3

50 4 0
                                    

Dirimu yang selalu nampak tenang.Dirimu yang selalu dingin tapi penuh ceria dan kejahilan.Tak elak membuatku berfikir.Apakah kehidupanmu memang benar-benar asli penuh pelangi?

🎈🎈🎈

Koridor sekolah cukup sepi.Pagi ini Irel berangkat lebih awal dari biasanya.Dengan setumpuk buku paket yang menghuni tangan kirinya,ia berjalan santai.Seulas senyum terbit di balik kisah melo dalam hatinya.

Irel membalikan badan ketika suara guru yang familiar di kepalanya memanggilnya.Bu Ebi.Berlari tergopoh-gopoh dengan rok yang di cincing agar mudah berlari.

"Tarik nafas dulu,Bu"
Bu Ebi mengangguk di tengah dadanya yang pengap akibat berlari tanpa latihan.Maklum,umur sudah setengah abad di suruh berlari pasti langsung bau tanah.Ups!

"Nak Irel,Ata di UKS.Ibu bingung ngobatinnya gimana"
Irel mengernyit heran.Ketika pikirannya sibuk mencerna kata-kata Bu Ebi barusan,langsung saja Bu Ebi menggeretnya menuju ruangan yang sangat di hindari Irel.

Bu Ebi kembali berlari.Irel mengikutinya dengan langkah terseok-seok karena kurang menjaga keseimbangan tubuh.
Pintu berpelitur coklat itu kembali terlihat.Irel jadi ingat darah.Air merah itu selalu saja bisa membuatnya takluk dalam sekejap.Bahkan bisa membuatnya langsung pingsan atau mati pada saat itu juga.

"Bu,saya mau piket"
Lirihnya ketika Irel dan Bu Ebi berjalan memasuki ruangan.

Bu Ebi tetaplah acuh.Terlihat Ata yang tengah duduk santai tanpa ada luka atau bercak darah sekalipun.Sehat wal afiat.
"Bu,Ata sakit?"

Irel bertanya dengan nada penuh penekanan.Bu Ebi mengangguk mengiyakan.Seakan murid berjaket hitam yang tengah duduk santai di kasur UKS sakit parah.

"Sakitnya gue beda"
Sahut Ata yang sedari tadi diam.Irel baru menyadari jika cowok itu tidak pakai celana sekolah.Tapi jins berwarna biru.

Ata berdiri sambil menyibak bagian belakang celananya."Disini kurang bersih,banyak debu.Gak heran banyak yang tambah sakit kalau lama-lama disini"

Ata melenggang pergi.Tanpa pamit atau meminta maaf sekalipun.Dada Bu Ebi naik turun tak beraturan.Segitu kejamnya seorang Ata membuat cemas guru disekolahnya.Sudah baik guru berbaju batik itu mau memanggilkan pertolongan untuknya.

"Sudah Bu.Ata memang begitu,kan?"
Lewat 2 detik dari ucapan Irel berusan,suara membahana yang mengalahkan toa di masjid-masjid terdengar dengan kerasnya.Bu Ebi layaknya ratu singa.

Di dalam UKS itu,ia berteriak meneriaki nama salah satu murid berjaket hitam yang pura-pura sakit tadi.Muridnya.Ata Juwanda.

🎈🎈🎈

"Ta,lo apain lagi Bu Ebi?"
Azka bertanya.Ia menyenggol bahu Ata,memminta penjelasan lebih.


Parkiran sekolah sudah sepi pada saat itu.Hanya beberapa anak saja yang nampak masih berkeliaran kesana-kemari.

"Gak gue apa-apain,kok"
Jawabnya santai.Tak ingin memperpanjang."Cuma di kasih cobaaan aja"
Beni berdecak.Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.Tak habis pikir dengan pola tingkah laku Ata yang seperti anak kecil.

"Ta,inget umur.Lo sama Bu Ebi udah kayak Tom and Jerry mulu.Kasian Bu Ebi udah tua"

Azka dan Ata berpaling menatap Beni yang sedang bermain ponsel.
"Lo sakit?"
Tanya Azka sembari mendekatkan punggung tangannya menyentuh dahi Beni.
"Iya,sakit.Gue abis dikasih soal pilihan ganda kemaren"

Beni nampak lesu.Azka berdecak."Sama siapa?"
Beni mendongak menatap Ata dan Azka."Sama Yayang Jane dan Bebeb Alice"
Azka mengernyit heran."Emang Jane sama Alice jadi guru?"
Ata menyela."Bukan.Maksudnya Beni di kasih soal pilihan ganda itu karena dia kudu milih Jane apa si Alice,bego!"

Azka menggaruk tengkuknya.
Sementara Ata hanya menggeleng pelan."Pas Tuhan bagi-bagi otak,lo ngilang kemana sih,zka?"

Azka memicingkan matanya.
"Emang,Tuhan pernah bagi-bagi otak?"
Ata menghela nafas panjang."Nah,kalau Tuhan gak bagi-bagi otak,di dalem kepala lo isinya apa,zka?Batu?"

Ata pasrah.Bicara dengan orang bego memang butuh perjuangan lebih berat daripada memperjuangkan wanita.Eak!

Vote and coment no lupa,sayangquee,muah😘

I Need YouKde žijí příběhy. Začni objevovat