01

121 14 2
                                    

Matahari mulai merekah di puncak horizon timur. Melalui celah-celah sempit hutan raksasa yang rimbun, penguasa hari mulai membangunkan penduduk desa yang sebagian besar merupakan pengrajin. Dia juga tidak lupa untuk menyuruh sejumlah kecil cahaya untuk memasuki kamar seorang lelaki yang baru saja menyelesaikan upacara kedewasaannya enam bulan yang lalu.

Tanpa menghiraukan ketukan pintu kayu yang bergema dalam ruangan, lelaki itu tetap menutup mata seolah memang hidup dalam bunga tidur.

Padahal matahari sudah terang, bulan pun jatuh dalam biasan mentari menjadi hijau pucat berbintik di ujung cakrawala. Lalu cincin yang berkilauan pun telah menjadi garis salju membujur. Akan tetapi, dunia mimpi sepertinya masih menjadi yang terbaik bagi Oz, Elvra tujuh belas tahun yang masih terlelap di waktu yang bukan lagi pagi.

Kelopak matanya masih menutup rapat, dadanya naik turun, dan lengannya masih sibuk merangkul bantal berseprai kuning pucat. Kamar yang berada di dalam batang kayu pohon raksasa itu seakan menenangkan dirinya. Bau dari saudara lelakinya yang merantau masih tercium walaupun dua putaran musim telah berganti.

Jika sudah begini, apa pun tak akan mampu membangunkan lelaki bebal ini bahkan jika ada serbuan pemberontak di kampungnya yang kecil. Kecuali satu hal yang kini membuatnya mengerang dan menggaruk perut telanjangnya dan menarik selimut dari atas lantai kayu untuk kembali meringkuk. Namun serangga nakal itu kembali menjahili Oz seakan berniat membangunkannya alih-alih menghisap darah sang Elvra.

"Oz! Bangunlah! Hari sudah siang!"

Ah, suara itu lagi, pikir Oz sebelum menarik napasnya sekuat mungkin untuk mengumpulkan nyawa serta keberanian membuka mata, menghadapi entitas cahaya dalam jumlah besar yang kini telah menaungi ruangan.

"Oz! Sebelum kau keluar, aku tidak akan beranjak."

"Tch," desisnya sebelum membuka mata lalu menutupnya kembali, tidak kuat. Dia mengerjakan kelopak berambut keemasan itu sekali lagi sebelum benar-benar bisa melihat sekitarnya. Setelah itu, dia membanting selimutnya ke lantai dan berjalan gontai ke arah pintu.

"Akhirnya! Seperti setahun aku mengetuk pintumu. Apa setiap pagi kau seperti ini?" Gadis yang menyambutnya di depan kamar itu memijat keningnya yang berkerut. Rambut hijau pucat bergelombangnya diurai dan dihias oleh bando putih khas Eliana. "Dan apa-apaan itu? Apa kau tidak sadar musim gugur sudah hampir berlalu?" tanyanya saat melihat Oz yang telanjang dada, memamerkan tubuhnya yang kurus.

Oz menguap lebar, "Aku mau mandi."

Eliana memutar bola mata hijaunya. "Baiklah." Dia berbalik di beranda. "Akan kutunggu."

Setelah gadis itu pergi, Oz mengarahkan pandangannya ke arah timur yang jauh di ujung pandang. Terbiaskan cahaya keputihan dalam kabut musim gugur dan awan-awan yang suci. Di sana, terdapat pohon paling tinggi di daratan ini.

Tree of Life, pohon kehidupan. Begitulah sebutannya. Tempat Sang Raja Agung dan para kesatrianya berkumpul untuk memerintah Axellarion. Tempat yang benar-benar melindungi dan menjamin kehidupan. Pemandangan paling indah yang selalu Oz kagumi setiap fajar.

Lelaki itu mengerjap kan matanya, setelah tersungging beberapa waktu dan kembali ke dalam kamarnya. Dia sadar, keberadaannya di dalam dinding hanyalah sebatas beban untuk orang-orang di sekitarnya.

Tidak memerlukan waktu lama bagi seorang remaja laki-laki untuk bersiap diri sebelum menuju ke rumah utama. Tangan pucatnya kembali membuka pintu kayu saat badan sudah segar, lebih siap untuk menghadap mentari.

Malu-malu, bulan nampak di ujung sana, dan Oz dapat melihat semua itu menggunakan mata merahnya. Angin akhir musim gugur menerbangkan rambut keemasan di kepala seringan membawa kenangan manis. Aroma yang sangat Oz sukai dari hutan adalah aroma daun-daun lembab bercampur dengan embun pagi saat hari sudah mulai terang. Terlebih bumbu dari kristal salju yang sebentar lagi akan datang bisa menenangkan pikirannya yang rumit. Oz begitu menyukainya, entah karena apa, yang jelas semua itu begitu menyenangkan.

Salvator [On Hold]Where stories live. Discover now