir degup jantungnya yang tidak beraturan.

Sementara rasa takut akan berita itu menyebar membuatnya tak nyaman mulai detik itu juga.

Ochi mengerti.Mengusap punggung sahabatnya itu."Percaya,kalau Ata udah bilang kayak gitu.Gak akan ada yang berani ungkit kejadian hari ini"

Dalam hati Irel mengiyakan dan mengamini.Tapi,apakah bisa kerumunan masa tadi dapat dipercaya?

Vote and coment!😘

 

I Need YouWhere stories live. Discover now