6 : Otou-san... (Revisi)

8.4K 1.2K 147
                                    

Disclaimer : Naruto bukan milik saya

Don't like don't read

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC

.

.

6 : Otou-san...

.

.

"Kau benar-benar ingin melarangku bertemu dengan puteri kandungku sendiri?" Tanya Sakura dengan raut tidak percaya. "Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini!"

Sasuke mendudukkan tubuhnya di sofa dengan santai. Wanita pengganggu ini memaksa masuk ke rumahnya dan berteriak-teriak ingin bertemu Sarada. Ugh, meski baru beberapa menit ia menghadapi Sakura kepalanya langsung terasa pening.

"Mengapa tidak?" Balas Sasuke dengan acuh.

Sakura menepuk-nepuk dadanya. "Aku adalah ibu kandung Sarada! Aku yang mengandungnya di perutku selama sembilan bulan dan yang telah berjuang untuk melahirkannya! Aku memiliki hak untuk bertemu dengannya!"

Sasuke menghela nafas. "Kau sendiri yang telah mengatakan dengan jelas bahwa kau tidak menginginkannya."

"Itu dulu!" Sepasang mata Sakura lalu berkaca-kaca. "Sasuke, aku melahirkan Sarada saat usiaku 18 tahun. Saat kelulusan SMA, tidak ada seorangpun yang tahu jika aku telah hamil tiga bulan. Aku panik! Aku tidak ingin masa mudaku berakhir begitu saja! Aku belum siap menjadi seorang ibu di usiaku yang baru 18 tahun!"

Sasuke menatap Sakura dengan tajam. "Aku juga tidak siap menjadi seorang ayah di usiaku yang baru menginjak 18 tahun."

"Kau dan aku berbeda, Sasuke. Menjadi seorang ayah tidak sama dengan menjadi seorang ibu."

Sasuke tertawa getir. "Tidak sama?! Apanya yang tidak sama?! Seorang ayah juga memiliki tanggung jawab yang besar! Kau melimpahkan tanggung jawabmu begitu saja padaku. Kau lebih memilih lari dan menelantarkan anakmu sendiri yang baru berusia tiga hari!"

"Aku tidak memiliki pilihan lain! Apa yang bisa kulakukan?! Orang tuaku membenciku!"

"Tidak memiliki pilihan?! Mungkin keluarga Haruno telah angkat tangan, tapi keluarga Uchiha bersedia bertanggung jawab atas dirimu dan Sarada. Aku bersedia bertanggung jawab dengan menikahimu." Sasuke menunjuk-nunjuk dirinya sendiri. "Tapi apa jawabanmu?! Kau mengatakan jika kau tidak menginginkannya. Kau mengatakan jika kau lebih memilih pergi daripada harus membesarkan puteri kandungmu. Kau lebih memilih melajang daripada menjadi istri Uchiha. Kau bahkan menandatangani surat perjanjian dan menyerahkan hak atas Sarada padaku sepenuhnya."

Kini suara Sakura melemah. "Aku tahu jika aku dulu memang bodoh. Aku menyesali keputusan yang telah kuambil dulu. Aku benar-benar ingin bertemu dengan Sarada. Kumohon Sasuke, pertemukan aku dengannya."

Sasuke menunjuk ke arah pintu. "Pergi dari rumahku sekarang juga."

"Sasuke, beri satu kesempatan padaku. Kumohon..." Pinta Sakura dengan memelas.

"Pergi." Suara Sasuke semakin meninggi.

"Mengapa kau bersikap sekejam ini padaku?!"

"Kau yang bersikap kejam terlebih dulu. Apakah kau sudah lupa kejadian dua tahun lalu? Saat itu Sarada benar-benar ingin bertemu denganmu, awalnya kau menyetujuinya, bahkan kau mengundang kami datang ke rumahmu. Tapi apa yang terjadi? Ketika kami berdua berada di depan pintu rumahmu yang terbuka sedikit, kau berkata dengan jelas pada orang tuamu jika kau tidak menyukai Sarada karena gara-gara melahirkannya hidupmu menjadi hancur." Sasuke lalu tersenyum getir. "Apakah kau tahu betapa hancurnya hati anak itu ketika mendengarnya?"

Diamond (Revisi)Where stories live. Discover now