15

587 60 2
                                    

2 bulan kemudian.

"Ky, lo udah tau kalo kak Mingyu udah pacar lagi? Dia tadi dateng bareng sama senior kita juga" Dinda yang baru datang, langsung berbicara tanpa putus.

Kyra tetap pada posisinya. Membaca buku karena hari ini ia akan ujian semester.

"Gue lagi ngga mau ngomongin dia" sahut Kyra.

"Yeu, gimana-gimana juga dia temen kita. Kok dia ngga ngenalin ke kita ya? Bahkan koko aja ngga tau loh"

"Koko? Siapa koko?"

"Koko Hao" jawab Dinda polos.

"Aneh-aneh aja" sahutnya. "Dia udah asik sama dunianya sendiri. Diemin aja" ucap Kyra santai.

"Eh ngomong-ngomong lo sama kak Dikey gimana?"

"Ngga gimana-gimana" jawabnya acuh.

"Emang bener kalian balikan lagi?"

"Din, sejak kapan sih lo jadi kaya lambe turah? Berisik, ngegosip"

"Yeeee, sewot" sahut Dinda kesal. "Tapi ya menurut gue, kak Mingyu masih ada rasa sama lo deh. Waktu itu koko pernah cerita sama gue. Katanya dia sedih banget pas ngedenger lo balikan sama kak Dikey" sambung Dinda.

"Koko lo salah denger"

"Ih beneran, Kyra. Dan itu tuh sem...."

"Udahlah. Gue males bahas ini. Gue lagi belajar. Nilai gue harus bisa lebih Bagus kali ini! Balik ke kelas lo sana"

"Iya deh nona Kyra Queensha"

                                 .......

Sore ini sepulang kuliah, Kyra Dinda dan Hao pergi ke sebuah cafe langganan mereka. Tadinya Kyra menolak karena ia tak mau hanya jadi 'obat nyamuk' diantara mereka berdua. Tapi Dinda memaksanya. Katanya, ia sangat rindu mengobrol dengan Kyra seperti ini. Maklum belakangan ini, ia sibuk mengurus persiapan pernikahannya beberapa bulan kedepan.

"Kalo kalian mesra-mesraan di depan gue, gue bakal pulang" ancam Kyra.

Bagaimana tidak, Hao dan Dinda duduk berdampingan di depan Kyra. Sedangkan Kyra, ia duduk seorang diri dengan kursi kosong di sampingnya.

"Makanya cari pacar" ledek Dinda.

"Loh, bukannya Kyra balikan sama Dikey ya?" tanya Hao.

Belom sempat Kyra menjawab, Mingyu dengan santai menghampiri mereka.

"Sorry, gue telat" katanya.

Kyra tentu saja terkejut.

"Kalian ngajak dia juga?" tanya Kyra pada Hao dan Dinda.

"Iya! Emang kenapa? Itung-itung bisa temenin lo kan" kata Dinda.

Kyra bangkit dari kursinya. "Gue balik ya"

"Ky, mau kemana?" tanya Dinda menahannya.

"Gue balik. Gue males ada disini" jawab Kyra.

"Lo terganggu karena ada gue, Queen? Kalo iya, okey. Lebih baik gue yang pergi" kata Mingyu.

"Ngga usah! Gue ada urusan dirumah. Lepasin gue, Din"

"Ky, please"

"Lepasin atau gue ngga mau kenal lo lagi" ancaman Kyra kali ini membuat Dinda melepaskan tangannya. Ia tidak mungkin bisa kehilangan sahabat terbaiknya selama ini.

Kyra berjalan cepat keluar dari Cafe. Ia menunggu taksi lewat yang akan mengantarnya pulang kerumah.

"Gue anter lo ya?" Kyra menoleh dan mendapati Mingyu tengah berdiri di sampingnya.

Kyra diam tidak menjawab.

"Mau sampe kapan lo jauhin gue sih, Queen?" tanya Mingyu.

"Gue ngga jauhin lo kok" jawab Kyra tak menoleh.

"Kalo ngga ngejauhin, kenapa lo nolak gue anter?"

"Karena gue ngga mau. Lebih baik gue pulang naik taksi"

"Gue mau pindah ke luar negeri, Queen" kata Mingyu yang membuat Kyra kaget.

"Ke luar negeri? Kemana?"

"Australia. Gue mau lanjutin study gue disana"

"Kenapa dadakan?"

"Sebenernya ngga dadakan. Gue ngga tau mesti ngomong ke lo-nya kapan"

"Kapan berangkatnya?"

"Hari Minggu. Hmm berarti lusa" jawab Mingyu di akhiri dengan senyuman.

"Lusa? Dan lo baru ngomong ini ke gue sekarang?"

"Makanya please, biarin gue anter lo kerumah. Gue mau ngomongin ini ke lo" tersirat permohonan di wajah Mingyu.

Sesaat kemudian akhirnya Kyra mengangguk.

Jalanan ibu kota sepertinya sedang tidak bersahabat. Kemacetan kota Jakarta membuat orang-orang harus berlama-lama di jalanan. Begitu juga dengan Mingyu dan Kyra.

"Kak? Kenapa diem aja? Katanya mau ngomong" kata Kyra membuyarkan keheningan.

"Seperti yang gue bilang tadi, gue mau pindah ke Australi. Gue dapet beasiswa kedokteran disana"

"Berapa lama?"

"Ya sampe kuliah gue beres"

Kyra terdiam. Terbesit kesedihan di hatinya karena itu artinya, ia akan berjauhan dengan Mingyu.

"Sebenernya gue nyuruh Dinda sama Hao buat ngajak lo ketemuan karena gue pengen pamit sekalian sama lo. Gue yakin banget lo ngga bakal mau kalo gue ajak ketemuan langsung"

Belum sempat Kyra merespon, mereka sudah sampai di depan rumah Kyra.

"Gue pamit ya, Queen. Salam buat nyokap bokap. Maaf gue ngga bisa mampir karena harus packing" kata Mingyu.

Kyra mengangguk mengiyakan. "Nanti gue sampein"

"Gue boleh peluk lo sebentar aja buat terakhir kalinya? Please"

Kyra mengangguk seraya tersenyum.

Segera Mingyu menarik Kyra ke pelukannya. Ia memeluknya sangat erat.

"Baik-baik disana ya kak. Gue harap, kita masih bisa komunikasi meskipun jauh"

"Pasti! Jangan lupain gue ya, Queen" Mingyu melepas pelukannya. "Gue boleh minta satu permintaan lagi ke lo?" tanyanya.

"Apa?"

"Please, jangan anterin gue ke airport nanti. Gue takut kalo gue goyah pas ngeliat lo disana. Bisa kan?"

"Tapi....."

"Please, Queen. I beg you. Jangan anterin gue. Ok?"

Akhirnya Kyra mengangguk. "Ok!"

"Makasih ya"

Tbc.

First Love → DKWhere stories live. Discover now