9

28 6 0
                                    

Pagi ini.Rasa itu tumbuh lagi.Di tengah gersangnya gurun racun yang melanda hati.

🎈🎈🎈

Gesekan pada ban mobil Ata dengan aspal jalanan menimbulkan bunyi decitan yang cukup jelas untuk di dengar orang rumah.

Metahari yang merajai siang itu,cukup membuatnya lebih panas.Apalagi,moodnya jadi hancur berantakan.Bete.Persis kayak cewek PMS.

Ata memasuki rumahnya dengan langkah kaki begitu cepat.Menghindar dari Agatha,adiknya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Ta,lo kenapa?"
Tanya Agatha sembari mengusap-usap bedak bayi pada mukanya.
Ata melirik Agatha yang masih sibuk memoles muka putihnya itu.Sambil berjalan menaiki tangga,ia mengacak rambutnya frustasi."Tanya sama rumput yang bergoyang"
Jawabnya asal.

Sampai di kamar beraroma mint miliknya,Ata membanting pintu cukup keras.Sampai Agatha harus mengelus dada.

Di dalam kamar,Ata masih mencerna kata-kata Alana barusan.Setelah lama termenung,ia baru menyadari,jika Alana secara tak langsung mengatakan bahwa pernah bertemu dengan  Irel.
"Ochi pasti tau sesuatu"
Dengan langkah cepat,ia menyambar ponsel di jaket hitam yang tergantung di gantungan dekat pintu.

Ata
Lo ngajak kemana Irel pagi ini?

Ponselnya kembali berdering.Bersamaaan layar ponselnya menunjukan notifikasi.

Ochi
Bukan urusan lo

Ata kembali mengetikan pesan.

Ata
Kasih gue nomernya Irel

Ochi
Sorry,nomernya Irel limited edition

Ata
Shit

Ata menjatuhkan dirinya diatas ranjang.
Sambil mengacak rambutnya,ia memandang sekeliling.Tak bisa ia sadari ternyata Alana memutuskannya.

Dan sekarang,penyebab ia diputuskan cewek cantik itu karena gadis yang sama sekali tak ia kenal dekat,tak ia anggap sebagai apapun yang penting.

"Lo lagi kenapa?"
Tanyanya pada diri sendiri.
Ia jadi benci gadis mungil itu.Ia jadi benci segala yang ada pada hasil mungil itu.

"Dasar bego!"
Teriaknya untuk diri sendiri.

🎈🎈🎈

Dengan angkuh,Ata berjalan dengan kedua tangan di masukan di saku celana abu-abu miliknya.Senin ini adalah hari terburuk baginya.Sudah jatuh tertimpa tangga.Peribahasa yang pas untuk menggambarkan apa yang dirasakannya sekarang.

Matanya menatap nyalang sekitar.Manik mata setajam elang mengoyak siapapun yang berada di sekitarnya.Mata itu terlihat lapar.Terlihat tak bersahabat.

Bahunya yang tegang,ia mendirikan dengan duduk di kursi lorong kelas 10.Semua tatapan memuja tak di pedulikannya.Selain menunggu Azka dan Beni menampakan batang hidung,ia juga menunggu gadis yang setelah dua hari ini ia tetapkan sebagai orang yang ia benci.

Bosan.Ngantuk.Risih.Apalagi yang bisa dilakukan Ata selain memasang earphone untuk menyumpal telinga.Ponsel yang tersambung dengan earphone,ia naikkan volume suara sampai ke tingkat paling keras.Terlihat Ata yang beberapa kali mengangguk sebagai tanda menikmati alunan lagu yang tengah berdengung memenuhi pendengarannya.

Merasakan ada yang menggoncang-nggoncangkan bahunya,Ata melek seketika.Lalu menghembuskan nafas gusar.

"Apaan sih,Zka?" Tanyanya sembari mencopot earphone dan mematikan ponsel.
Azka berdecak pelan.Sambil bergaya berkacak pinggang,ia tersenyum jahil.
"Gak papa,kok.Cepet deh ke ruangan,nanti kena omel Pak Samsul baru tahu rasa!"
Kalian harus baca kalimat itu dengan gaya waria dan harus selebay mungkin.Karena itu hal yang didengar Ata ketika Azka mengatakan hal tersebut.

Sambil berdiri,Ata membenarkan posisi tasnya.Satu alisnya terangkat."Kok gue ngerasa ada yang ketinggalan?"
Dalam hati,Azka membenarkan."Beni gak berangkat.Jadi,Lo ngerasa ada yang bilang,deh"

Ata mengangguk mengerti.Keduanya mulai menapakan kaki sampai ke ruang yang telah ditentukan.

🎈🎈🎈

Di ruangan bercat hijau itu,Irel tengah duduk manis sambil membuka buku pelajaran untuk mengingat sedikit yang belum ia hafal betul.
Dengan konsentrasi penuh,ia mencoba menghapal beberapa definisi.Dan yah,hasilnya nol besar karena konsentrasinya buyar
karena kedatangan Ata Juwanda.

Jujur saja,ini pengakuan dari hati seorang Fairel Dikviani,jika setelah kejadian ia dan Ata berdua di RS,kesehatan jantung Irel sedikit terganggu.
Jantungnya seakan lebih berkerja keras sehingga tubuhnya merasa dag-dig-dug karena nervest berat.Padahal,di tengah kekgrogiannya itu,ada rasa takut tersendiri yang menyelinap tanpa permisi.

Mungkin karena masa lalu itu,karena Aldi yang membuatnya takut terlalu dekat dengan laki-laki.Walau ternyata hatinya mulai membantah apa yang otaknya perintahkan.

Irel takut.

Takut mengakui.

Jika hati ini melanggar
janji.

Janji untuk tidak
tersakiti.

Hatinya memilih untuk berjuang satu kali lagi.

Hanya karena peristiwa kecil itu,Irel kembali jatuh cinta.

***
Ekhem,
Gimana?Nambah aneh?Nambah gimana?

Aku cepetin nih,part-nya Irel pas suka sama Ata.
Abisnya,aku greget sendiri,kok gak nyampe-nyempe part 20 biar Irel suka sama Ata.

Pastinya,karena dicepetin, siap-siap part kesana masalahnya makiiiiiiiin banyak.
Ini cuma masalah awal,bukan masalah inti.

Makanya,tungguin dan jangan pernah lupa untuk Voment!
Tekan bintang gak bakal bikin kalian sakit kok,gengs!

I Need YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora