Dua puluh Satu

1.7K 88 0
                                    

Claudia berhasil mengejar Agatha yang baru saja akan memasuki mobilnya.Ia kemudian meminta waktu pada Agatha untuk menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka dua hari ini.

Dan disinilah mereka duduk berhadapan di kantin rumah sakit.Agatha hanya memberikan Claudia waktu sepuluh menit untuk menjelaskan karena ia tidak punya banyak waktu.

Claudia tampak gugup dan canggung ketika berhadapan dengan Agatha yang menatapnya penuh intimidasi,tapi Claudia harus bicara.

''Jadi,aku dan Omar hanya teman.Kami tidak memiliki hubungan apapun selain teman kecil.Kami dulu bertetangga saat masih di texas''

Agatha masih diam,tapi matanya berkeliling mencari kebohongan dari wanita itu.

''Percayalah,Agatha.Omar mencintaimu,dia...''

''Kenapa kau ada di apartemen Omar?''

''A-apa?''

''Kau mendengar apa yang ku tanyakan?''

''I-itu...aku...kau tahu aku baru saja putus dari tunanganku,aku keluar dari rumahnya dan aku tidak memiliki keluarga di kota ini.Aku tidak sengaja bertemu Omar di jalan lalu ia menawarkan untuk menginap semalam sambil mencari tempat tinggal untukku.Itu saja.Dan maaf,saat itu aku tidak tahu kalau Omar punya pacar,jadi...''

''Berhenti.Biar ku artikan..jadi kalian melakukan reuni,begitu?''

''Secara tidak sengaja,Agatha.Omar adalah orang yang baik.Dia memang tidak banyak bicara,tapi di balik diamnya dia pria yang peduli''

''Aku tidak tahu dia sebaik itu''Ucap Agatha,sarkastik.

Claudia tersenyum hambar.

''Kau tahu kenapa Omar kecelakaan?''

Agatha mengangkat bahu.Ia nampak tidak peduli.

''Omar ingin mengejarmu.Dia ingin menjelaskan padamu,tapi sayangnya ia terjatuh dua kali.Pergelangan kakinya terkilir karena berlari tergesa-gesa mengejarmu''

''Benarkah?''Matanya melebar.

''Ya''

Agatha merapatkan bibirnya.Ia hanya mengamati wajah Claudia berharap wanita ini tidak berbohong padanya.

''Omar sangat mencintaimu,Agatha.Aku belum pernah melihatnya seserius ini dengan seorang perempuan.Hanya kau''

Agatha membuang pandangannya kesamping.Tidak mampu menatap Claudia.Agatha menggigit bibirnya.Ia menahan air matanya.Ia tidak mau menangis di depan wanita itu karena semua yang di katakannya belum tentu benar.

''Agatha!''Suara yang familiar memanggil namanya.Agatha mendongak dan mendapati teman lamanya telah berdiri di hadapannya.

''Zac?''

''Ternyata benar itu kau''

''Kenapa kau di sini?''

''Anu...aku...''Zac mengalihkan perhatiannya pada wanita yang duduk di depan Agatha.Matanya membulat.

''Cla-claudia?Kau juga disini?''

''Apa kabar,Zac?''Perempuan itu tersenyum ramah.

''Ba..baik.Kalian saling mengenal?''

''Hanya kebetulan''jawab Agatha.

''Oh''Mulut Zac membulat.

''Kenapa kau ada disini,Zac?Siapa yang sakit?''

''Anu...itu...Os..Oscar...dia...''

''Ada apa dengan Oscar?Dia baik-baik saja,kan?''tanya Claudia cepat.Ada kekhawatiran di matanya.

''Dia sakit.Kata dokter dia dehidrasi''jelas Zac,gugup.

''Kau mengenal Oscar?''tanya Agatha menyelidik.

''Sebenarnya Oscar adalah mantan tunanganku''

Jantung Agatha berdegup kencang.Ternyata selama ini ia berbicara dengan wanita yang telah membuat Oscar meninggalkannya.

