Hukuman

73 8 2
                                    

Andai lo sukanya sama gue, pasti gue bisa bahagia banget
*Aura Syifa Narendra*

Buk

Buk

Meyra mulai menghajar cowok kurang ajar itu. Tapi di sisi lain ada Farah yang mulai diganggu oleh dua cowok lainnya. Farah tidak bisa melawan, dia hanya bisa menepis saat mereka ingin menyentuhnya.

"Ngapain sih lo pegang-pegang?" Farah mundur untuk menjauh dari kedua cowok itu.

Dan tiba-tiba.

Buk

Bukan Meyra yang menghajar cowok itu, melainkan Rega. Rega menghajar cowok-cowok kurang ajar itu dengan Meyra dan menyuruh mereka pergi. Akhirnya ketiga cowok itu pergi meninggalkan tempat itu.

"Makasih." ucap Farah kepada Rega.

"Iya sama-sama." jawab Rega.

"Lo bisa berantem?" tanya Rega kepada Meyra.

"Sedikit" jawab Meyra.

Meyra pernah ikut bela diri saat SMP, jadi dia bisa menghajar cowok tadi. Walaupun penampilannya terlihat cantik, dia adalah tipe cewek yang tomboi.

"Oh"

"Makasih." Ucap Meyra singkat.

Dengan penampilannya yang sudah sedikit babak belur, ia bergegas pergi dari hadapan Rega. Entah karena apa Meyra merasa jengkel kepada Rega. Mungkin karena Rega adalah seseorang yang selalu memerhatikannya secara diam-diam saat di kelas.

"Sama-sama." Jawab Rega.

"Ra tungguin gue dong" teriak Farah.

"Rega, maafin Meyra ya, makasih udah mau nolong gue sama Meyra tadi, kalo gak ada lo gak tau deh nasib gue sama Meyra gimana. Oh iya nama gue Farah" Farah mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Iya santai aja. Salam kenal." Rega membalasnya.

Farah langsung pergi meninggalkan Rega dan berlari mengejar Meyra yang sudah nampak jauh.

...

Meyra ternyata berjalan ke arah masjid untuk menunaikan sholat Ashar.

Pikirannya masih tertuju pada seorang Rega. Ia merasa ada semburat rasa aneh di dalam dadanya ketika melihat wajah Rega. Sepertinya bukan rasa suka, ini berbeda.

"Woi Ra, main tinggal-tinggal aja, lo itu sama temen kesini jangan main tinggal dong, dan lo seharusnya makasih sama Rega yang udah bantuin kita, bukan malah cuekin dia kayak gitu, kan gue jadi gak enak sama dia." cerocos Farah.

"Kenapa jadi lo yang gak enak? Kan gue yang cuek?"

"Ya kan lo temen gue, gue tadi digangguin juga sama lo."

"Hmm yaudah lah ya gak usah dipikirin lagi, ayo sholat Ashar." Ajak Meyra tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.

"Ih lo mah gitu, yaudah ayo." Farah pasrah.

Selesainya menunaikan kewajiban, lagi-lagi mereka harus bertemu dengan Rega yang juga baru saja selesai sholat.

Rega menunjukkan senyumnya ke Meyra dan Farah. Namun Meyra justru cuek dengan Rega yang tersenyum ke arahnya.

"Ayo kita pulang" Meyra menarik tangan Farah.

"Ih sakit tau, jadi cewek jangan kasar dong."

"Diem."

Senja Sang PerantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang