TIGA

19.3K 1.2K 8
                                    

"Lo marah?" Naya yang asyik melamun di bangkunya, dikejutkan dengan kedatangan Sam yang tiba-tiba. Apalagi cowok itu malah menyenderkan kepala di bahunya. Naya kan jadi malu dilihatin anak-anak kelasnya.

"Nggak." Naya mendorong kepala Sam menjauh dari bahunya.

"Serius?"

"Iya. Gue cuma kesel sama cewek-cewek itu. Ganjen banget, mana ngatain gue cewek jadi-jadian. Apa salahnya sih style gue mirip cowok?!" Kesal Naya membuat Sam berdecak.

"Jelas salah. Bukan kodrat lo dandan kayak cowok. Minimal lo rubah dulu cara jalan lo yang kayak cowok itu," kata Sam. Naya memandangi Sam, menelisik seluruh tubuh sahabatnya itu.

"Nggak ada yang salah, tumben lo banyak omong." Sam mengedikkan bahunya tak acuh.

"Cuma ngasih saran, kali aja didengerin. Tapi kayaknya percuma juga gue kasih saran, lo kan bebal, telinga lo nggak bener-bener lo gunain dengan baik, malah kesannya kegoblokan lo udah mencapai batas rata-rata. Faktanya, lo juga nggak cantik, wajar kalau mereka ngatain lo," kata cowok itu yang membuat Naya berdecak. Ia memukul lengan Samudera kesal.

"Lo sekalinya ngomong panjang nggak bikin hati gue adem. Malah bikin gue gedek, sono ke bangku lo sendiri. Gue males deket-deket lo Sam," rajuk Naya kesal dalam hati berharap cowok itu tidak pergi dan terus menghiburnya. Tidak masalah bagi Naya mendapat rentetan kata-kata pedas dari mulut Samudera Archandra, baginya ia sudah sangat senang mendengar suara cowok itu.

"Oke." Dan ternyata Samudera benar-benar beranjak pergi, meninggalkan Naya dengan kekesalan yang semakin menjadi. Matanya melirik kesal pada Samudera yang berjalan santai menuju bangkunya.

"SAMUDERA KAMPRET!!" Teriaknya. Sam tak menghiraukan, malah berlagak acuh, seolah tak mendengar teriakan membahana sahabat karibnya itu. Sementara anak yang lain tanpa menggeleng-gelengkan kepalanya, gemas dengan tingkah dua sahabat itu.

***

Pulang sekolah wajah Naya masih terlihat masam, cewek itu sama sekali tak mengajak Sam berbicara meski pada akhirnya hanya akan mendapat balasan berupa gumaman dan paling mentok gerakan kepala mengangguk-angguk atau menggeleng dari sang sahabat.

Sam pun terlihat acuh, terkesan tidak menyadari kesalahannya.

"Tumben diem? Biasanya kayak bajaj," Sam akhirnya buka suara.

Melihat Naya yang tak berniat membalas ucapannya dan malah menelungkupkan kepalanya ke atas meja, membiarkan buku-bukunya masih berserakan membuat Sam kembali berbicara. "Lo sariawan? Atau sakit?"

Kelas sudah sangat sepi, hanya tinggal Sam dan Naya yang berada di bangku paling belakang. Jam pelajaran sudah berakhir sekitar tiga menit yang lalu, tidak sampai satu menit guru jam terakhir keluar dari kelas, semua siswa sudah meninggalkan kelas, ya kecuali Naya dan Samudera.

"Marah?" Sam kembali bertanya. Naya memandangi cowok itu dengan kesal.

"Masih nanya lagi. Menurut lo?" Kesal Naya.

"Oh," hanya itu respon Samudera yang membuat Naya ingin menendang kemaluan sahabatnya tersebut. Benar-benar tidak peka.

"Lo pulang aja dulu, males gue dibonceng cowok kayak lo," kata Naya. Sam mengangguk.

"Oke. Lagian gue mau nganter pacar gue," kata laki-laki itu, tanpa berbasa-basi lagi Sam langsung melangkahkan kakinya pergi begitu saja. Kanaya hanya melongo di tempatnya, pacar? Hebat juga Sam itu, sekarang siapa lagi pacarnya?

"Sam nyebelin, harusnya dia tuh bujuk gue! Nggak nyelonong gitu aja. Dasar sahabat nggak perhatian," kesal Naya.

Dengan segera Naya membereskan buku-bukunya, ia lupa bahwa kendaraan yang akan ia tumpangi nanti akan segera datang. Bisa-bisa kalau dirinya terlambat ke halte, ia bakal ketinggalan bis.

TBC

Future BoyfriendWhere stories live. Discover now