''Boleh aku melihatnya sebentar?''tanya Claudia masih dengan wajah cemas pada Zac.

Zac melirik Agatha yang matanya menatap ke bawah.

''Te-tentu.Dia sedang tidur saat aku meninggalkannya.Kau tidak ikut,Agatha?''

''Tidak.Kalian saja''

''Aku duluan,Agatha''

Agatha mengangguk lemah.Ia melihat kepergian Zac dan Claudia hingga mereka menghilang di ujung koridor.

Oscar sakit,tapi,Omar juga sedang sakit,tapi Oscar ada yang menjaganya sekarang sedangkan Omar,ibunya sedang pulang kampung jadi,otomatis tidak ada yang menjaganya.

Agatha menghembuskan napas dengan panjang.Ia mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang.Beberapa menit kemudian otaknya pun berpikir bahwa ia harus menemui Omar untuk melihat keadaan pria itu.

Agatha membuka pintu pelan-pelan.Ia melihat Omar yang tertidur dengan lelap di atas bankar.Ia laku duduk di bangku disamping tempat tidur pria itu.

Agatha memperhatikan wajah pria itu dalam diam.Wajah pria itu terlihat sangat damai.Agatha penasaran mimpi apa yang sedang di alami kekasihnya itu hingga ia tersenyum dalam tidurnya.

Agatha menyandarkan bahunya.Ia melipat kedua tangannya di dada dan tanpa sadar ia tertidur dalam posisi yang tidak nyaman itu,tapi Agatha mengantuk dan ia tidak peduli.

Agatha terbenam dalam bunga tidurnya.Di mimpinya ia bertemu dengan Oscar di kaki bukit yang di penuhi berbagai warna bunga tulip.Bunga kesukaannya.Disana Omar tengah memetik satu persatu bunga.Ia mengumpulkannya kedalam pelukannya lalu berlari menemui Agatha dan memberikannya pada perempuan itu dengan senyum yang belum pernah Agatha lihat dari pria itu.

Oscar lalu berjalan mundur sambil melambaikan tangannya.Agatha ingin mengejarnya,tapi seseorang memegang tangannya mencegahnya untuk menghampiri Oscar.Agatha tidak tahu siapa orang itu karena wajahnya tertutup kabut yang tebal.

Agatha lalu kembali melihat Oscar yang sudah semakin menjauh.Pria itu tetap berjalan mundur dan masih melambaikan tangannya hingga pria itu menghilang di telan kegelapan.Agatha merasa matanya memanas dan ia dapat lagi membendung airmatanya.

Agatha tidak tahu ia sudah berapa lama tertidur,namun ketika ia bangun ia merasakan elusan di puncak kepalanya.Agatha mengerjap.Ia melihat ke sekeliling ruangan yang asing baginya.Hidungnya mengeriyit ketika mencium aroma yang membuat perutnya mual.

''Kau sudah bangun?''

Agatha tersentak mendengar suara tegas itu.Pria itu tersenyum seperti tidak memiliki masalah.

''Omar?''

''Tidurmu sangat nyenyak''

''Jam berapa sekarang?''Agatha memeriksa jam di pergelangan tangannya.

8.30 malam

Aku terlambat

''Aku harus pergi''ucapnya.Ia beranjak dari duduknya,tapi,Omar menahan tangannya.

''Agatha,maafkan aku.Aku dan Claudia tidak punya hubungan apa-apa.Tolong percayalah''Omar memasang mimik memelas.

Agatha mendesah pasrah.

''Claudia sudah menjelaskan semuanya.Tenang saja.Aku sudah memaafkanmu,tapi aku harus pergi sekarang.Aku akan datang lagi setelah jam kerja ku selesai.Istirahatlah.Kau harus cepat sembuh''

Agatha tersenyum kaku.Belum sempat Omar mengatakan apa-apa perempuan itu sudah ke luar dari ruangannya secepat kilat.

Omar tersenyum hambar.

Agatha,terima kasih dan maafkan aku...aku sudah...membohongimu

Tbc



Finding Oscar (New Story)Where stories live. Discover now