"hei, kenapa bangun?" Jeno dengan deep voicenya.

"kebangun." suara Jisa benar benar kecil dan pelan.

"mama sama papa udah pulang?"

Jeno mengangguk mendengar pertanyaan dari Jisa. "kenapa kamu masih disini?" tanya Jisa kembali dengan matanya yang masi sayu.

"gapapa." kata Jeno lalu tersenyum. "tidur lagi, besok sekolah." Jeno memeluk dan mengelus kepala Jisa dengan lembut.

"hngh tunggu dulu" Jisa kembali menatap Jeno walaupun pandangannya terlihat sayu. Ia kemudian mengecup bibir Jeno dengan mudah karena mereka sudah tidak ada jarak lagi.

"mau pindah ke kamar?"

Tanya Jeno dan Jisa hanya mengangguk. Jeno kemudian berusaha berdiri dan menggendong Jisa yang masih terbungkus dengan selimut seperti anak bayi.

"kamu terlalu kurus, Sa."

Kata Jeno setelah meniduri Jisa di kasur lipat dan ia pun ikut berbaring disamping Jisa.

Jisa pun langsung memeluk tubuh Jeno. "nanti juga gemuk lagi."

"ga gemuk kalau kamu gamau makan."

Okay Jeno masih mempermasalahkan pola makan Jisa yang memang tidak teratur.

Jisa kembali menatap Jeno, "aku gatau kenapa, tapi bisa aja bawaan bayinya kan?"

"tetep harus dipaksa, jangan nyiksa bayi kita."

Jisa tersenyum mendengar itu. "bayi kita."

Jeno sangat gemas melihat Jisa yang mengantuk seperti orang mabuk. Hampir mirip.

Bergerak sedikit lagi, hidung mereka sudah bersentuhan.

Lagi lagi Jisa mengecup bibir Jeno berkali kali.

"hei kamu kenapa sih,hm."

Jisa menggeleng. "pingin cium aja."

Cup

Cup

Cup

Cup—

Kecupan terakhirnya menjadi ciuman yang lembut. Jeno menahan tengkuk Jisa, sesekali dielus dengan lembutnya.

Jisa hanya diam sambil memejamkan matanya. Ia memeluk pinggang Jeno dengan erat.

"hnghh.." Jeno segera melepas ciuman mereka karena lenguhan Jisa.

"lagi."

Jeno menggeleng mendengar permintaan Jisa. "engga. Nanti mama sama papa kamu dengar. Udah tidur lagi."

"mereka tidur ga akan denger, Jen." Jeno hanya diam. Jisa seperti tidak sadarkan diri saat mengucapkan hal tersebut.

"aku.. pingin tinggal bareng sama kamu, berdua doang. Sama anak kita nanti." lanjut Jisa

Jeno mencium kening Jisa. "iya nanti kita tinggal sama keluarga kecil kita. Tunggu, ya?"











--

Ah jeno sialan halu tingkat dewa gue. Jncok.

Oh iya, gue adem banget liat ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Oh iya, gue adem banget liat ini

Oh iya, gue adem banget liat ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
[1]MISTAKE; happier | Lee Jeno✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora