Tigabelas

2.1K 95 0
                                    

''Mom sudah menetapkan tanggal pernikahan kalian''

Oscar berhenti mengunyah makanan yang ada di mulutnya ketika mendengar berita itu ia lalu berpaling memandang ibunya dengan wajah terkejut.Sedangkan Claudia hanya memasang raut wajah biasa.

''Mom,bagaimana bisa kau melakukan itu?''

''Tentu saja aku bisa.Aku ibumu.Lagipula menunggu keputusan darimu itu terlalu lama.Tidakkah kau kasihan pada Claudia,dia sudah menunggu lebih dari lima tahun''ucap ibunya tegas.

''Tapi,aku belum siap untuk menikah''

''Sampai kapan kau akan mengatakan tidak siap,Oscar?

'Selamanya'

''Yang pasti untuk sekarang atau beberapa tahun lagi aku tidak siap''

''Jadi,kau ingin menunggu hingga mom mati''

''Mom,please.Aku tidak pernah berpikir seperti itu''

''Lalu kenapa?Alasan apa yang membuatmu menunda pernikahan ini,Oscar?''

'Aku tidak mencintai Claudia,Mom.Aku mencintai wanita lain'

''Kau tidak bisa memberikan alasannya''

''.....''

''Kalau begitu tanggal dua puluh delapan bulan depan kalian akan menikah''

''Mom''

''Apa?''

''Tolong mengertilah.Semenjak Daddy meninggal,aku yang bertanggung jawab atas keluarga ini dan perusahaan jadi,biarkan aku bernafas untuk sebentar''

''Jadi,kau merasa terbebani dengan tanggung jawab,Oscar termasuk pernikahan ini?''

''Ya''

''Kau...''

''Bibi,jaga emosimu''Claudia mengelus tangannya.

''Aku tidak menyangka,Oscar''

''Maafkan aku,Mom''

Oscar mendorong kursinya hingga terdengar derit kayu yang bergesekan dengan lantai keramik.Ia bangkit dari duduknya dan pergi dari ruang makan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Emily Delacrox menghela napas beratnya.Ia memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri.Claudia melihat itu,ia segera menghampirinya.

''Bibi,kau tidak apa-apa?''

''Aku tidak apa-apa,Claudia.Aku hanya terkejut dengan pengakuan,Oscar''

''Maafkanlah dia,Bibi''

''Aku tidak marah padanya.Aku hanya kecewa dan aku merasa sedih karena belum bisa menepati janji pada kedua orang tuamu''

''Jangan pikirkan itu,Bi''

''Bagaimana bisa aku tidak memikirkannya,kau dengan sabar dan setia menunggu Oscar sedangkan dia merasa terbebani atas semua ini.Oh,ya Tuhan.Maafkan aku,Claudia''

Claudia berjongkok di hadapan ibu Oscar.Ia menggenggam tangan keriput wanita itu.

''Ini bukan salahmu,Bibi tapi,waktunya memang belum tepat.Suatu saat nanti kami pasti akan menikah''

''Aku harap sebelum aku mati,kalian sudah menikah''

''Bibi,jangan katakan itu.Kau akan sehat seperti dulu.Kau harus kuat,Bi''

''Terima kasih,Claudia.Kau gadis yang sangat baik.Orang tuamu beruntung memiliki putri sepertimu''

''Bibi sudah ku anggap seperti orang tuaku sendiri.Aku menyayangimu''

''Aku juga menyayangimu,Claudia''

Dua wanita berbeda usia itu lalu saling berpelukan.

'Aku berjanji,Bi akan membuat Oscar menyetujui pernikahan ini'

***

Oscar tidak sadar dengan apa yang dia katakan.Dia sedang emosi tadi.Oh,dia sungguh menyesal karena telah berkata seperti itu pada ibunya apalagi melihat wajah tua ibunya yang terpukul atas jawaban darinya.

''Aku sangat menyesal,Mom.Maafkan aku tapi,sampai kapanpun aku tidak siap menikah dengan wanita yang tidak aku cintai''

Oscar menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuknya.Otaknya berkelana memikirkan kejadian tadi dan Agatha yang bersama pria lain.Ia merasa hidupnya penuh kesialan.Tanpa sadar ia menghela napas lelahnya.

'Bagaimana kau masih bisa mencintai Agatha padahal wanita itu jelas-jelas sudah mengkhianatimu,Oscar'

Suara pikirannya tiba-tiba menggema di otaknya.Ia terbangun lalu duduk terpekur di sisi ranjang sambil meremas rambutnya bingga terdengar suara lain di hatinya.

'Agatha tidak bersalah.Semua ini adalah kesalahanmu,Oscar.Kau yang meninggalkannya'

''Ah...Damn it''Oscar mengumpat sambil meninju angin.

Saat ia berperang dengan hati dan pikirannya,pintunya kamarnya di buka oleh seseorang dan seketika Oscar bertambah kesal karena melihat perenpuan tidak tahu sopan santun itu masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi.

'Sial,aku lupa mengunci pintunya'

''Oscar''sebut Claudia.''Aku ingin bicara denganmu''

''Aku tidak ingin membahas apapun dengamu''

''Dengar,Oscar.seperti yang pernah aku katakan,kesehatan ibumu tergantung pada hubungan ini.Jika kau tega membuat ibumu terluka,itu terserah padamu tapi,jika sampai terjadi sesuatu pada ibumu itu adalah kesalahanmu sendiri.Kenapa?Karena kau yang membuatnya sakit seperti ini''

''Kau sedang berkata apa,Claudia?''

''Aku tidak ingin mengulang perkataanku,Oscar.Kau hanya punya waktu tiga puluh hari untuk berpikir atau kau mungkin ingin menyelesaikan masalahmu.Aku tidak peduli yang pasti seperti yang Bibi katakan kita akan menikah bulan depan dengan atau tanpa persetujuanmu''

''Kau tidak bisa mengancamku''

''Aku tidak mengancammu.Ini kenyataan.Kau pikir aku senang dengan hubungan ini?Tidak.Sama sekali tidak.Mungkin seperti kau,aku juga mencintai orang lain tapi,aku mengorbankan perasaan ini demi ibumu karena dia sudah ku anggap seperti ibuku sendiri.Aku tidak bisa membayangkan jika aku harus kehilangan Bibi Emily.Aku menyayanginya.Aku ingin membahagiakannya''

''Omong kosong''

''Itu terserah kau mau percaya atau tidak tapi,yang pasti selama tiga puluh hari ini berpikirlah dan selesaikan urusan-urusanmu.Jika kau memang mencintai ibumu maka lakukan apa yang menjadi keinginannya jika tidak bersiaplah untuk menangis,Oscar''

''Kau benar-benar.....''

''Maafkan aku tapi,aku harus melakukannya.Selamat malam''

Claudia berpaling,berjalan menuju pintu.Saat ia memegang gagang pintu kamar ia berbalik dan mengatakan;

''Pikirkan,Oscar''

Ia pun menutup pintu dengan gerakan pelan.

''Ahh.......''

Oscar mengerang.Ia memegang kepalanya yang terasa akan pecah.Ia tidak menyangka,bahwa tidak ada jalan keluar dari masalah yang semakin pelik ini.Kesehatan ibunya tergantung pada keputusannya tapi,dia tidak bisa memilih jalan yang di pilihkan oleh ibunya tapi,jika ia mengambil jalan lain maka ibunya yang akan menerima akibat dari kesalahannya.Bukan Claudia saja yang menyayangi ibunya.Ia juga.Bagaimana pun Emily Delacrox adalah ibunya,ibu kandungnya dan ia sangat menyayangi wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya.Hidupnya menjadi benar-benar rumit.

''Apa yang harus aku lakukan,Tuhan?''

TBC

Finding Oscar (New Story)Where stories live. Discover now