Prolog

18.5K 647 53
                                    

Hai, Deers. Ini karya keduaku di tahun 2019 pas aku awal di WP. Semoga kalian menyukainya. Jangan lupa vote and komen😊

Sebelum baca yuk liat trailernya ...


💕💕💕

Harum wangi rempah rendang menguar di semua sudut rumah ketika Brave membuka pintu. Melihat mobil sedan hitam yang terparkir di depan, dia tahu kalau maminya datang untuk mengirim lauk pauk yang cukup untuk dimakan sendiri selama seminggu.

Brave mempercepat langkah. Begitu dia masuk di ruang tengah, wanita paruh baya dengan gurat kecantikan masa muda yang belum pudar itu menoleh sejenak dan mengurai tarikan bibir lebar.

"Udah lama, Mi?" tanya Brave sambil mencium pipi kanan dan kiri maminya.

"Belum. Dari mana aja kamu? Tumben nggak langsung pulang rumah?" selidik Mami. Pandangannya kembali fokus memindah daging ke wadah plastik.

"Nganterin pacar." Brave memberi cengiran lalu menyomot daging khas Padang yang harumnya sungguh menggugah selera.

"Pacar?" Kali ini gerakan tangan Mami memindah lauk pauk terhenti. Alisnya mengernyit saat menatap sang putra. "Siapa?"

"Ehm, ntar deh pasti aku kenalin ke Mami." Brave menggigit dan mengunyah daging itu.

"Siapapun dia, yang penting perempuan itu harus sehat."

Seketika Brave terbatuk. Dia menepuk dadanya keras. Hatinya tercubit karena teringat bahwa 'perempuan yang sehat jiwa dan raga' selalu menjadi syarat Mami saat anak-anaknya mencari pasangan.

Tentu Brave paham kenapa Mami Joan memberi syarat demikian. Wanita yang berstatus janda sejak Brave kecil itu takut kejadian saat suaminya meninggal karena sakit dan tragedi kepergian kekasih Brave setahun lalu akan menimpa putranya lagi. Kepergian Chilla sudah cukup menorehkan luka di batin Brave. Dan lelaki itu tahu, keterpurukannya saat ditinggal Chilla, juga menjadi beban tersendiri bagi sang mami.

"Kok diam?" Bu Joan mengulurkan gelas berisi air putih.

Brave tak segera menjawab. Dia menerima gelas itu dan segera meneguk airnya sampai tandas. Setelah daging lumat bisa masuk ke lambung, dia menyeka mulut basahnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya meletakkan kembali gelas di atas meja.

"Lagian, Mami nanyanya gitu? Apa sebelum ketemu cewek, aku harus minta buat diambil darahnya dulu, trus diperiksa lengkap, biar tahu apa dia punya penyakit bawaan atau penyakit yang diderita?" ujar Brave dengan alis mengerut di pangkal hidung mancungnya.

"Kalau itu perlu, lakukan aja." Mami kemudian mendongak menatap intens anak lelakinya yang sekarang jauh lebih tinggi darinya."Dengar Mami, Brave. Cukup sekali kamu kehilangan Chilla, cintamu. Mami nggak pengin melihatmu menderita lagi. Mami pengin kamu bahagia."

"Tenang, Mi. Aku bahagia kok sekarang." Brave merangkul maminya yang sekarang lebih kecil darinya. Wanita yang dulu menggendongnya sekarang tampak ringkih dan rapuh di mata Brave.

Mami Joan mengelus punggung anaknya yang sudah dewasa. "Mami hanya pengin kamu bahagia, Brave. Anak-anak Mami ... kamu dan Believe ... harus mendapat pasangan yang sehat!"

Hati Brave mencelus. Kalau tahu kondisi Cinde sama dengan Chilla, apakah Mami akan merestui mereka?

💕Dee_ane💕

Kenalan dulu kuy, sama tokoh cerita ini :
1. Brave Ganendra

 Brave Ganendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


2. Cinde Anindyaswari

 Cinde Anindyaswari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥️♥️♥️

My Cinderella (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang